Happy reading... Jangan lupa tinggalkan jejak ya guys..
Banyak hal yang tidak aku mengerti dari dunia ini, salah satunya ialah mengapa luka terus silih berganti padahal belum sempat aku pulih.
- Himalea Arabelle -
***
Sebenarnya dalam hidup ini manusia hanya disuguhkan oleh dua pilihan. Iya atau tidak, iya untuk meneruskan, atau tidak untuk mencari jalan yang lain. Hanya saja risiko-risiko lah yang membuat mereka enggan memilih hingga seringkali terlena oleh keadaan lalu lupa apa yang sebenarnya menjadi tujuan. Bahkan seringkali tidak memilih karena takut akan kegagalan yang seringkali singgah.
Ganesha pun merasa demikian, ia bingung sebenarnya ia yang memilih untuk menjalani hidup seperti ini atau takdir yang membuatnya berada dipilihan ini. Tidak sedetikpun ia merasa keluarganya adalah beban, justru kehadirannya yang tak mampu berbuat banyak akan membuat dirinya merasa menjadi manusia yang tidak berguna.
"Apa mau lo?"
Seorang dihadapannya menatapnya dengan senyum miring. "Lo!"
Hening beberapa saat...
Tatapan tajam saling beradu seolah ingin menghunus lawan bicaranya. Ganesha semakin menatap datar perempuan di depannya. Ia tidak mengerti mengapa seorang di hadapannya ini sangat keras kepala. "Kenapa? Lo nggak mau kan kalau harus jadi pacar gue?"
Mala menarik tangan Hima untuk pergi dari sana dan meminta maaf kepada Ganesha serta ibunya karena membuat keributan. Dasarnya saja sahabatnya itu kepala batu, Hima tetap berdiri tanpa menghiraukan ajakan kedua sahabatnya. "Him, lo apaan sih kok ngelantur banget?"
"Ngelantur gimana, Mala? Gue cuma mau balas budi ke dia."
Ganesha mengusap wajahnya kasar, harus bagaimana agar cewek ini pulang saja. "Gue nggak ada waktu buat lo, gue dan nyokap bakalan usaha sendiri," tegas Ganesha. Ia mengajak mamanya pergi dari sana, "Ayo ma."
"Tunggu!"
Ganesha berhenti, ia menatap Hima nyalang dengan smirk yang mengintimidasi. "Gue emang bukan dari kalangan anak sultan kaya lo, tapi bukan berarti lo bisa beli gue beli dengan uang lo itu." Belum sempat berkedip, Ganesha kembali melayangkan kata-kata tajamnya, "dan gue— gue nggak berminat sama cewek murahan kayak lo."
Hening kembali.
"Heh cyinnn... Mulut lo lemes banget ya ngatain sahabat eike." Dana yang sedari tadi diam lama-lama gemas melihat tingkah Ganesha yang semakin angkuh. "Lo pikir lo siapa, hah?"
Ganesha tidak menyahuti mereka lagi. Cowok itu melanjutkan langkahnya meninggalkan mereka. Inaya yang merasa bersalah meminta maaf atas kelakuan anak lelakinya, ia juga berjanji pada Hima akan menyuruh anaknya itu untuk meminta maaf.
"Ayo Him, kita balik aja."
Hima tidak menyahut. Ia hanya diam dan mencoba mencerna apa yang baru saja ia dengar. Cewek itu tertawa miris, murahan katanya? Apa yang cowok itu tahu hingga menyimpulkan hal buruk itu padanya.
"Udahlah Hima, dia nggak mau. Dia juga nggak ngerasa lo punya hutang budi juga, kan? Ayo kita balik aja, jangan bikin keributan." Mala berusaha menenangkan sahabatnya. Hima memang terlihat cuek, namun perempuan itu sangatlah sensitif. Apalagi kata-kata Ganesha memang keterlaluan terhadap sahabatnya.
"Heh tunggu, berhenti lo!" Hima berteriak keras, "gue bukan cewek murahan! Brengsek!"
"Arghhhhh!!!" Hima menggeram. Ia marah, ia benci kata-kata yang diucapkan cowok kurang ajar itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
HIMALEA
Teen FictionUpdate seminggu dua kali. Agustus/2020 - "Kita terjebak diantara perasaan-perasaan yang tidak mungkin-" Himalea Arabelle, gadis cantik berkulit putih nan kaku. Hima, si cantik berwajah datar yang benci menjadi pusat perhatian laki-laki. Tidak perna...