Chapter 2

522 77 2
                                    

12 Januari 2021

Hiruk-pikuk ramai nya lingkungan sekolah menjadi makanan biasa bagi para siswa khusus pria ini, sekolah khusus pria ini memang sangat digemari di Korea, sistem pendidikan yang memadai menjadi magnet utama sekolah ini.

Karena semua siswa disana pria, maka pemandangan saling menendang, membuly, bahkan aksi mesum para gay juga sudah menjadi hal biasa disana.

Lihatlah siang ini dikantin, hampir mereka semua tengah berkumpul dengan sorakan yang kian memekakan telinga karena adanya perkelahian disana.

"BAJINGAN!" amuk pria dengan name tag Kim Jongin sembari memukul keras wajah pria yang sudah babak belur dibawah nya.

"YO JONGIN! KAU LUAR BIASA! TERUS!" teriak lain nya memberi semangat.

Sedangkan Jongin sudah tertutupi emosi yang sudah menguasai dirinya, pria dibawah nya ini adalah manusia yang menumpahkan makanan siang milik Baekhyun, sahabat nya.

"GANTI UANG NYA SIALAN!" pekik nya.

"Ugh! Akan ku ganti, KU GANTI!" balas Pria dibawah nya sembari ikut meneriaki Jongin.

"Satu pukulan lagi maka aku— "

"Lepaskan adik ku." ujar pria dengan setelan baju sekolah nya yang ia biarkan keluar, seperti brandal.

Jongin berhenti melakukan aksi pemukulan nya, lalu berdiri menatap tajam pria yang baru saja datang.

"Kau kakak nya?" tanya Jongin.

"Ya, ada masalah apa?"

Jongin berdecih, "Dia membuat Baekhyun tidak makan karena menumpahkan makan siang nya."

"Hanya itu?" tanya pria itu remeh.

Mata jongin membelalak hebat, ia bersiap untuk kembali memukul pria didepan nya ini sebelum akhirnya pergerakan nya tertahan oleh Baekhyun yang berada di samping nya dan memperingatinya.

"Aku masih memiliki uang, jangan membuat keributan lagi." ucap Baekhyun.

"Tapi Baek— "

"Aku lapar, jadi ayo ke meja makan saja." ucap Baekhyun final lalu menunduk maaf kepada pria yang tadi hendak Jongin pukul, barulah setelah itu Baekhyun menarik Jongin menjauh.

"Shit! Dia si mungil... "


"Psst! Ada siswa baru." bisik Jongin pada Baekhyun yang baru duduk disamping nya.

Baekhyun menoleh pada teman nya itu, kemudian mengacungkan jempolnya, dan kembali mencari buku nya di laci untuk dibaca.

Jongin mendengus, "Kau tidak heboh?"

"Untuk apa?"

"Siswa baru itu pindahan dari amerika." ujar Jongin.

Tubuh Baekhyun tiba-tiba membeku, teringat kejadian sekitar 1 bulan yang lalu di jembatan mapo saat salju pertama mereka lewati bersama walau singkat bersama pria amerika itu.

Dengan suara terdengar gugup, Baekhyun bertanya pada Jongin, "Na— nama nya siapa?"

Tentu saja nada suara gugup itu membuat Jongin heran, ia mengerjap berkali-kali matanya karena merasa aneh pada tingkah Baekhyun yang langsung terdiam kaku.

"Hei... "

"Nama nya, siapa nama nya?" tanya Baekhyun mendesak.

Namun saat akan menjawabnya, Jongin harus menelan kembali ucapan nya karena guru Song baru saja masuk dan membawa pria bersama nya.

"Oh kau brandal itu!" pekik Jongin.

Guru song menatap Jongin sengit, "Ada apa Jongin? Kau yang brandal!"

"Ah, tidak guru maafkan aku, lanjutkan saja." balas Jongin terkekeh canggung.

Guru song nampak tak peduli, sedangkan pria disamping nya yang dapat disimpulkan pasti siswa baru yang berasal dari Amerika itu sudah menunduk hormat.

"Lucunya, dia anak baru namun bisa langsung masuk ke kelas berbakat?" tanya salah seorang siswa dikelas itu.

Ya, kelas yang ditempati Baekhyun dan Jongin adalah kelas istimewa, nama nya kelas berbakat. Di isi oleh 8 siswa setiap tahun nya dengan mereka yang memiliki kecerdasan di atas rata-rata.

Baekhyun menggeleng samar saat mendengar pertanyaan sarkas yang berasal dari mulut seorang Kyungsoo, tidak aneh sama sekali.

"Jangan membuat keributan, Kyungsoo." ujar Baekhyun tegas.

Kyungsoo menatap Baekhyun remeh, "Kau yang paling tau, jika ingin masuk ke kelas ini harus memiliki IQ— "

"Tenang saja, IQ ku 157. Tidak terlalu tinggi, namun aku tidak sebodoh yang kau kira." ucap anak baru itu kesal.

Terlihat jelas memang bahwa ia kesal. Dan ucapan itu mampu membuat Kyungsoo diam, bukan tanpa alasan pria pendek itu diam, rasanya ia sedikit malu karena faktanya IQ milik nya kalah dari anak baru itu.

"Ehem!" dehem Jongin tersenyum ramah sekaligus mencairkan suasana.

"Baiklah jangan berdebat lagi, ayo silahkan perkenalkan nama mu." ujar guru Song.

Anak baru itu mengangguk, kemudian tersenyum tulus.

"Nama ku Park Chanyeol, panggil saja aku Chanyeol."

"Oh! Kau asli korea?" tanya guru Song agak heboh.

Chanyeol mengangguk mantap dengan pertanyaan guru Song, "Ya, hanya saja aku memilih tinggal di Amerika saat usia 15 tahun."

Semua orang disana ber oh ria dengan ungkapan yang Chanyeol katakan, termasuk Baekhyun yang ikut mengangguk mengerti, namun jelas ia menunduk dalam.

"Ku kira dia Richard..." gumam Baekhyun dengan raut wajah kecewa nya.

Tbc.

Votement jangan lupa  (っ´▽')っ

ALL I WANT | CHANBAEK | hold on! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang