"DIBALIK SENYUM MANIS BUNDA, MENYIMPAN BERJUTA LUKA DARI MASA REMAJA HINGGA AKU ADA DI DUNIA"
~DIBALIK SENYUM BUNDA~Perkenalkan aku Gishella Mulia Sari, duduk di bangku kuliah semester 3 fakultas ilmu gizi. Umurku menginjak usia 20 tahun, namun masih juga jomblo. Wanita paruh baya yang sedang mengelap meja itu adalah bundaku, yang melahirkanku ke dunia. Ia bernama Namila Sukaesih para tetanggaku menyapa bunda dengan sebutan 'Jeng Mila', 'Bu Mila', kalo anak-anak tetanggaku manggil bunda dengan sebutan 'Tantee Mila'. Aku adalah anak pertama dari 2 bersaudara, adikku bernama Reynando Putra Dewantara panggilannya bisa 'Rey' bisa 'Nando', dia sekolah di SMA kelas XII. Ada yang tanya tentang ayah? Ayahku bekerja di Turki sudah 5 tahun ia disana. Ayah mempoligami bunda sejak 2 tahun belakangan. Bunda rela di poligami oleh ayah alasannya karena apa aku gak tau. Kalo ditanya kenapa mau di poligami jawab bunda ' yang penting dia bahagia, tapi tetap bertanggung jawab ' gitu deh intinya.
Ada yang menarik dari bunda bagiku, sebagai anak yang paling dewasa aku selalu ingin tau tentang kehidupan orang berumah tangga. Aku selalu bertanya tentang masa bunda pacaran hingga menikah. Dan banyak yang membuatku tercengang tentang bunda.
Suatu hari, saat bunda sedang santai aku bertanya pada bunda,
"bun, dulu gimana sih rasanya pacaran waktu jaman bunda dulu??"
"kenapa nanya gitu??" sahut ibu dengan senyum tersipu malu
"ya.. Gapapa sih aku pengen tau aja"
"oohh.. Jadi waktu bunda pacaran jaman dulu itu, beda jauh sama sekarang. Kalo jaman sekarang mau hubungin si doi udah bisa pakai Hp lewat SMS, WA, atau lainnya.. Kalo dulu mau ngehubungin pacar aja harus pakai surat, kita berbalas surat dan yang bikin seneng itu nunggu balesan dari si pacar, kalau mau telfon harus ke wartel dulu abis itu ngantrinya panjang lagi.. Tapi pas nunggu itu jadi hal yang menyenangkan."
jelas bundan panjang lebar
"kenapa bun??" tanyaku penuh dengan rasa penasaran
"pas lagi ngantri di wartel itu kalo yang cewek-cewek lagi ngantri kadang ada cowok yang ngedeketin, trus kenalan ngobrol bareng dan lama-lama suka main kerumah dan yah gitu ujung-ujungnya pacaran"
"ooh gitu yah bun.. Kalo bunda sendiri udah berapa kali dapet pacar??" pertanyaan yang kuajukan langsung terlontar dari mulut ku
"banyak kalo dihitung pake jari udah gak keitung palingan.. " jawab bunda sembari tersenyum
"bunda pernah gak dikecewain sama pacar trus diputusin??"
"sering" what bunda kok kuat sih bolak-balik dikecewain
"beneran bun??"
"iya beneran masa bunda bohong"Sepertinya bunda memanglah wanita yang paling 'bakoh' hatinya. Berulanng kali bunda di sakiti, dikecewakan, bunda biasa-biasa aja tuh. Sungguh luar biasa... Aku juga pernah usil bertanya-tanya tentang para mantan ibu.. Salah satu diantaranya pernah hampir menikah dengan bunda, namun gagal karena pria idaman bunda itu adalah suami orang lain. Mendengar berita itu, ibu langsung depresi hingga 3 hari bunda tak makan saat itu, bunda hanya mengurung diri di kamarnya saat itu.. Dari pengalaman itulah membuat bunda biasa-biasa saja jika disakiti atau dikecewakan pria yang bersama bunda. Bunda pun juga pernah bercerita bahwa ia sudah menikah 3 kali dan yang terakhir adalah ayah.. Pernikahan bunda yang pertama dan kedua tak berjalan mulus. Yang pertama pernikahan bunda hanya bertahan 2 bulan, yang kedua bertahan 1,5 bulan 'suami-suami' bunda itu semuanya pergi meninggalkan bunda hanya karena wanita lain.
Sekuat-kuatnya hati bunda pasti rapuh juga. Bunda pernah menangis karena perkataan orang lain yang tahu bahwa bunda sudah 3 kali menikah tapi tak pernah berjalan dengan lancar. Waktu itu bunda dituduh sebagai 'wanita murahan'. Bunda tak terima dengan perkataan itu, langsung membela diri. Ia mengadukan orang itu ke polisi karena pencemaran nama baik dan akhirnya si orang itu di kurung selama 1 tahun 3 bulan.
Didepan aku dan Nando, bunda memang seorang ibu yang baik penuh keceriaan dan selalu aktif dengan anak-anaknya. Suatu saat aku pernah melihat bunda duduk termenung di balkon rumah sambil menatap keluar yang gelap, nampak sebulir air mata jatuh di pipinya. Sembari ku dengar bunda berkata
"samapai kapan aku harus berusaha tetap tersenyum bahagia didepan anak-anakku padahal hatiku dirundung berjuta rasa luka"
Melihat kejadian iti aku tak berani bercerita pada bunda, aku sebenarnya tahu bahwa bunda menyimpan kesedihannya untuk dirinya sendiri ia tak mau melihat anaknya ikut bersedih karena merasa kasihan padanya.Rasa iba selalu tersirat saat melihat ibu duduk di ruang tengah, wanita yang rela di poligami oleh suaminya. Tanpa mengenal kata lelah ia membesarkan anak-anaknya.. Selalu berusaha tersenyum walau hatinya kecewa.. Rasa sakit hati mungkin sudah menjadi makanan harian bunda, mulai dari caci maki para tetangga usil. Jadi bahan bulian oleh netizen julit.. Tak tau harus ku apakan bunda agar ia tak merasa sakit hati lagi.. Rasa cinta bunda pada ayah jadi yang terakhir sampai malaikat pencabut nyawa merebut kembali nyawa bunda, sayang bunda pada ayah tak akan berubah, walau sudah tak lagi serumah.

KAMU SEDANG MEMBACA
KUMPULAN CERPEN
Короткий рассказCerpen yang dibuat sebagain diambil dari kisah nyata. Baik dari teman penulis atau dari khayalan penulis sendiri