Halaman 2

327 51 3
                                    

5 April 2011, saat kita masih menduduki kelas lima SD.

Itu ulang tahunmu. Entah yang keberapa, aku pun lupa.

Kamu itu lemah. Fisiknya, bukan mentalnya. Sering ijin dari pelajaran olahraga, duduk di pinggir lapangan sambil mengerjakan soal yang diberikan untukmu.

Dan hal itu yang dijadikan alasan anak-anak lain untuk merundungmu. Katanya,

"Kamu sok-sokan ijin dari pelajaran olahraga padahal cuma mau bolos doang kan?"

Tanpa tahu kalau kamu juga sebenarnya ingin ikut.

Gila. Anak SD, tapi sudah tahu cara merundung anak lain. Kamu ditendang, dipukul, hingga badanmu penuh lebam yang membiru.

Aku benci. Karena kamu tak mengatakannya padaku. Aku kira selama ini kita lebih dari sahabat. Aku kira selama ini kamu sudah mencurahkan semua masalahmu.

"Jadi cowok kok lemah, banci,"

Di hari ulang tahunmu—yang tidak dirayakan. Aku bertengkar. Memasang badan, menghajar mereka yang dengan entengnya melontarkan kata-kata kasar untukmu.

"Jadi cowok kok sukanya nyindir orang, banci."

Mereka terdiam. Aku menang.

Ternyata, masa SD kita terlalu dramatis ya. Kamu yang dirundung, aku yang bertengkar, kemudian kita dipanggil kepala sekolah. Hampir saja dikeluarkan. Untung otakmu licin, jadi kepala sekolah harus berpikir seratus kali untuk mengeluarkanmu.

Untung kamu memaksa kepala sekolah untuk tidak mengeluarkanku.

"Aku inget ya nama kalian. Terutama kamu, Dimas!"







Arjuna—bukan, Ajun. Aku rindu.

Ajun, kalau bisa bertemu, katakan pada Dilan ya,









Yang berat bukan rindu, tapi menunggu orang yang sudah pasti tak akan kembali.

Dari: Jani
Untuk: Juna


















Tunggu!

Kalau tidak salah aku punya foto Dimas, dari teman yang lain. Dimana ya..?

























































Nah, ketemu!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nah, ketemu!

Arjuna | Kim Junkyu [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang