PULANGNYA BAPAK

13 5 1
                                    

        Pria yang lanjut usia itu adalah bapakku. Ia senatiasa dengan potongan rambut cepak yang menjadi model favoritnya. Banyak yang mengira jika bapak adalah angggota polisi, karena posturnya yang gagah dan tegap dan selalu berpakaian sopan dan rapi. Kenyataannya bapak hanyalah seorang pensiunan PNS.  Bapak seorang yang tegas, disiplin, walaupun begitu ia tetap santai dengan anak-anaknya. Aku adalah anak terakhir dari dua bersaudara. Kakak ku sudah berkeluarga sendiri, dan aku adalah anak bapak yang paling dekat dengannya. Bagiku bapak adalah sosok yang paling hebat, walau usianya yang tak lagi muda bapak tak pernah lelah untuk mengantarku sekolah membantu aktivitas sekolahku.

                  Aku sekarang duduk di kelas XI SMK, usiaku 16 tahun. Bapak tak pernah memberi ijin untuk mengendarai sepeda motor sendiri. Kemanapun aku ingin pergi bapak yang mengantarku kalau ia sedang santai. Kata ibu aku adalah anak yang bapak sayangi dan saat itu kelahiranku yang selalu ditunggu bapak. Aku bukanlah 'anak manja' yang dimanja oleh bapak, justru bapak selalu over protektif padaku. Itulah yang membuat aku risih karena aturan-aturan bapak.

                "assalamu'alaikum.. Amy berangkat ya pak!!" seperti biasanya aku berpamit pada bapak sebelum memasuki halaman sekolah. "ya waalaikum salam nak hati-hati ya!! Jangan pulang dulu kalau bapak belum jemput, kalaupun nanti bapak nggak bisa jemput nanti bapak kabari!!" pesan bapak yang tak pernah berubah sejak aku kelas 4 SD.  "iya paaaaaakk.." jawabku dengan asal asalan.

               Kriiiing..Kriiiing..Kring.. Bel pulang berbunyi waktunya pulang, saat aku keluar gerbang sekolah bapak sudah berada di atas motornya.. Helm yang dibawa bapak diberikan bapak pada ku.
"tadi bapak dapat uang pensiun, kamu mau apa nak??" tanya bapak saat di perjalanan.
"beneran pak, eehmm Amy pengen sepatu sneakers sama topi yang kaya artis Korea itu loh pak.. Boleh nggak??" maklum aku adalah penggemar artis Korea.
"dimana belinya??" tanya bapak lagi.
"disana pak , di toserba dekat bank itu pak" jawabku penuh semangat. Tanpa sepatah kata bapak langsung menuju ke toko Toserba yang aku maksud.
Sesaat setelah sampai di toko itu aku berlari menuju pintu toke dengan girang..
"bapak.. Ayo.. Amy semangat banget niih" teriakku macam anak-anak TK.

                  Sepulang dari toko itu aku tak bisa berhenti tersenyum karena akhirnya keinginanku terwujud karena bapak. "gimana kamu seneng my??" tanya ibu "bukan cuma seneng bu.. Ini tuhh lebih dari seneng" bapak hanya tersenyum melihat aku merasa senang.

                Hari ini kakak pulang ke rumah sendiri, karena suaminya sedang ada pekerjaan di luar kota. Malam ini kami berempat dapat makan malam bersama lagi setelah kakak menikah. Saat makan malam sepertinya bapak terlihat kurang sehat.. Tapi bapak tetap berusaha baik-baik saja didepan anak-anaknya.
Dimeja makan aku dari tadi memainkan poselku, dan membuat bapak mengajukan pertanyaan. "kamu ngeliatin apa nak?? Dari tadi makan gak fokus.. Chattingan sama siapa??"
"oh ini chattingan sama temen pak" jawabku
"cowok apa cewek??" tanya bapak penuh selidik
"cowok pak.." jawabku santai
"sudah main HP nya sekarang makan, kamu nanti jadi kebiasaan main HP pas lagi makan!!" nada bicara bapak mulai meninggi. Dan setelah itu bapak langsung pergi ke kamarnya.. Ibu dan kakak hanya diam tak berkutik melihat kejadian itu..

               Setelah selesai makan aku langsung menuju kamar untuk mengerjakan tugas, ibu dan kakak sibuk di dapur. Sesaat setelah aku belajar ibu berteriak memanggilku "AMY TURUN NAK.. BANTUIN BAPAK!!!"
mendengar itu aku langsung turun ke bawah menuju kamar bapak. Dan kulihat bapak sudah tergeletak di pangkuan ibu diatas lantai.. 5 menit kemudian ambulan datang.. Petugas medis membawa bapak ke rumah sakit. Ibu menemani bapak didalam mobil ambulan.
Aku dan kakak menyusul ke rumah sakit dengan naik motor.

             Kata dokter rumah sakit, penyakit jantung bapak kambuh lagi.. Beberapa saat kemudian bapak mulai terbangun dari pingsannya. "Amy nak!!" aku mendekat ke ranjang bapak.. "kamu besok sekolah diantar kakakmu ya.. Maaf bapakk.. Gak bisa antar jemput kamu!!"
"sudah pak itu gak usah bapak pikirkan sekarang bapak istirahat saja ya! Biar bapak cepat sembuh!" aku merasa kasihan pada bapak. Saat sakit pun ia tetap memikirkan tentang ku.

                Malam itu aku dan kakak pulang ke rumah, ibu tak memberi ijin agar aku menemani bapak di rumah sakit, karna aku harus sekolah. Malam itu aku tak dapat tidur. Semalaman aku terjaga ku sibukkan diriku dengan membuka blog milikku, main HP hingga makan camilan di kamar. Saat adzan subuh berkumandang dari surau dekat rumahku, aku sembahyang subuh untuk memohon doa dan ampunan untukku, bapak, ibu, dan kakakku. Saat ku berdoa untuk bapak air mataku tanpa perintah mengucur deras di pipiku. Entah kenapa aku selalu memikirkan bapak. Saat matahari mulai menampakkan diri aku sudah mandi dan bersergam.. Sarapan hari ini hanya aku dan kakakku, terasa sepi tanpa hadirnya bapak dan ibu.. Selesai sarapan aku bersiap di halaman untuk berangkat sekolah.

                Hari ini aku berangkat pagi-pagi sekali, sebelum ke sekolah aku meminta kakak untuk mampir ke rumah sakit untuk menengok bapak dan ibu. Sesaat setelah berjalan melewati bangsal rumah sakit yang cukup membuatku capek, akhirnya setelah sampai juga di kamar rawat bapak. Kulihat bapak sudah bangun dan ibu sedang menyuapkan sesendok bubur ke mulut bapak dengan penuh sayang. Aku menyalami tangan bapak dan ibu.
"bapak udah mendingan??" tanya kakak pada bapak
"udah nak alhamdulillah.." jawab bapak dengan senyumnya.
"kamu mau berangkat sekolah nak?" tanya bapak
"iya pak, Amy mau sekolah!!" jawab ku
"nak bapak pesen sama kamu, hati-hati dijalan, sekolah yang pinter yang kreatif, buat bangga bapak, ibu, dan kakakmu. Kamu boleh naik motor kalo udah kelas XII semester 2 ya! Satu lagi gak usah pacaran sebelum waktunya yah" tutur bapak dengan nada halus tapi tegas. "iyaaaaaa pak" jawabku singkat padat jelas.
"yaudah pak! Amy sekolah dulu. Assalamualaikum pak bu!" pamitku dengan sedikit kesal karena bapak memulai pembicaraan tentang pacar. "waalaikum salam" sahut bapak dan ibu singkat. Aku dan kakak mulai pergi meninggalkan kamar rawat bapak.

Sesampainya di gerbang sekolah..             
           "kak, Amy berangkat, assalamualaiku" ucapaku sembari menyalami tangannya.
"waalaikum salam, inget kata bapak sekolah yang pinter kreatif jangan pacaran." sahut kakak dengan nada menggoda.
"kak apaan sih.. jangan ikut-ikutan bapak deh, selalu yang dibahas pacaran mulu.. Padahal Amy gak pacaran, chatting sama cowok aja gak boleh, dikira pacaran."Tukas ku "udahlah aku mau masuk dulu.. Da" tanpa ku hiraukan kakak , langkah kaki ku percepat untuk menuju kelas.

              Jam tanganku menunjukan pukul 10.30 saatnya pelajaran ke 5 dimulai. Aku dan Putih, teman sebangku ku, berbicara tentang artis Korea yang tengah naik daun, sambil menunggu guru pengajar datang. Namun ditengah perbincanganku dan Putih, Hpku berdering tanda ada panggilan masuk ternyata kakak
"halo, ya kak?" sahutku
"Mi.. kamu keluar kelas,, sekarang!!!" jawab kakak yang nampak dingin
"tapi kak ak.."
"Bapak meninggal, kakak udah di ruang BK.. Kakak udah minta ijin ke wali kelas kamu.." jawaban dari kakak membuatku seketika terkulai lemas. Air mataku mengucur deras. Panggilan dari kakak ku akhiri, sungguh tak ku sangka bila bapak akan pergi secepat ini.. Aku langsung menangis dipundak Putih.
"yang sabar ya Mi, semoga amal ibadah bapak kamu diterima di sisiNya.. Aku turut berduka cita Mi.."
Putih langsung membawaku keluar kelas dan menuju BK untuk menemui kakak.

                  Aku pulang dengan kakak dengan perasaan campur aduk, antara sedih & bersalah. Sesekali air mataku terjun dengan bebas. Sesampainya di rumah , aku berlari menuju ruang tengah untuk menemui bapak yang telah terbujur kaku. Tak ku indahkan teriakan orang-orang disekelilingku, aku hanya ingin memeluk bapak. Aku harap ini hanya mimpi
"Bapak bangun.. Ayo bangun paaakk" teriakku sambil menagis
"ayo kita makan es krim lagi, nanti Amy ajak jalan-jalan... Tapi bapak harus bangun... BAPAAAAAAAAK!! BANGUUUN PAAAK!!" rasanya aku tak rela bapak pergi begitu saja.. Tangis ku pecah sepecah-pecahnya ketika bapak akan dibawa ke rumah barunya, bercampur tanah, cacing dan belatung. Aku tak kuasa tuk berdiri.
Hingga para pelayat pergi aku masih disamping kuburan bapak.

                   Sejak kejadian itu, aku sebisa mungkin tuk mewujudkan keinginan bapak. Aku semakin menyibukkan diri dengan belajar dan memeperdalam agama, aku pun juga tak mau pacaran. Ibu yang sebelumya terpuruk karena kepergian bapak kini mulai bangkit kembali, ia sebaik mungkin merawat aku hingga aku menjadi orang yang berguna. Aku ingin membuat bapak disana tersenyum melihat anaknya sukses. Dalam doa yang kupanjatkan 'ya allah jadikanlah aku ini anak yang dapat membagakan kedua orang tuaku, lindungilah bapak dari siksa mu, ampunilah dosanya, ampunilah dosaku pada bapak.. Jangan kau ambil nyawaku sebelum bapak tersenyum melihatku disurga sana'.

KUMPULAN CERPENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang