sebelas

456 90 1
                                    

full narasi

---

genta tertawa begitu sang kekasih memeluknya saat ia membuka pintu kamar bian. pemuda yang lebih tinggi menggoyangkan tubuh keduanya ke kanan dan kiri, membuat bian tertawa kecil.

"gimana tugasnya?" tanya genta.

bian merengut, "aku pusing!" keluhnya.

pemuda itu membiarkan genta menarik tubuhnya untuk duduk. malah bian menjadikan pundak genta sebagai tumpuan.

"mana harus tulis tangan," omel bian.

genta meletakan kantung berisi camilan di meja kekasihnya kemudian, mendudukan diri disebelah bian yang masih merengut.

"sini aku bantuin nulisnya," kata genta. "kamu udah ada poin-poin yang harus dicatet kan?" bian mengangguk dan memberikan catatan kecilnya ke genta.

"ya udah sini aku bantuin, kamu makan dulu."

membuat bian berseru dan memeluk genta erat, "huhu sayang haru!"

genta mencibir, "kalo gini baru sayang sama aku ih pencitraan," sindir pemuda itu.

bian melotot lalu memukul lengan genta, "kapan aku begitu?!"

"barusan."

"haru ih! nyebelin," omel bian yang langsung membuka camilan yang dibawa genta tadi.

"ya udah aku ga jadi bantuin deh kan aku nyebelin?"

genta itu suka sekali menggoda bian karena menurutnya kekasihnya itu lucu ketika merajuk.

"haru mah," rengek bian.

pemuda yang lebih tinggi tertawa kemudian, meraih bian ke pelukannya, "kamu lucu banget sih kak huhu."

"memang, baru tau kamu," sahut bian percaya diri. "udah ih katanya kamu mau bantuin aku. kalau gini ga selesai tugasku!"

🧸💌

"akhirnya!" seru bian ketika tugasnya selesai ia kerjakan.

sedangkan genta disebelahnya menatapnya sinis, "padahal yang ngerjain aku," sindirnya.

"ga ikhlas bantuinnya?!"

"ikhlas lahir batin," sahut genta cepat, daripada kekasih mungilnya itu merajuk.

sebenarnya semua terasa seperti mimpi bagi genta. bisa kembali bertemu dengan teman kecilnya bahkan naik status menjadi pacar. sungguh genta tak pernah menyesali keputusannya memaksa ibunya agar dia kembali ke kota asalnya dan kembali bertemu dengan bian.

tepukan di pipi membuatnya tersadar dari lamunan singkatnya. genta menoleh, menatap bian penuh tanya.

"kenapa?"

"kamu ngelamun."

genta tertawa kecil, ia membawa tubuh sang kekasih ke pelukannya. mengusap pelan surai yang baru dicat kecoklatan.

"aku sayang kamu."

"tiba-tiba banget? tapi, iya aku sayang haru!"

dan keduanya bahagia.

sesederhana itu, hanya dengan eksistensi satu sama lain sudah cukup.


END

---

kayaknya udah pada lupa sama cerita ini ya :')) sorry menelantarkan cerita ini lamaaaa bgt :(

makasih banyak buat yang udah baca cerita pertamaku ini. setelah lama berenti nulis ini cerita pertama yang aku buat hehehe. semoga tidak mengecewakan ya!

sampai jumpa dilain cerita <3

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 31, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[END] message • hyunhaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang