part 2 --Perjodohan--

360 6 0
                                    

Aku memang menyukai hujan, tapi entah kenapa aku selalu membenci hujan saat malam mulai datang. Suasana akan terasa berbeda, lebih sunyi dan hampa.

Aku tengah berkutat dengan layar monitorku saat sebuah pesan masuk pada Android kesayanganku.

Ini sudah hampir pukul 12 malam, dan beberapa hari belakangan ini aku memang mengalami insomnia akut, aku akan mulai mengantuk jika jarum jam sudah menunjukan pukul2 dini hari.

Aku meraih ponsel kesayanganku, membuka pesan yang beberapa waktu lalu masuk, dan tidak terkejut dengan siapa pengirimnya, aku lebih terkejut dengan isi pesannya.

"temenin"

Apa maksudnya? Jangan bilang jika pria itu tengah gundah dari tidurnya...

"apa?" jawabku singkat

"temenin bobonya "

Asih!!! Dasar pria mesum... apa pantas dia berkata seperti itu pada seorang gadis... ya tuhan... semakin lama aku semakin tahu sifat aslinya.

"weits... maaf  bukan mukhrim"

Semakin hari pria itu semakin menunjukan sisi lain dari dirinya, ia bahkan selalu terlihat konyol beberapa hari belakangan ini. dan aku tahu  maksud pria itu mengirim pesan seperti itu, bukan serius, pria itu hanya tengah bercanda seperti biasanya.

"jadi kapan kita bisa syah sebagai seorang mukhrim?"

"nanti kalo udah nikah"

"oke besok kakak lamar kamu ya, terus kita langsung nikah"

Dasar!!!...jawaban macam apa itu... aku hanya dapat tersenyum mendapati jawaban konyolnya itu.. ya tuhan... apa pria itu bisa beri aku waktu satu hari saja tidak bertingkah seperti anak ABG yang tengah kasmaran.

Lagipula berapa umur pria itu sekarang, bahkan jarak usia kami terpaut cukup jauh. 10 tahun, bayangkan sepuluh tahun dan tingkah pria itu bahkan bertingkah seperti anak ABG 17 tahunan.

"oke... aku tunggu lamarannya" -Send-

--o0o--

"liat tuh Nina, isty, eva, semua temen kamu udah pada nikah, giliran kamu kapan?"

Sial!!! Sepertinya aku salah bicara, kalau tau akhirnya bakal diceramahi habis-habisan kayak gini, untuk apa aku cerita kehamilan isty pada ibu-ibu cerewet satu ini.

Sekalipun cerewet setengah mati, ya apa boleh buat, kalo faktanya wanita ini adalah satu-satunya wanita yang paling aku cintai di dunia ini, siapa lagi kalau bukan ibu ku sendiri.

"nanti"

"terus aja nanti, nanti nya kapan?"

"Ah, Mamah bahas itu mulu, nanti juga pasti nikah Mah" jawabku santai

"denger ya, dulu waktu jaman Mamah masih muda, Mamah udah nikah waktu seumuran kamu"

"udah cerita Maaah"

"tuh kan tau, makanya buruan nikah"

Ya tuhan ini nih yang bikin aku pusing beberapa bulan belakangan ini, 

menikah??? Siapa sih di dunia ini yang tidak ingin menikah, mana mau jadi perawan tua, amit-amit deh, malah aku mempunyai cita-cita membangun sebuah keluarga kecil impiku bersama orang yang aku cintai dan juga mencintaiku.

tapi apa ibuku tercinta ini tau untuk sampai pada tahap itu, butuh proses panjang yang harus dilalui.

"Mamah jodohin sama ini gak mau, sama itu gak mau, pusing Mamah..."

Sama Mah, aku juga pusing,

"terus gimana sama calon yang kakak kamu kasih sekarang,  mau?"

it's youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang