"kok sekarang kak Herman beda ya buu, jarang kasih kabar"
Keluh ku pada Nina disebrang sana, ahhh... anak itu tega sekali, Mentang-mentang pengantin baru bawaannya gak mau jauh-jauh sama suaminya.
Dia malah ikut-ikutan ngibrit ke jakarta, ikut sang suami yang memang kerja disana, sementara suaminya kerja, aku yakin kerjaan Gadis itu Cuma tidur, tidur, dan tidur, untuk hal lain seperti Memasak?? Jangan tanya, sekalipun aku kacau dalam hal Memasak, anak itu bahkan jauh lebih kacau dari pada aku.
"emang kalian lagi berantem"
"gak juga sih"
,,"terus?"
"kalau aku tau, aku gak bakal nanya sama kamu cantikk"
Gadis itu malah tertawa tanpa rasa dosa sedikitpun.
"biarin aja, nanti juga kalo kangen pasti ngasih kabar sendiri" sahut Nina disana, masalahnya aku udah kangen duluan sama dia, keluh batinku.
"Eh, ngomong-ngomong gimana sama masalah Perjodohannya?"
Haikz... nih anak sama aja kayak Mamah, nanyainnya perjodohan lagi, perjodohan lagi, capek Deh.
"cakep Sih bu" lanjutnya.
Ia sih aku juga tau cakep, tapi masalahnya bukan itu.
"santri, pasti sholeh"
iya tauuuu,
teriak ku kenceng-kenceng dalam hati.
Apa sih yang Gadis ini gak tau tentang aku, dan apa yang gak aku tau tentang Dia, kita berdua bersahabat dari kecil, hingga sekarang, baik buruk nya kita udah tau masing-masing, jadi gak perlu ada yang di tutupi atau main rahasia-rahasiaan lagi buat kita berdua. Termasuk urusan pribadi.
"Istikhorohnya gimana?Dia bukan?"
"Istikhorohku yang keluar bukan Dia, tapi orang lain."
"siapa?"
"siapa yaa..." aku pura-pura amnesia
"Kak Herman?"
Aku menghela Nafas berat, merubah posisi manatap langit-langit kamar.
Ya... aku membenarkan tebakannya, beberapa hari belakangan ini aku memang tengah dilanda kebingungan, dan satu-satunya jalan adalah memasrahkan semuanya pada sang pemilik kehidupan ini, memohon petunjuk dari-Nya dengan jalan istikhoroh.
Dan yang membuatku aneh adalah, dalam setiap mimpiku, wajah kak Hermanlah yang sering muncul, tapi aku terlalu takut untuk menyakini jika itu benar-benar petunjuk dari Allah, bagaimana jika itu hanyalah Nafsuku semata, yang berharap dalam mimpiku yang muncul adalah dirinya.
Sementara sampai saat ini aku tak tau status huubunganku dengannya seperti apa, kami memang dekat, bahkan dia seperti menunjukan ketertarikannya, begitu juga sebaliknya, bahkan mungkin perasaanku jauh dari itu.
Entah aku yang terlalu berlebihan atau apa, tapi jujur, perasaan yang sekarang aku rasakan padanya sangat berbeda dengan perasaanku terhadap pria lain, ini pertama kalinya aku mengalami hal semacam ini, bahkan aku tak dapat menjelaskan bagaimana perasaan itu.
Beberapa malam yang lalu bahkan aku bermimpi, setelah sholat istikhoroh dan benar-benar memasrahkan semuanya, dalam mimpiku lagi-lagi aku melihat Pria itu, Dia seperti akan mendaki Gunung, membawa ransel dengan jaket hitam dan kacamata yang bertengger manis di hidung mancungnya.
Gunung itu terlihat seperti suasana Sore hari. Saat matahari mulai akan terbenam, pria itu tersenyum manis ke arahku, dan lagi-lagi senyum itu yang selalu membuatku kelimpungan setengah mati.
KAMU SEDANG MEMBACA
it's you
Teen FictionAku bahkan berfikir ini mimpi, apa mungkin cinta itu pergi meninggalkanku dengan cara seperti ini, Dia pernah berjanji akan selalu membahagiakanku selamanya, tiba-tiba pergi dengan cara yang begitu menyakitkan, hingga aku tak tau, bagaimana cara be...