Baby Care

8.2K 1.1K 239
                                    

"Aku pulang.."

"Selamat datang!"

Tsukishima duduk di undakan rumah, menaruh tas selempang lalu melepas sepatunya. Sampai ia mendengar hentakkan kaki yang berasal dari ruang tengah.

Tsukishima menghampiri dan mendapati putra kecilnya bergelinding di atas karpet.

"Ppa!"

Haru muncul dengan tubuh gembul nya. Dengan tangan kanan memegang bebek karet dan tangan kanan memegang kompeng.

"Hee, belom mandi?" Goda Tsukishima yang melihat celemek di baju Haru. Si kecil hanya memiringkan kepalanya, bingung harus menjawab apa.

Oh iya, Haru sudah berumur 3 bulan. Kini anak itu kelihatan gembul dengan pipi yang sangat bulat.

Ia juga sudah aktif bermain. Tangannya sering mengusili sang ibu yang tengah merapikan rumah atau mencuri pulpen Tsukishima jika pemuda itu bekerja sambil menemani anaknya.

Jika sedang dicuekin, ia akan bermain sendiri dengan bebek karetnya atau bermain cilukba dengan boneka bebek raksasa di dalam box nya.

"Sini , Ayah kangen." Tsukishima menggendong tubuh bulat itu lalu mengecupi pipinya.

"Ehehehe! Ppa!" Haru tertawa geli saat merasakan nafas ayahnya.

"Anak Ayah kok bau? Belum mandi beneran?" Tanya Tsukishima. Namun tetap menciumi pipi dan perut Haru.

"Hahahaha! Ppaa ppaaa!"

Haru memang tidak rewel. Semakin besar si kecil itu semakin tenang. Namun mulutnya agak bawel dan suka mengoceh dengan bahasanya sendiri.

"Ya! Tsukishima Kei!"

Masih asik dengan kegiatan mesra , Tsukishima menoleh dan mendapati [Name] dengan apron dan gembungan dipipi nya.

Rasanya seperti melihat Haru tapi versi wanita cantik.

"Apa, Tsukishima [Name]?"

"Belum mandi, belum cuci tangan, belum cuci muka, jangan ciumin Haru dulu! Kotor tau!"

[Name] buru-buru datang dan merebut Haru dari tangan suaminya.

"Ya, namanya juga rindu. Haru juga rindu aku." Gumam Tsukishima.

"Tapi harusnya mandi dulu!"

"Kamu juga ngga menyambutku waktu pulang."

"Apa hubungannya!?"

Haru tertawa geli melihat orangtuanya berdebat. Entahlah, anak itu selalu tertawa jika melihat ayah dan ibunya mendebatkan hal kecil.

"Tuh, Haru tertawa. Katanya jangan marah-marah terus. Nanti cepet tua."

"Ah! Emang kenapa kalau aku cepet tua!?

"Ngga apa-apa, kamu tua aku juga bakal tua. Kita bakal tua sama-sama, sayang."

Satu kecupan mendarat di kening [Name], dan tak ketinggalan kecupan di pipi gembul Haru.

"Ya udah. Aku mandi dulu."

Speechless dan blank. Itulah isi kepala [Name]. Sampai beberapa detik kemudian [Name] memekik kesal.

"TSUKISHIMA KEI MESUM!"

[Little Moon]

Tsukishima baru saja selesai berpakaian ketika [Name] meletakkan bak mandi berisi air hangat di kamar mandi.

"Loh, Haru belum mandi?" Tanya Tsukishima sambil mengeringkan rambut nya.

"Belum. Soalnya daritadi tidur terus. Waktu kamu pulang, baru deh, dia bangun terus main."

Tsukishima membulatkan mulutnya. "Harusnya tadi mandi sama aku."

"Ngga boleh. Kulitnya masih terlalu rentan!" [Name] menggeleng, lalu melucuti pakaian Haru.

Membawanya dengan lembut ke bak mandi dan mulai menyirami dengan lembut.

"Mmaa! Ma! Mama!" Sentak Haru bersemangat sambil mencipratkan air.

"Iya sayang, kita mandi dulu ya?" [Name] terkekeh geli.

Dengan lembut [Name] mengusap tubuh putranya sambil sesekali menggelitik perut Haru.

"Mma! Ppa! Bbo Umm.." Oceh Haru dengan tangannya yang penuh busa. Lalu kembali menciprak air dan berbicara sendiri lagi.

"Bicara sama siapa sih?" Tanya Tsukishima yang sedari tadi disamping kanan bak.

"Sama apa aja. Yang penting bicara."

"Padahal ada aku disini. Bicaranya sama busa mandi."

[Name] terkekeh. Setelah 6 menit bermain di bak mandi , Haru pun selesai. Kini di kasur ia berbicara dengan botol minyak bayi yang baru dioles ke tubuhnya.

"Bbo, mmu? Ppa ppa!" Haru mengulurkan botol ke sang ayah.

"Untuk ayah?"

Haru tertawa geli, lalu tangannya kembali mengambil botol bedak di sebelah kanannya.

"Mmo, um.. nnn.." Tubuhnya terus bergerak ke kanan kiri.

"Aish, jangan bergerak terus." [Name] mulai memakaikan piyama dengan gambar Pororo.

"Fuwa, anak ayah udah wangi~" Tsukishima langsung menggendong putranya lalu mengecupi pipi gembal Haru.

"Hahahaha! Ppa!"

[Name] menggeleng gemas , "Ya sudah, aku mandi dulu ya."

"Aku—"

"Ngga! Sekarang kewajiban kamu kalau aku mandi itu jaga Haru. Bukan minta ikut!"

Tsukishima merengut. Dan tentu saja Haru semakin tertawa keras saat [Name] pergi.

Ah, kalau begini rasanya Tsukishima ingin waktu dipercepat saja agar Haru cepat besar.

—terima kasih untuk iklan my baby yang telah memberi ku inspirasi 💚

© Vani

Little Moon - Tsukishima Kei.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang