Saat - Saat Terakhir

48 17 10
                                    

Dia tidak bisa kusingkirkan, bahkan mungkin sampai selama - lamanya. Sekarang semua kejanggalan ini sudah terlihat jelas. Andaikan aku bisa memutar waktu. Tetapi, penyesalan selalu datang di akhir. Dan penyesalan ini mungkin penyesalan terakhirku.

"Heh! Bangun! Tidak ada rasa berbakti apa sama ibu? Kamu gak lihat apa ibumu sudah penyakitan seperti ini!"

Dengan nyawa yang belum terkumpul sepenuhnya, Rina terpaksa bangun. Ia lebih memilih bangun tidur dengan mata panda yang semakin besar setiap hari dibandingkan mendengar omelan yang ia sudah tidak tahan.

Dengan tangan mungilnya, ia meraih handuk yang masih basah terguyur hujan semalaman. Seketika ia merasa lebih berenergi sedikit, hanya sedikit. Dirangkulnya handuk itu di pundak dan ia pun menuju kamar mandi.

Hampir setiap hari Rina mencuri - curi waktu tidur di kamar mandi. Entah kenapa ia bisa tertidur dalam kondisi duduk di ruangan yang berbau kotoran kambing itu. 

"Mau sampai kapan di kamar mandi?" mulai terdengar lagi ocehan sang ibunda. Sekali ketukan, tidak ada respon apapun. Dua kali ketukan, suasana kembali hening. Dengan penuh amarah, ibunya pun mulai menggedor - gedor pintu kamar mandi.

Setelah Rina kembali terbangun dari mimpi yang tidak terlalu indah itu, ia pun kembali mengeluh. Diambilnya air dari bak yang dipenuhi lumut dan ditumpahkanlah semua air itu ke badannya. "Dingin" gumamnya dalam hati. Lanjutlah ia berpakaian rapi dan membereskan tasnya layak seakan - akan dia ingin pergi sekolah. 

Bedanya, ia tidak akan pergi ke sekolah melainkan mencari lowongan kerja. Hah! Mencari lowongan kerja?, mungkin para pembaca berpikir seperti itu. Mana mungkin anak yang hanya berusia 10 tahun itu harus menafkahi ibunya. 

Rina terpaksa harus mencari kerja dalam krisis ekonomi di keluarganya. Beberapa bulan lalu, Rina dengan keluarganya terkena sebuah kecelakaan beruntun. Ayahnya pun telah dipanggil oleh sang Mahakuasa. Ibunya pun sempat dalam kondisi kritis sampai akhirnya kedua kakinya harus diamputasi. 

Menjadi satu - satunya orang dengan keadaan fisik yang lengkap bukanlah hal yang mudah bagi Rina. Setiap pagi hari ia sudah harus memasak sarapan dilanjutkan dengan mencari lowongan kerja. Biasanya, dirinya hanya mendapat beberapa tawaran menawarkan produk sebuah layanan dan kadang - kadang juga dipakai jasanya.

Mungkin keadaan ekonomi tidak terlalu stabil, tetapi setidaknya memiliki penghasilan yang cukup untuk makan dan membayar tagihan setiap bulannya. Hari ini adalah hari yang ke-137 Rina berkeliaran di dunia luar berdasarkan perhitungannya.

Berbeda dengan hari - hari lainnya, ia sama sekali tidak mendapat pekerjaan maupun tawaran apa pun. Akhirnya, Rina memutuskan untuk kembali ke rumah dengan badan yang sudah pegal - pegal. Saat ia hendak membuka pintu rumah, ia terlalu capek sampai ia mempertimbangkan akankah memasak untuk ibunya.

Sesaat setelah ia akan menghidangkan kudapan untuk ibunya, terdengar suara dentuman dari kamar mandi. Terkaget dengan suara tersebut, Rina berlari secepat mungkin ke arah kamar mandi. Betapa kagetnya dia ketika menemukan ibunya tergeletak di lantai kamar mandi dengan kepala bocor. Bisakah ibunya terselamatkan?

PemberianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang