Part 3

68 12 0
                                    

"Masyaallah...ternyata gini ya Gab rasanya jalan di atas red karpet," ujar Ibnu sambil melihat langkah kakinya yang menginjak-injak red karpet. Kini mereka sedang melangkahkan kaki memasuki ballrom hotel, tempat acara dilaksanakan.

Gabriel tersenyum sebentar mendengar celotehan Ibnu, ndeso sekali temannya ini :v "Nu, Nu...gue aja yang sering nginjek karpet merah biasa aja," ujar Gabriel.

"Yang bener?" Ibnu yang polosnya minta ditabok itu percaya saja dengan ucapan Gabriel.

"Lu percaya gitu sama ucapan gue?" tanya Gabriel balik sambil tersenyum miring.

"Jadi lu boong?"

"Lu itu terlalu polos, gue heran deh kenapa lu bisa ikutan beginian."

Ibnu mengalihkan pandangannya dari Gabriel dan mulai melihat-lihat dekorasi di sepanjang jalan kenangan,aseekk :v

"Kalau inget awal kita ketemu, gue jadi kesel deh sama si Dimas!" ucap Ibnu sambil terkekeh, lucu saja jika mengingat tawuran itu hingga dikejar polisi.

"Gimana gak kesel? Katanya ngajakin ke pengajian eh...malah tawuran! Kan bangke!" Ibnu menutup mulutnya setelah mengucapkan kata bangke, dia kelepasan ceunah!

"Astagfirullah...maaf, Ibnu khilaf ya Allah," ujar Ibnu yang membuat Gabriel tertawa kecil. Ibnu terpesona melihatnya, selama ini Gabriel jarang sekali tersenyum atau tertawa kecil seperti tadi. Dan ini menurutnya adalah sebuah keajaiban karena Gabriel bisa tertawa karenanya. Walaupun hanya kecil, ingat ya kecil! Sampe senyum pun tak terdengar.

"Gue juga sempat berpikir negatif tentang geng Cobra, tapi setelah melihat kepolosan dan kelucuan anak-anak, pikiran negatif gue teralihkan. Itu alasan gue semangat ikut misi ini," ucap Ibnu sambil tersenyum tulus yang terpancar, Gabriel lihat itu.

"Kalau lu sendiri?" tanya balik Ibnu yang membuat Gabriel menghentikan langkahnya, Ibnu juga.

"Karena ayah gue mantan mafia." alasan singkat Gabriel. Lalu ia melangkahkan lagi kakinya meninggalkan Ibnu. Ibnu yang ditinggal hanya berdecak sebal lalu mengikuti langkah Gabriel dengan berbagai pertanyaan yang muncul di otaknya. Dia juga agak terkejut mengetahui hal baru dari Gabriel yang belum ia ketahui.

Hingga kini mereka sudah memasuki area ballrom hotel. Dekorasi di dalamnya sangat mewah, maklum yang punya acara konglomerat. Sudah tak usah diragukan lagi ferguso!

Pandangan Ibnu terus menelusuri isi ruangan itu hingga tak sadar hampir menabrak Gabriel. Untung Gabriel menahan kening Ibnu dengan jari telunjuknya.

"Jangan meleng! Fokus misi Nu! Inget disini kita bukan untuk mengagumi acara yang mewah ini, apalagi mengagumi wanita berbaju seksi!" astagfirullah...ucapan Gabriel yang terakhir ga da akhlak bangeutt!

"Eh..." Ibnu baru sadar rupanya kalau di sekelilignya kebanyakan wanita berbusana mewah, tapi kurang bahan.

"Astagfirullah halajim!! Mbak itu punggungnya ditutup ngapa, aurott mbak...aurott!" ucap Ibnu mendramatisir mengomentari penampilan salah satu wanita yang lewat, tak lupa ia menutup matanya sebelah. Yang sebelahnya kebuka, itu mah sama aja Nu! Tetep kelihatan! Astagfirullah...kamu ini berdosa bangeut!

Wanita tadi menatap Ibnu tak suka, "Halah...munafik! Sok-sokan nyeramahin lagi, gak sopan banget!" ucap Wanita itu sinis lalu melenggang pergi dengan sombongnya.

"Dibilangin juga..."

"Udah deh Nu, gak usah hirauin mereka. Percuma!" Ibnu mengangguk.

"Oh ya, gue baru tau Gab kalau ayah lo mantan mafia, terus hubungannya apa sama ikut geng Cobra?" ujar Ibnu masih nyambung dengan ucapan Gabriel yang tadi.

Cobra BerkelasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang