Moura dan Devira pergi ke arah yang berbeda. Moura berlari ke arah ruangannya dengan ekspres karena ia tertinggal cukup jauh dengan siswa-siswi ruangannya. Tapi tiba-tiba.."Tunggu dek" Seorang kakak kelas yang menghentikan langkahnya Moura.
"Boleh minta nomor ponselnya?"
Moura tidak menghiraukan ucapannya, ia langsung lari meninggalkan kakak kelas yang so kecakepan itu.
Sesampainya di ruangan 10, yaa itu ruangan Moura. Ia melihat semua bangku hampir terisi, namun ia melihat satu bangku yang kosong dan langsung duduk di bangku kedua paling pojok. Disana memang banyak siswa yang satu SMP dengan Moura tapi apa gunanya dia tidak terlalu dekat dengan yang lain. Tak lama kemudian ada seorang wanita yang menghampirinya.
"Hii... namaku Fuzi, kamu siapa? Boleh aku duduk disini?" Seorang wanita itu menjulurkan tangan dan terus bertanya tanpa henti.
"Moura" Jawab Moura tanpa menghiraukan pertanyaan yang lainnya.
Wanita itu langsung duduk disamping Moura tanpa perintahnya.
"Kamu dari sekolah mana? Eh tau gak ketua OSIS yang tadi tuh lumayan ganteng lohh, dia udah punya pacar belum yaa?" Fuzi yang selalu berusaha membuat perbincangan kecil dengan Moura.
'Niih orang kenapa sih dari tadi nyeroscos mulu kayak SPG yang nawarin jualannya aja' Hati kecil Moura mulai merasa risihh.
Tapi Moura lagi-lagi tak peduli, ia malah sibuk bergelut dengan buku dan pensilnya, entahh apa yang ditulis gadis itu sampai-sampai ia tak peduli dengan orang di sekitarnya. Mungkin ia meluapkan kekesalannya pada buku karena terpisah dengan sahabatnya itu.
Bel Istirahat berbunyi...
"Moura ke kantin yuk" Ajak Fuzi.
"Ayo" Jawab Moura.
Moura yang hanya bergelut dengan buku dan pensilnya itu tiba-tiba diajak ke kantin oleh Fuzi. Tapi kali ini Moura tidak bisa menghiraukannya, ia memang merasa bosan berada di ruangan yang berisi orang-orang SKSD, yaaa so kenal sok dekat dengannya.
Tiba-tiba di tengah perjalanan mereka bertemu dengan seorang gadis yang tengah menangis. Fuzi menghampirinya, mau tidak mau Moura pun ikut bersamanya.
"Kamu kenapa?" Tanya Fuzi pada gadis itu dengan lembut berusaha menenangkannya.
"Aku mencari ruanganku" Jawab gadis itu sambil menghapus air matanya.
"Namamu siapa? Kamu di Ruangan mana?"
"Namaku Kirana Dwi Purwa, aku Ruangan 11 tapi gak tau dimana tempatnya" Jawab gadis itu tersendu sendu
"Yaudahh mari ikuti aku" Fuzi menggandengnya dan membantu mencari ruangannya itu.
Yaa itulah Fuzi memiliki hati yang baik dan peduli dengan orang lain. Sifatnya sangat bertolak belakang dengan Moura. Dari sanalah Moura memutuskan untuk tidak mengabaikannya lagi. Moura juga memutuskan untuk mencoba bersahabat dengannya.
~~~
Hari ini memang yang sial dan melelahkan bagi Moura. Moura mendapatkan tugas dari kakak pemandunya untuk membawa makanan yang sudah diperintahkan. Tapi Moura hanya membayangkan kejadian-kejadian di sekolah.
'Kenapa Fuzi bisa sebaik itu? Kenapa dia bisa memperdulikan orang lain sedangkan aku tidak? Bisa-bisanya aku menghiraukan dia' Moura terus memikirkan sikap bersalahnya itu sampai-sampai dia ketiduran.
"Bu ini jam berapa?" Tanya Moura kepada ibunya
"Jam 5 sore Muu" Jawab ibunya.
Tak heran jika anaknya itu memang suka ketiduran sampai tak mengenal waktu.
"Ahh siall, gue belum beli makanannya" Teriak Moura Histeris.
Bagaimana Moura tidak khawatir waktu sudah sore sedangkan dia belum membeli apapun. Seperti biasa Ibunya tidak menanyakan keseharian dan tugas-tugas Moura. Moura yang khawatir itu tiba-tiba mendapatkan kabar baik, seakan Moura merasa selamat dari ajalnya.
"Nihh udah om siapin semuanya" Pamannya Moura membawa satu kantung berisi semua makanan yang ditugaskan.
Pamannya itu memang selalu tau tugasnya Moura karena anaknya sekolah di sekolah yang sama dan sepantaran dengan Moura. Entahh kenapa banyak sekali orang yang menyayangi Moura. Ketika Moura selalu mendapatkan peringkat 1 Pamannya itu selalu memberikan hadiah. Bahkan Moura sempat mendapatkan Juara Umum antar sekolah, tapi Ibu dan Ayahnya Moura seakan tidak peduli dengan semua itu. Dari SD sampai SMP Orang tua Moura tidak pernah mengambil Raport hasil belajar anaknya itu. Tak heran jika orang lain yang tahu lebih dulu daripada mereka.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sementara
Novela JuvenilKisah ini bukan berawal dari kisah seseorang yang saling jatuh cinta lalu hidup bahagia, melainkan kehidupan seorang wanita yang terombang ambing dengan angan-angannya. Moura Aretha Zeline, sering di panggil Muu sih. Yaa seperti namanya dia seorang...