Welcome

13K 1.3K 370
                                    

Tsukishima mengucek matanya. Tepat ketika cahaya matahari menelusup melalui jendela.

"Brr, dingin."

Ia bangkit dari sofa, tangannya terulur mengambil remote AC lalu mematikannya.

Setelah sedikit meregangkan tubuh, ia membuka tirai. Baik tirai jendela dan tirai kasur istrinya.

Oh, ya. [Name] masih terlelap di atas kasur single itu. Wajahnya terlihat lucu dan kelihatan bahagia, padahal kemarin ia terlihat begitu lelah karena berjuang semalaman.

Perut yang awalnya begitu besar kini sudah kembali normal karena kehadiran rembulan kecil yang akan menghiasi hidup keduanya.

"Hah, rasanya semalam begitu panjang."

Memori 6 jam lalu pun kembali terbayang. Tepat ketika Tsukishima pertama kali merasakan ketakutan luar biasa hanya karena sebuah teriakan.

Suara sang istri yang menahan sakit dan berusaha keras demi buah hati mereka di ruang operasi.

Rasanya juga tak terbayang ketika suara bayi kecil menangis dan helaan nafas lega dari dokter dan perawat yang mengurus.

Dan untuk pertama kalinya, Tsukishima merasakan kebahagiaan luar biasa di hidupnya.

"Melamun?"

Tsukishima tersentak, ia melirik ke arah sang istri yang menatapnya sendu.

"Kupikir masih tidur.." gumam Tsukishima malu. Karena ia ketahuan melamun sambil menatapi wajah [Name].

"Aku langsung terbangun begitu mengingat anak kita sudah lahir." [Name] tersenyum riang.

Tsukishima menghela nafas, satu kecupan didaratkan ke kening [Name].

"Sekali lagi, terima kasih sayang."

[Name] mengangguk dan tersenyum geli. Dan semua menjadi lebih hangat ketika pintu kamar rumah sakit terbuka.

Menampakkan dua orang suster mendorong troli kasur bayi ke kamar [Name].

"Selamat pagi , Nona Tsukishima. Bayi anda sudah dimandikan dan sudah diberi sarapan. Ia diperbolehkan bersama ibunya sampai setengah jam kedepan."

Bayi kecil itu digendong lalu diulurkan ke tangan [Name], dengan semangat wanita itu menggendongnya.

"Kalau begitu, kami permisi."

Setelah kedua suster itu pergi, barulah Tsukishima yang menahan senyumnya melepasnya dan kini menciumi pipi sang bayi.

"Hei, anak siapa ini?" Tanya Tsukishima sambil memegangi pipi putranya.

"Hehe, ini anak ayah. Anak ayah yang paling ganteng!" Sahut [Name] sambil terkekeh.

Bayi kecil itu menggeliat. Apalagi ketika merasakan sentuhan fisik dari ayahnya.

"Mm.. hm.." gumamnya sedikit gelisah. Namun kembali tenang saat [Name] menepuk-nepuk pelan pampers nya.

"Sayang mama, ngga boleh nangis. Oke? Anak ganteng ngga boleh nangis." Ujar [Name].

Tsukishima menghela nafas. Senyuman tak kunjung hilang dari bibirnya menatap istri dan anaknya.

Rasanya kebahagiaan semakin lengkap saja saat pemuda kecil ini lahir dan mengeluarkan tangis untuk pertama kali.

"Kei-kun..?"

"Hm?"

"Ayo panggil namanya~"

Tsukishima mengerjap, lalu mengangguk. Ia mendekat lalu menatap si kecil yang kembali terlelap di dada sang istri.

"Welcome to the world , Tsukishima Haru. Our little moon~"

—Little Moon, October 2020
© Vani

Little Moon - Tsukishima Kei.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang