"Bagaimana penampilanku kali ini?" kata Ahree. Dia memakai baju terbaiknya, dia melalkukannya untuk menemui pujaan hatinya Lee Haechan. "Sudah bagus, cantik sekali!" jawabku untuk membuatnya senang. Dia memasukkan album terbarunya hati hati ke dalam tas, kepalanya penuh dengan ekspektasi yang membuatnya tersenyum bahkan tertawa sendiri. Aku yang masih memoleskan bedak sudah biasa melihat kelakuannya dan terus memberikan dempul ke mukaku.
"Ayo nanti kita terlambat ke venue, jangan dandan kelamaan!" ujar Ahree. Dia memang sangat cepat, dia selalu lebih dulu berdandan selesai lebih dulu dan kurang sabar. Apalagi jadwal bertemu dengan pujaannya seperti ini, bahkan dia bisa saja pergi ke venue sendiri jam 5 pagi. Dia sangat bersemangat.
***
Mungkin Tuhan sedang berpihak padaku, Undangan fansign yang tersebar dalam album ada sekitar untuk 350 orang saja. Aku menang undian secara acak dengan membeli albumnya sebanyak 3 buah, sedangkan Ahree 5 buah. Album-album lainnya akan dijual kembali dengan harga yang dinaikkan, jadi kita juga tidak merugi dengan itu. Aku berjalan dengan santai ke dalam venue mereka masih belum menampakkan batang hidungnya. Ahree sudah sangat senang- bahkan terlalu senang. "Tenang Ahree, nanti keringatnya keluar banyak." kataku.
Saat mereka masuk ke dalam venue, sorak sorai memenuhi ruangan itu lagi. Fans benar-benar bisa membuat Idolanya tercengang suaranya tidak kalah kencang dengan fanmeet kemarin bahkan konser. Aku tersenyum melihat mereka satu-satu. Mereka sangat tampan hari ini. Semoga mereka bisa beristirahat semalam, tidak munafik bertemu dengan kami hal yang melelahkan bukan?
Aku melihat arah Jaemin yang sedang melambaikan tangannya dan tersenyum sambil melihat sekeliling seperti menyensor sesuatu. Dia sangat tampan walaupun hanya tersenyum seperti itu. Matanya bertemu denganku sekali lagi, tatapan kami berlangsung lumayan lama. Aku masih dengan senyum sopan melambaikan tangannya. Dia mengangguk pelan dan melihat ke arah lain.
***
Saatnya mulai menandatangani album. Beberapa member sibuk dengan fanservice nya ada yang bercakap panjang dengan fans, ada yang melakukan keinginan fans, ada yang sibuk tertawa, ada yang sibuk bertingkah lucu, ada yang bernyanyi sendiri. Aku masih menunggu giliran untuk mendapatkan tanda tangan, aku masih masuk dalam barusahan Jeno. "Hai, apakabar?" tanyanya padaku. "Baik Jeno, kau sangat tampan hari ini." kataku, Dia tersenyum sambil menandatangani album yang sudah kutunjukkan. "Bagaimana harimu?" tanyanya, "sangat baik, apalagi saat melihatmu." dia tersipu malu saat mendengarnya.
"Apa yang mau aku lakukan untukmu?" kata Jeno sembari melihatku dengan lembut, tidak kusangka muka Jaemin melihatku dengan tatapan tidak sukanya saat aku bercengkrama dengan Jeno. Dia duduk memangku dagunya dan memainkan pulpennya terus menatapku. "Jaemin-ah anyeong." seorang fans menyapanya dan membuyarkan semuanya.
"Kau harus jaga kesehatan baik-baik. Jangan sampai sakit!" ujarku. "Aku akan selalu menjaga kesehatanku. Terima kasih, Hyerin!" kata Jeno dengan senyumnya. "Kau tidak ingin menyuruhku apa-apa?" tanya Jeno sekali lagi, aku memalingkan wajahku sebentar dan berpikir. "Pegang tanganku." ujarku. Jeno memegang tanganku, itu membuatku sangat senang sekali. Dia mengusap pelan tanganku dengan ibu jarinya sangat tulus. Jaemin masih melihatnya dan merekamnya di sela-sela menandatangani album fans.
"Waktunya habis nona, silahkan ke sebelah." Managernya menyuruh aku pergi ke samping, yaitu Renjun. Jaemin yang melihatnya tersenyum kemenangan namun tipis. "hai , Renjun." kataku. Fanservice ini masih 3 dari 6 orang yang ada dan Jaemin berada di urutan terakhirku. Dia duduk di ujung kanan panggung. "wah , nama kamu cantik sekali. Kau sudah makan?" tanya Renjun. "Sudah, terima kasih sudah perhatian denganku." kataku dengan senyumannya. "Senyummu cantik sekali, seperti ibuku." kata Renjun sekali lagi. Fans servis gombal ini terdengar lumayan sampai Jaemin menoleh ke arah Renjun.
Aku melihat Jaemin menoleh, tatapan kita sempat bertemu. Dia sepertinya cemburu dan tidak ingin menatapku lagi. Dia sibuk melayani para fans. Dia menunjukan kalau dia juga tidak kalah romantis daripada Renjun. Bahkan dia menggombal jelas jelas menggunakan microphone.
"Yeorobun?" Jaemin memanggil fansnya dengan microphonenya, bertanya pada semua audience yang ada. "Ne!!!" semua berteriak menjawab Jaemin. "Coba lihat ke arah kanan spanduk itu deh..." kata Jaemin, "Maukah kau berkencan denganku?" Lanjutnya dan disambut meriah dengan teriakan fansnya. "YO, Yo Nana! Gombalanmu tidak ada tandingannya." kata Renjun. Jaemin hanya tersenyum dan senang mendengar pujiannya. Melihatku dan tersenyum penuh arti. Aku? Justru aku tidak merasakan apapun dan tetap berbicara dengan Renjun. Mungkin itu bagian dalam fan servicenya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.