Part 4 --Dilema--

342 12 4
                                    

                                                                --o0o--

seharian ini aku bolak balik menggeser layar ponsel kearah kiri dan kanan, mengamati dua wajah pria yang berbeda.

Satu adalah foto yang dikirimkan kakak ku, orang yang rencananya akan dijodohkan denganku, pria itu bernama Agus, aku tidak bisa mengatakan pria itu jelek, malah sebaliknya,

Aku semakin mengamati foto pria bernama Agus itu, Jujur pria itu terlihat tampan dengan kaos oblong  hitam yang ia kenakan,

Dia terlihat fokus menghadap kearah kamera dengan sedikit memiringkan kepalanya, tatanan rambutnya terlihat cepak dan rapih, memamerkan jelas dahi pria itu, Dengan bola mata besar serta hidung mancung yang terlihat cukup jelas.

Bentuk wajahnya tidak terlalu tegas, malah lebih mengarah pada bentuk wajah bermuka oval, dari sekilas, pria itu terlihat seperti perpaduan antara pria bule dan arab.

Jadi... apa ada celah, jika mengatakan pria itu tidak tampan atau biasa-biasa saja.

Aku menghela nafas, menggeser layar touchscrenn ke arah kanan. Dan mengamati wajah pria yang selama ini selalu ada dipikiranku.

Pria itu juga sama mengenakan kaos oblong hitam yang terlihat pas membalut tubuh tegapnya,

Bedanya Kak Herman memiliki tatanan rambut yang lebih panjang, dengan poni yang menutupi sebagian dahi indahnya yang tertata rapi kearah samping, jenis rambut yang paling aku sukai dari semua jenis model rambut yang pernah aku lihat.

Garis rahang pria itu terlihat tegas dan jelas, semakin terlihat sempurna dengan hidung bangirnya, ditambah mata sayu pria itu, semuanya terasa pas dengan komposisi yang sesuai, pria itu terlihat seperti wujud nyata dari fantasi liarku pada sosok pria yang selama ini ada di benakku, menjadi satu kesatuan yang begitu aku idamkan.

Tapi sampai sekarang, aku tidak pernah tau seperti apa perasaan sebenarnya dia terhadapku, bagaimana jika selama ini hanya aku yang terlalu banyak berharap, atau bahkan yang lebih parah ia telah memiliki kekasih baru.

Cepat-cepat ku usir semua praduga yang tak penting itu, jangan sampai semua praduga itu malah membuatku uring2an gak jelas.

Apa sebaiknya aku bertanya terlebih dahulu padanya, memastikan sebenarnya perasaan pria itu, setidaknya jika memang pria itu tidak memiliki perasaan apapun, aku akan mundur, dan mungkin aku akan menerima perjodohan itu.

Akhir bulan, itu batas waktu yang keluargaku berikan, sementara ini sudah berada pada pertengahan bulan. Good!!! Apa yang harus aku lakukan, bisa tidak sih aku pura-pura amnesia dan melupakan semua ini, ini terlalu memusingkan.

---o0o---

"kemarin pas pulang aku mampir ke rumah tante Dewi loh"

Bagus... pulang kampung tapi gak mampir sama sekali ke rumahku. Kata bang haji Roma irama sih... KeeeterrrrlaaaluuuAAAAANNNNN.....

"ohh..."sahutku datar

"kok Cuma oh doang? Hmm...gitu aja ngambek" ledek Nina

"jihhh... ngapain ngambek, emang situ siapa saya"

"hmmm... gitu ya, ya udah deh, gak bakal dapet informasi penting"

Informasi penting apaan, paling juga cerita tentang malam pertama dia, atau cerita malu-maluin dia waktu awal pernikahan sempet kepergok sama aku abis "ehm.." ya gituu deh... khusus buat 17tahun ke atas.

Masa sore-sore aku mampir kerumah dia, dan ternyata yang punya rumah lagi ada acara pribadi, tau gitukan aku mana mau mampir kesana,

Nyahut sih nyahut pas aku ketok pintunya, tapi itu loh buka pintunya, lamaaa banget, untung gak jamuran.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 26, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

it's youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang