1. Sial

26 4 1
                                    

Percayalahh...
Allah mengambil sesuatu dari genggamanmu bukan untuk menghukummu
Melainkan untuk menggantinya dengan yang lebih baik

Kringg...

Alarm ponselnya itu berbunyi menandakan hari sudah pagi. Gadis yang tidur di atas kasur bernuansa salur langsung bergegas pergi ke kamar mandi dengan penuh semangat. Gimana gak semangat coba hari ini adalah hari pertamanya masuk ke salah satu sekolah Negeri di Bandung. SMA Tunas Bangsa, yaa itu nama sekolahnya. Walaupun bukan pilihan Moura tapi dia pikir ini adalah yang terbaik untuknya.

"Muu cepetan mandinya, ini sarapannya udah ibu siapin di meja makan yaa" Ucap Ibunya Moura sambil meletakan piring berisi roti dan segelas susu.

"Iyaa bu bentar lagi" Jawab Moura sedikit membujuk.

Suara dari seorang wanita paruh baya itu membuat Moura segera menyelesaikan konsernya di kamar mandi.

~~~

Moura berlari ke arah gerbang SMA Tunas Bangsa dengan mengenakan seragam SMP nya. Hari ini adalah hari dia masuk sekolah sekaligus hari pertama Ia MOS. Maka dari itu Moura masih mengenakan seragam SMPnya.

"Cepet dek lari"  Ucap seorang laki-laki yang mengenakan Almamater berwarna Navy dengan nada yang cukup tinggi. Sepertinya ia seorang pengurus OSIS yang akan Mengorientasi Moura.

Moura hanya melihatnya dengan mata yang sinis. Dia memang tidak suka dengan orang yang mengatur hidupnya, jadi Moura tidak menghiraukan ucapan laki-laki itu.

Seluruh siswa dikumpulkan di Aula yang cukup besar dengan pemandu dari salah satu pengurus OSIS. Moura duduk bersebelahan dengan sahabatnya waktu SMP. Meskipun banyak teman SMP nya yang masuk ke sekolah Tunas Bangsa tapi Ia tidak begitu akrab dengan yang lainnya. Bagaimana tak akrab dulu Moura sama sekali tidak mengikuti ekstrakulikuler di SMPnya. Tak heran jika banyak orang yang tidak mengenal Moura.

"Assalamu'alaikum wr.wb, Ok adik-adik perkenalkan nama saya Sandi Umam panggil aja kak Sansan Sekarang kalian............ " Seorang Ketua OSIS yang membuka acaranya.

"Nahh jadi itu list siswa-siswi yang masuk ruangan. Sekarang kalian boleh bubar dan masuk ke ruangan dengan kakak-kakak pemandu kalian yaa."

Semuanya sibuk mencari ruangan masing-masing. Sedangakan Devira dan Moura hanya saling bertatapan satu sama lain. Dan sialnya mereka tidak satu ruangan.

"Kita gak satu ruangan Vir, gimana nih?" Kata Moura dengan mata yang sedikit berair.

"Kamu pasti bisa Muu" Memegang pundak Moura dengan tujuan menenangkannya.

Bagaimana Moura tidak sedih dia hanya dekat dengan Devira, sedangkan Moura sangat sulit untuk beradaptasi. Mungkin Devira mudah kenal dengan banyak orang tapi tidak dengan Moura.

Devira Nur Aqilla

Dia adalah teman sebangku sekaligus sahabat Moura sejak pertama masuk SMP. Orang tua mereka bersahabat sejak dulu bahkan Kakaknya Vira itu teman SMA Kakanya Moura. Tapi entahh kenapa mereka baru kenal sejak SMP. Mungkin karena Moura jarang menghiraukan orang disekitarnya. Mereka sering bertengkar gara-gara hal kecil, tapi pertengkaran itu bertahan lama mungkin hanya pemanis dalam sebuah persahabatan. Devira adalah orang yang paham betul dengan sikapnya Moura, maka dari itu Moura sangat nyaman didekatnya.

So gais itu awal kisah Moura di SMA nya
Apa yang akan terjadi dengan Moura setelah ini?
Jadi stay terus yaa karena banyak kejutan yang tak terduga😂😂

Mohon maaf masih banyak typo nya
Saya masih pemula jadi harap di maklum😊

Jangan lupa vote & komennya karena ini sangat membantu bagi si penulis❤️

SementaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang