KE BALI?

6 1 0
                                    

🌀🌀🌀


Hari yang begitu penuh emosi telah berlalu,dan Arva??? dia masih terbaring lesu tak berdaya di brankar rumah sakit Alexander

Jam berganti jam,dan hari berganti hari,ini sudah hari ke enam Arva tidak sadarkan diri

Jo prustasi bagaimana jika diakehilangan sahabat sekaligus wakilnya yang selalu ada maupun suka dan duka. Hidup mapan pasangan ada duka nya dimana jaenab

Jo masih setia duduk di tampat kingsize sahabatnya terbaring menunggu sahabatnya terbangun

Jo menahan mati matian emosinya supaya tidak kebablasan membunuh dokter yang telah membhonginya

Dokter itu berkata dia akan sadar setelah 6/7 hari kedepan dan sekarang masih hari ke enam dan itu masih siang  hari,masih ada 36 jam lagi jika dokter itu membohonginya

Emang dasar dia batu zaki,Evan, Chavie & Ahmad telah lelah untuk membicarakan bahwa dokter itu belum berbohong

"Ck,berani beraninya si kaparat itu membohongi ku, panggilkan si kaparat itu ke sini!!!!"bentak jo emosi
Sahabat yang bagaikan saudara itu telah jengah memberikan jo pengertian

"Dia tid-"

Tok

Tok

Tok

"Bodoh,cari mati nih dokter "batin the boys serempak merutuki kebodohan dokter yang berada di ambang pintu

The boys adalah sebutan untuk Antimainstream boys dan The girle sebutan untuk Antimainstream girls

Dokter itu merinding mendapatkan aura menyeramkan dari jo,dengan sangat ragu dia mendekatkan kepada atasanya

"Y--aaa tu-an a..aada apa memanggil saya?"tanya sang dokter dengan gugup

"Untung aku udah ngabarin pawang mu jo,dan buat kau meminta lah pada yang maha kuasa semoga kau terselamatkan"ucap evan santai sambil memainkan game dalam handphonenya

Jo melirik evan tidak senang,ayolah jika jo bisa dia akan memisah paru paru evan dan memberikannya kepada het(ajing peliharaan jo)

"Apa gak senang jo,iri bilang sahabat"ejek Evan pada sahabatnya

Bukannya menyelamatkan sang dokter malah membuat jo semakin emosi

"Yang satu ini kata katanya ingin menyelamtkan,bukanya menyelamatkan tapi akan memperpendek waktu ku saja,anjing!"maki dokter itu dalam hati

"Kau telah membuat ku emosi dan sekarang kau akan ku mut-"

"Siapa yang mau kau mutilasi hm??"

Sebenarnya fanny telah sampai di parkiran saat evan mengabari bahwa jo sedang tersulut emosi & di juga telah memperlama gerakan jo
Doa itu semoga fanny tidak ketempat lainnya itu saja

"Tenanglah dokter bodoh, pikiran mu tak sepanjang pikiran kami pergi dan keluarlah,dan karena kau memaki sahabat ku maka kau tidak bekerja disini lagi"ucap zaki santai

"Setidaknya kau terselamatkan dari kematian bodoh"ucap Ahmad mengejek dokter yang masih tetap menonton film blue dalam smartphone nya

"Tenanglah kau selamat,datang lah ke rumah sakit Skywalker "ucap merangkul dokter itu

"Tuan ingin memberikan aku pekerjaan??"sahut dokter itu senang upss tidak dokter tapi mantan dokter

Dokter itu bahagia dan memeluk Chavie, Chavie menyeringai licik,ma an dokter itu berlutut mengucapkan terima kasih kepada Chavie

"Tapi boong"menendang dokter itu kearah pintu masuk ke ruangan VVIP

"Hahaha" sontak mereka tertawa berempat tertawa

Dokter meratapi nasibnya bagaimana dia menghidupi wanita wanita simpanan nya

The boys tidak sebodoh itu untuk membuat orang tersiksa jika dia sangat baik dan berprilaku sopan pada wanita

"Kau pintar juga van,itu sangat tumben"lanjut Ahmad membuat mereka tertawa kecuali Evan

Jo dan fanny?,jo membawanya pulang tidak ingin memperlihatkan sisik buruk dan baik sahabat sahabat nya
Buruknya ialah menurunkan harga diri seseorang dan apalagi itu adalah laki laki tua,baiknya adalah mereka tidak ingin laki laki bajingan seperti mantan dokter itu

***

Di perjalan pulang jo mencoba membujuk fanny untuk tidak marah padanya

"Kau masih marah?"tanya jo dengan suara lembut

"Gk!"jawab fanny ketus

"Aku hanya terbawa emosi"jo coba menjelaskan

"Oh"

"Ck,itu-"

"Kau emosi dan gak bisa kontrol gitu?"ucap fanny mengebu gebu

"Yah,dan-"

"Arva tidak bangun??"

"Yah"cicit jojo sembari mengendarai mobil Lamborghini nya

"Jo semua merasakan kehilngan jika Arva tiada,tapi dokter itu melakukan tugasnya dengan baik"

"Maap"

"Hm"

"Maap"

"Hm"

"Maap

"Hm"

"Maap"

"Hm"

"Maap"

"Hm"

"Maap

"Hm"

"Maap"

"Hm"

"Maap"

"Hm"

"Maap

"Hm"

"Maaap fan"

"Yh"

"Dimaapkan?"

"Gk"

"Maap"

"Hm"

"Maap"

"Hm"

"Maap

"Hm"

Kejadian terulang ulang dalam setengah jam

"Please,jangan marah lagi sama aku"sembari memberhentikan mobilnya

"Iyah"

Jo mendekatkan dan memeluk fanny erat, bagaimanapun kemarahan fanny adalah siksaan baginya

"Maaap"

Dalam posisi sama saling memeluk

"Iyah,dan sekarang aku harus ikut kemana pun aku tak ingin nyawa orang melayang karena emosi mu ini"

"Iyahh dan hanya kau yang bisa mengontrol emosiku" mengeratkan pelukannya dan melepaskan pelukannya

"Nanti pergi ke bali dan aku sudah packing dan sudah kabari yang lainnya"ucap fanny tak ingin di potong oleh kang debat Jojo

Walaupun dia kang debat tetap aja akan kalah dengan fanny

"Soal Arva dia sudah sadar dan sedang istirahat dia akan menyusul setelah 1 minggu di rawat"ucap fanny sesat jo ingin bicara

Jo sudah tak bisa apa apa,hanya mengacak rambut fanny gemas

"Iyah iyahh"

🌀🌀🌀

To Be Continue

Part selanjutnya akan lebih seru
Dan akan ada aroma aroma bawangnya

"Marah mu bagaikan siksan neraka bumi bagiku,bahagiamu bagaikan surga bumi bagi" Jonathan Alexander

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 01, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Best Friends foreverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang