Prolog

6 3 0
                                    

Kembali dirimu merenungi segala yang telah terjadi.
Dan perasaan itu juga kembali menyeruak dalam jiwamu.
Kehilangan, ketakutan, kepatuhan, kebencian, keterlukaan, kerinduan, kemenyesalan.
Segala menyatu hadir dalam raga tak berdayanya.
Setiap hari aku berharap ini semua hanya lah sebuah mimpi buruk ku.
Yang aku masih tak terbangun akan mimpi kelam ini.
Namun, kenyataan menarik ku paksa.
Menyadarkan ketidakpuasan ku.

Setiap waktu aku terus menunggu takdir berakhir ku.
Sebab aku rasa percuma berlama lama dengan hidup yang penuh akan kepalsuan dalam tatap ku.
Selalu aku melebar senyum cerah di luar tampilan ku.
Lalu di kesepian ku
Kakiku meluruh tak kuat menopang tegar kepuraan ku.
Mataku berair dan lelahnya beban pikiran dalam isi otakku.
Isak ku melemah bertahan dengan tekanan perasaan
Terlalu lama ku sembunyikan.

Masih tak ada yang bisa membantu ku.
Karena aku tak mampu untuk sekedar meminta bantuan.
Jiwaku meragu, karena pernah tak di pedulikan suaraku.
Aku hanya bisa di tuntut tersenyum patuh menjalani luka.
Seperti tak memiliki hati yang bisa merasa beban pedih yang
Tak bisa ku ucapkan.

Diriku sangat lelah, teramat lelah lebih tepatnya.
Tetapi tidak dapat menghentikan keadaan yang harus berjalan.
Dan harus berpura-pura menjadi orang lain di keseharian ku.

*****

Diriku bisa bertingkah baik baik saja di depan orang lain.
Membentuk paksa lengkungan sungging senyum terlihat tulus.
Namun aku lupa tidak bisa membohongi diri ku sendiri.
Tentang keterpurukan ku sayang.

Ada kalanya diriku pasti lelah,
Menipu, mengelabui semua orang dengan tipu daya rancangan ku.
Yang menyembunyikan dan usaha menutupi kerapuhan jiwa mati ku.

Diriku yang menetap di fase keterpurukan ku.
Yang terasa sulit hanya untuk menyerah dan menelan pahit keadaan itu.

Sering diriku juga ingin melupakan emosi dalam yang menguasai ragaku.
Namun semua terasa sulit saat diriku tidak tahu cara meluapkan nya.

*****

Capek secapek capeknya manusia.
Fisik mental:)
Penat banget rasanyaa.

Mau ngeluh? Sadar diri,
Ada yang lebih capek dari saya.
Mau putus asa? Bingung dan gak ngerti sama perasaan sendiri.

Kalo udah kayak gini,
Ujung ujungnya duduk di pinggiran
kasur matiin lampu.
Nangis sejadi jadinya:)) itu cara ampuh aku buat ngilangin rasa capek.

Beban pikiran sudah banyak di tambah lagi beban pikiran orang lain yang berkecamuk dipikiran aku,
Rasanya mau marah,
Cuman mau marah sama siapa?
Selain diri sendiri yang selalu menjadi sasaran.
Lagi dan lagi harus nyakitin
Diri sendiri.
Maaf aku,untuk aku,
Selalu kuat:))


HARAPANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang