📌Warning!! Typo bertebaran mutlak dari kesalahan author.
_________________________________________
✿ฺ
Kamu terlalu muda untuk membiarkan dunia menghancurkan mu
_________________________________________ɧappʏ ɾҽaɖɩŋɠ
-
-Pagi ini semesta pun tau bahwa keadaan ku tak baik baik saja, dia menyamar kan air mata ku dengan air huja nya, menyamarkan isakan ku dengan deras air mata awan.
"Heh, Mina goblok lu ngapain mandi ujan pagi-pagi gini sih? Kaya gak ada tugas aja lu," ucap Iren, teman sekelas ku atau bisa di bilang sahabat ku.
"Gak papa ren, lagi nenangi diri," jawab ku.
Iren berlari ke arah ku, menghalangi air hujan yang menyentuh kepala ku dengan payung putih nya, memandang ku dengan tatapan sedih.
"Jangan nangis ren," ucap ku menghapus air mata yang baru saja menetes tepat di pipi Iren.
"Gak usah sok tegar lu, gue benci lihat lu sok baik baik aja padahal enggak," isakannya semakin menjadi.
Aku lupa bahwa aku bersahabat dengan seorang gadis yang jago menebak isi hati seseorang hanya dengan tatapan mata dan suara saja, seperti sekarang ini Iren mampu menebak segalanya atas kesedihan yang menimpa ku.
"Gue gak papa kok ren, lu tenang aja," ucapku menenang kan Iren.
Iren menarik tangan ku berteduh di atas pohon besar, menatap mata ku dengan tajam seolah menginginkan sebuah kepastian akan kesedihan yang ku alami.
"Ceritain sama gue," kata iren yang mampu membuat ku membungkam seribu bahasa.
Iren memegang kedua bahu ku, menatap mata ku selaoh memperhatikan peristiwa ke sedihan ku dari bola mata coklat milik ku.
"Gue udah anggap lu adik gue min," ujar Iren memeluk tubuh mungil Mina "jangan sembunyikan apapun, gue gak bisa lihat adik gue sedih,"
Mina tertegun dengan ucapan Iren, bukan maksud nya menyembunyikan sesuatu pada sahabatnya yang satu inu, ia hanya tak mau seseorang terlibat dalam drama singkatnya.
"Aku butuh elusan kepala, kak," ucap ku di sela isakan.
Tanpa ragu Iren mengangkat tangan nya mengelus pucuk kepala sahabatnya yang ia anggap adik nya sendiri, Iren memang anak tunggal itu sebab nya ia sangat menyayangi Mina seperti adik nya sendiri.
"Maaf" batin ku
♡♡
Siang ini kelas begitu ramai, jam kos adalah hal yang paling di sukai oleh seluruh siswa termasuk kelas XI IPA ² yang di bikin ramai hanya dengan sebuah aroma yang tak mengenak kan.
"Saya mencium aroma tak mengenak kan," kata Bima menutup hidung nya.
"Bau kentut, anjing," umpat Mina yang berada di tengah-tengah ke 5 teman cowok nya dan salah satu teman cewek nya Iren tentu nya.
"Burung perkutut burung kuthilang Alex kentut enggak bilang bilang," pantun Hideki sembari mengipas tangan nya di muka.
"Jangan takut jangan khawatir itu kentut bukan petir," sambung Alex dengan wajah tanpa dosa.
KAMU SEDANG MEMBACA
HANCUR
Teen FictionSimbiosis Komensalisme→ contoh nyata dari aku ke kamu, aku menguntungkan diri di dalam ke rugian mu. Beberapa orang tersenyum manis beberapa jam yang lalu, dan tiba-tiba menangis sepuluh menit kemudian. Beberapa orang tersenyum getir lima menit yang...