Setelah hari Minggu sudah pasti hari Senin. Bagi kaum rebahan hari Senin adalah hari yang paling membosankan, melelahkan, dan paling lama bagi para pelajar. Dimana seluruh siswa-siswi dan para guru serta staff tata usaha pasti akan melaksanakan upacaran bendera.
Upacara bendera pun berlangsung dengan khidmat. Tiada gangguan. Walaupun banyak nya murid bandel yang masih sering telat kalau hari senin. Alasannya sih, "Saya kejebak macet pak." "Saya kesiangan pak." "Telinga saya rusak pak."
Alasan yang klasik tapi begitulah faktanya.
Seperti saat ini, Ansel, Jeje, Lea, dan Liana sudah berdiri di belakang gedung sekolah untuk melaksanakam hukumannya. Iya mereka telat again.
"Gue curiga lo pada sengaja telat ye kan, biar bisa lihat perkumpulan cogan ini. Secara kan kita pada ganteng." Ucap Davin yang senantiasa ngunyah permen karet dimanapun dan kapanpun.
"Yee pede banget lo ler. Eh tapi emang ganteng sih lo." Ucap Jeje keras dan dihadiahi kekehan Davin serta tempelengan dari Liana ga santai.
"Buruan deh kasih hukumannya, capek nih." Sinis Ansel, karena sejak tadi mereka hanya berdiri dan menatap empat cogan ini. Kalau Ansel si ga minat, katanya.
Kayaknya gue bakal sering berurusan sama empat cewek bad ini batin Kevan sang ketua Osis, meringis.
"Lo dan lo, pungutin ini sampah. Jangan lupa dibuang ke tong sampah." Perintah Kevan pada Ansel dan Lea.
"Lo punya kaki kan? Bisa jalan sendiri ke tong sampah kan? Secara lo sama temen-temen lo kan sampah." Kekeh Ansel diikuti seringainya.
"Pedes bro, kayak bon cabe." Ucap Davin pelan dan di angguki teman-temannya.
"Lo dan lo, sirami seluruh tanaman yang ada di sekolah ini. Sekalian noh tanaman mang Asep kalo lo rajin." Perintah Kevan datar kepada Liana dan Jeje, niatnya ngereceh tapi jatuhnya jadi krik-krik alias garing banget buset.
"Ye, lo aje sono kerajinan banget gue nyiramin taneman orang." Jeje merasa kesal dengan perintah datar ketua Osis nya itu.
Kevan yang mendengar gumaman sinis Jeje pun melangkah maju mendekati gadis itu, lalu berbisik, "Kenapa hm? Jangan ngebantah, buruan kerjain." Ucapnya lalu mundur satu langkah memperhatikan raut muka Jeje yang sudah merah, antara menahan kesal atau menahan pup. I dunno.
Ansel, Liana dan Lea pun ikutan merasa kehilangan oksigen waktu melihat adegan Kevan dan Jeje. Emang naluri sahabat banget dah. Dasar cewek-cewek korban aplikasi oren.
"Buruan atuh neng, mau akang bantuin kah?" Goda Arvind kepada keempat gadis itu sambil menyisir jambul kebanggaannya menggunakan jarinya.
"E-eh paan sih lo! Jangan sokab deh sama gue!" Sahut Jeje sewot, menutupi rasa malunya.
Lalu mereka pun melaksanakan hukumannya dengan perasaan dongkol. Sebel Ansel dkk tuh, selalau aja berurusan sama pentolan sekolah itu.
"EH NENG LIANA SEMANGAT YEE NYIRAMIN BUNGA NYA! ABANG TUNGGUIN NIH DI SINI." Emang dasarnya si Arvind yang punya jiwa-jiwa playboy. Padahal tadi baru aja mau mepet si Ansel, eh malah belok haluan ke Liana.
"Heh anjing!" Sarkas Liana.
"Bukan gue!" Sahut Lea.
"Apalagi gue! Ogah" Sambung Ansel.
"Siapa yang gak nyaut dia anjing! Eh berarti si Jeje dong. Hahaha." Ngakak Lea, emang dasarnya receh. Apa aja di ngakakin sama dia. Sementara Ansel dan Liana hanya menatap malas pada Lea.
"Woy!" Teriak Ansel tepat di telinga Jeje
"BANGSAT! KAGET GUE!" Jeje berteriak kaget, mana suara Ansel kenceng banget kaya toa masjid.
"Cih! Gitu aja lo hilang fokus. Baper lo sama tuh curut?" Sinis Liana. Emang ni anak kaga bisa nyantui kaya di pantai.
"Kaga elah, apaan sih lo pada. Udah ah, buruan kerjain noh nyiramin yang bener. Biar cepet selesai." Sahut Jeje males sekaligus menghindari pertanyaan Liana. Halah salting.
"Bah, aing mencium aroma-aroma cinlok nih." Ucap Lea sambil mengendus-endus Jeje. Jeje yang risih pun menoyor kepala Lea gemas.
Sementara Ansel dan Liana pun saling beradu pandang menahan tawa.
Sementara di tempat tadi, keadaan empat cowo itu.
"Feeling gue kita bakalan sering berurusan sama empat cewek itu." Ucap cowok yang menggunakan anting hitam, Nathan.
Sementara cowok bernama Kevan, hanya bergumam dan pergi melangkah kekantin diikuti yang lainnya.
•••
Kevan, Nathan, Davin, dan Arvind kini membolos di warung belakang sekolah bersama anggota Xlorioz yang lain. Ansel, Jeje, Lea, dan Liana? Mereka sudah selesai di hukum, jadi mereka -Kevan dan ketiga temannya- bolos di belakang sekolah, tempat tongkrongan mereka.
"BOJOMU SEMANGAT KU OJO NGANTI MELAYU." Teriak Arvind yang sedang menyanyikan lagu yang sedang viral di tiktok.
"DIEM ANJING, KASIAN KUPING GUE BUDEG DENGER SUARA LO." Teriak Davin tak kalah keras.
Di samping itu Kevan tengah meremas ponselnya, setelah membaca sebuah pesan.
"Bangsat, Zade ngajak ribut lagi." Umpat Kevan emosi.
"Kenapa lagi Van?" Tanya Nathan, lalu Kevan melemparkan ponselnya ke arah Nathan. Di sana terdapat sebuah pesan.
0826xxxx
Siap-siap sekolah lo bakal hancur.
- Zadeimoz•••
Maap belom bisa spoiler konflik wkwkwk atau lebih tepatnya teka teki, mybe konflik depan ?? I don't know, well semua itu tergantung wkwkwk.
Jadi gimana nih ?? Uwu dulu apa spoiler teka teki dulu ??
Btw itu di mulmed chastnya si Ansel. Anselica Artema Fernando as Jade Weber
Jangan lupa vote and comment
Vote sama comment nggak banyar kok jangan jadi silent reader oke ?!
KAMU SEDANG MEMBACA
TESIS
RandomWelcome to Tesis. Mengungkap kebenaran dengan teori-teori yang rumit. Gunakan logika dan akal agar menemukan kebenaran. Jangan semata gunakan perasaan atau kalian akan terjebak. Kisah dimana persahabatan dan kepercayaan di uji oleh teror dan teka te...