sadar

42.2K 2.3K 867
                                    

Andra menatap heran ke arah dirga. Dan sebelum Andra belum mngerti apa yang di maksud dirga. Tapi setelah Andra melihat ponsel nya dan langsung membaca file tersebut.

"Yang kaya gini mau bunuh eca?" tanya Andra sambil melihat ke arah seseorang itu

"Tidak semudah itu bitch" kara Andra lalu memasukan hp nya kedalam saku celananya laku tersenyum penuh arti.

"yes. Party darah lagi" kata Andra dengan sumringah

****

Dua hari eca tak sadarkan diri. Hari ini adalah hari ketiga eca tidak sadarkan diri, erik yang penampilan sudah berantakan sekali pun tidak menghiraukan itu, yang jelas saat ini iya sedang memikirkan mengapa eca tidak sadarkan diri begitu lama.

Hanya ada erik seorang yang menjaga eca hari ini. Erik berada di ruangan eca sambil terus menggenggam tangan eca.

Tanpa sadar jam sudah menunjukan pukul 11 siang dan ini hari jum'at. Sudah menjadi kewajiban erik sebagai Seorang laki laki yang beragama islam untuk melaksanakan solat jum'at. Tapi erik bingung disini tidak ada siapa siapa yang menjaga eca.

Tapi kebetulan ada Suster yang masuk Ke ruangan itu untuk mengecek keadaan eca

"Sus, saya titip pasien nya sebentar yah" kata erik kepada suster itu

Suster itu mengangguk dan tersenyum " saya akan menjaga nya"

Erik mengangguk lalu keluar dari Rungan eca dan langsung mencari masjid terdekat.

Sementara suster yang di berada di ruang rawat itu membereskan Rungan eca yang sedikit berantakan. Tak lama kemudian kenop pintu terbuka dan menampilkan seseorang wanita dengan dress selutut itu.

"Permisi sus, saya temannya pasien" kata seseorang itu kepada suster yang menjaga eca tadi.

"Silahkan masuk mba, pasien belum sadarkan diri sampai saat ini" jelas suster kepada seorang wanita tersebut.

Seseorang itu mendekati eca dan mentap eca

'Psikopat kok lemah' batin seseorang itu

"yaudah mba, saya tinggal sebentar, saya akan kembali lagi tidak lama ko" kata suster itu sebelum benar benar pergi sari penglihatan seseorang itu.

"Hai eca, syela kembali"

yah, perempuannya itu adalah syela. Syela selalu menyuruh mata mata untuk selalu memantau apa tang terjadi di rumah sakit ini.

"Katanya psikopat, kok di gituin dikit langsung koma, ck. Lemah " kata syela sambil tertawa meremehkan.

"Eca... Eca... Semoga deh lo ilang ingatan beneran" kata syela sambil tersenyum lalu menatap eca

"Biar gue gampang misahin lo sama eriknya" lanjut syela sambil terkekeh

Jari eca sedikit bergerak, syela tersenyum licik saat tau bahwa sebentarr lagi eca akan sadar.

Mata eca perlahan terbuka dan melihat kesekelilingnya, eca melilik ke arah syela yang berdiri di sebelahnya

"gua dimana?" tanya eca dengan nada lemas

Syela tersenyum palsu "di rumah sakit ca" ujar syela dengan sangat lembut

Eca mempokuskan pandangannya ke sekeliling nya ternyata benar iya sekarang berada di rumah sakit.

"Lo siapa?" Tanya eca kepada syela

Syela menampakan ekspresi terkejut di wajah nya, tapi dengan cepat iya mengubah ekspresi itu menjadi tersenyum, bahkan bisa di bilang itu adalah senyum ejekan dari syela

Erik with Eca [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang