Chapter 2

8 3 19
                                    

Beberapa bulan kemudian


"Jessy" teriak Brian padanya dari bawah.

"Apa?"

"Ayo sarapan"

Brian pindah bersama mereka bulan lalu. Hal itu terasa menyebalkan bagi Jessy. Jessy sesekali melihatnya berjalan keluar kamar mandi dengan handuk di pinggangnya, rambut hitam legamnya membasahi wajahnya, dan tetesan air masih menutupi tubuhnya. Dan kemudian ada waktu malam. Maksudnya, mereka mencoba untuk diam sebisa mungkin.Jessy biasanya hanya meletakkan earphone di telinganya dan hanya melamun tentang dirinya dan ia yang  melakukan itu. Bukankah ia satu-satunya orang di dunia yang jatuh cinta pada pacar ibunya sendiri?


"Apa itu?"  Tanya Jessy dengan alis terangkat, menatap kekacauan di depannya.

"Roti panggang!"  Brian berseru. "Aku mengambilnya dari toko terakhir kali aku di Australia"

"Dan berapa lama itu?"

"Beberapa tahun yang lalu" Dia mengangkat bahu.

"Haruskah aku membuat sesuatu?"  Jessy meringis membuang rotinya dan Brian ke tempat sampah.

"Tentu" katanya.  "Aku tidak pernah memasak"

"Aku sudah menebaknya " Jessy mendesah sinis mengeluarkan bahan untuk pancake.

"Tunjukkan cara membuatnya" Brian bergerak ke arah Jessy dan menghadangnya.  Satu tangan memegang marmer di sebelah Jessy dan tangan lainnya di sampingnya, menghentikan dirinya untuk bergerak.

Ya Tuhan.

"J-jadi uh, pertama-tama kau harus melihat tepung a-"

Kata-kata jessy tidak jelas.Wajah pria itu begitu dekat dengan wajahnya sehingga ia tidak bisa berkonsentrasi.

"Ada apa,Jessy?"  Brian berbisik secara seksual di telinga Jessy suaranya sesekali pecah.

"Tidak ada" Jessy tertawa gugup.

"Kenapa kau begitu tegang? Kau hanya membuat pancake" Brian terkikik melepaskan tangannya dan menggesernya ke atas tubuh Jessy, mencapai pundaknya. 

"Tenang"

"Aku tidak tegang?"  Jessy mengangkat bahu.

"Shh" Brian berbisik menggoda.Bibirnya melintasi pundak Jessy membuat punggungnya bergidik.

"Aku melihat bagaimana kau menatap ku"

"Aku?"

"Mmhmm" Brian mulai mencium leher Jessy, lembut.

Jessy menoleh padanya, melihat senyuman kecil muncul.Matanya tertutup dan dia mencondongkan tubuh lebih dekat ke dirinya


"Aku pulang !! Dengan makanan!." 

Ibu bernyanyi berjalan melewati pintu. Mereka berdua segera berpisah dan memberi ibunya senyuman normal saat dia memasuki dapur.

Ini belum selesai.


🔸🔸🔸🔸

HimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang