4. Nyebelin!

4 3 3
                                    

Hai! Apa kabar? Tetap sehat yah!
·
·
·


******

"Raa, woi Sagara!" Panggil Senja sedikit berteriak, yang dipanggil tetap melanjutkan langkahnya.

"Lah buset, budeg? Atau kupingnya udaa beralih fungsi bukan buat denger tapi buat nafas?" Gumam Senja.

"SAGARAAA!!" Panggil Senja yang sekarang semakin keras.

Plukk

Senja melempar Sagara dengan pulpen yang dia pegang. Sagara mengaduh kesakitan dan menoleh ke Senja sambil memegang kepalanya yang terkena timpuk Senja.

"Apaan sih njaa?" Tanya Sagara kesal.

"Dih, ngapa lo kesel? Di panggilin dari tadi! Ga denger denger! Itu kuping budeg? Atau cuman cantolan sebagai riasan doang? Atau kuping lo udaa beralih fungsi yang tadinya buat denger sekarang buat nafas?" Cerocos Senja.

Sagara memutar bola matanya malas, bisa bisanya ada cewe seperti Senja. Udah kalo ngomong ga pake jeda, kalo ngomong berasa nge-rep.  Sagara yang kesal pun bersedakap dada. Melihat Senja dari atas hingga bawah. Senja yang diperhatikan pun mendelik kesal.

"Apa lo liat-liat?!" Kata Senja sambil menaruh tangannya di pinggang.

Takk

Sagara menyentil dahi Senja, membuat sang empu mengaduh kesakitan dan mendelik kesal.

"Ihhh apa apaan sih?!!" Teriak Senja kesal sambil mengusap usap dahinya.

"Nyerocos teruss, kalah rel kereta api. Diem, brisik banget kek ayam." Kata Sagara.

Apa apaan ini? Sagara bilang dia berisik. Senja tidak terima, fix dia akan ngambek kepada Sagara seminggu. Enak saja mengatai dia berisik, apalagi dia sama samakan dengan ayam, astaga, Sagara benar benar menyebalkan.

"Apa sih lo?! Itu salah lo juga gue panggil ga nyaut! Yaudah! Gue cuman mau ngasih ini ke cacing! Ngerti lo!" Kata Senja menyerahkan kotak berukuran sedang kepada Sagara dengan kasar dan pergi meninggalkan Sagara yang kaget.

Sagara mengamati kotak berukuran sedang yang di berikan Senja untung adiknya. Dia sedikit merasa bersalah karena mengabaikan Senja karena sesuatu dan mengatakan Senja berisik. Dengan cepat Sagara tersadar dari lamunannya. Dia segera berlari mengejar Senja yang sudah lumayan jauh.

"NJAA TUNGGU!" Teriak Sagara yang melihat Senja memasuki taxi online. Dia segera berlari mengejar Senja dan mengetuk kaca mobil sambil berteriak.

"Njaa! Maafin gue lah, sorry tadi gue cuekkin lo dan bilang brisik. Njaa sorry lah." Kata Sagara tetap dengan mengetuk kaca mobil.

Senja menangis, dia kesal, apalagi sekarang dia sedang PMS maka tingkat emosional nya lebih tinggi. Dia benar benar kesal, apa lagi tadi nada bicara Sagara lebih tinggi, seperti Senja sedang mengganggu dia sekali. Padahal Senja hanya memanggilnya,

"Pak, jalannya agak cepet." Kata Senja.

"Baik mbak." Kata sopir taxi tersebut dan berjalan sedikit mengebut.

Sagara tidak dapat mengejar laju taxi Senja. Dia benar benar menyesal, Sagara mengacak rambutnya frustasi dan segera berlari menujur parkiran untuk mengambil motornya.

****

Di setiap perjalan Sagara, dia tak berhenti mengumpat, dia benar benar kesal pada dirinya, dia lupa jika Senja selalu ada untuknya, dia tidak pernah berkata dengan nada tinggi pada Senja seperti tadi. Entah, hanya karena tadi dia sedang sibuk dengan hp nya dan tidak mendengar panggilan Senja. Sagara melirik kotak yang di beri Senja.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 27, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sagara dan SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang