Chapter 3

5 2 25
                                    

Jessy menghabiskan sisa hari itu di kamar. Ibu datang beberapa kali membawakannya makan siang dan memeriksa apakah ia baik-baik saja atau tidak. 'Aku lelah' adalah jawaban Jessy. Sejujurnya ia berharap Brian akan datang dan memberitahunya apa yang ada di bawah, atau mungkin bahkan menyelesaikan apa yang terjadi. Akhirnya ia menyerah menunggu dan akhirnya tertidur.

...

Jessy mendengar pintu nya berderit terbuka yang mengganggu tidur malam nya.

"Bu?" Tanyanya sambil duduk sambil mengusap matanya yang setengah terbuka dan lelah.

"Shh!"

"Hah?"

"Ini aku" Itu Brian. Akhirnya. Jessy merasa sedikit malu.Rambut nya kusut, ia hanya memakai kaos XL yang berakhir di lutut nya.

"Oh, um, ini jam 3 pagi, apa yang kau lakukan?" Jessy menutupi kaki nya yang telanjang dengan seprai dan mengangkatnya ke dada.

"Bagaimana menurut mu?" Dia berbisik sambil duduk di samping Jessy di ranjang.

"Aku benar-benar tidak tahu Brian" Jessy mendesah sambil menyalakan lampu saat melihatnya topless, hanya dengan celana boxernya. Dia merangkak di atas jessy dan tiduran di atas tubuh nya.

"Aku pernah memikirkanmu, pikiran yang belum pernah kumiliki untuk wanita mana pun sebelumnya" Dia memanggil jessy seorang wanita hanya membuatnya semakin mendambakannya. "Dan aku tahu, Jessy. Aku tahu kau juga memilikinya." Brian membaca Jessy seperti buku. Dia hanya tersenyum pada wajah Jessy yang tersipu.

"Uh, bagaimana-"

"Bagaimana aku tahu?" Tangannya menyentuh kaus Jessy dengan lembut meraba-raba di bawahnya. "Kau tidak membodohi siapa-siapa sayang" Dia dengan kasar meremas payudara Jessy, membuatnya terkesiap dan mencengkeram seprai. Bibir Brian akhirnya bertemu dengan bibir Jessy dan menciumnya dengan semua kekuatan dan gairah. Rasa bibir dan lidahnya cukup bikin ngiler.

"Woah" ucap Jessy sambil menarik napas.

"Sejak hari aku bertemu denganmu Jessy, aku tahu aku ingin memilikimu" Tangannya yang besar bergerak dari dada Jessy ke bawah dan di bawah celana dalam. "Ayo Jess, kita tidak ingin membangunkan ibumu kan"

"Ok, jangan berhenti" Jessy mengerang

"Good girl,ingat cowok yang kau bawa pulang suatu malam?"

"Mmhm" Jessy tidak bisa fokus pada apapun selain jari Brian yang bergerak di klitoris.

"Aku iri pada pria itu,aku ingin memilikimu"

"Aku bisa mengatakan hal yang sama kepada mu." kata Jessy

"Nah, inilah aku"

*******

seolah-olah ia tidur mengenakan kaos Brian tadi malam,Jessy ganti baju sebelum turun. Ia memilih skinny jeans hitam dan atasan kaos.

Ia tidak tahu apa yang ia lakukan. Ibunya adalah segalanya baginya, dan jika dia tahu tentang semalam dia akan sangat marah dan patah hati. Dia mencintai Brian. Ibu mengira dia tidak akan pernah sebahagia ini lagi sejak dia dan ayahnya berpisah, tapi ternyata dia bahagia. Itu akan menghancurkannya.

"Jessy," teriak ibu dari bawah. "Turun ke sini"

Begitu Jessy siap, ia melompat menuruni tangga dan menuju dapur dan Brian sedang minum kopi sambil membaca koran.

"Halo sayang" ibu tersenyum. Begitu dia mengatakan itu, Brian menatap Jessy dengan senyuman dan kedipan yang membuat Jessy sedikit tersipu.

"Ada apa?" Tanya Jessy

"Aku ada pertemuan bisnis di luar kota dan karena kau tidak punya pekerjaan hari ini Brian menawarkan diri untuk melakukan sesuatu hal dengan mu. Hanya untuk mengenal mu lebih baik"

"Oh," Jessy menyeringai karena tahu betul apa yang dia inginkan.

"Tidak apa-apa sayang?"

"Ya, tidak apa-apa"

"Aku punya beberapa hal yang direncanakan" kata Brian menatap Jessy dengan seringai.

"Ok baiklah aku harus pergi, aku terlambat, jaga dia Brian" kata ibu dan menciumnya. "Sampai jumpa Jessy, SMS saja jika kau membutuhkan ku"

"Bye bu"

"Okay bye, love you" Dia segera berjalan keluar pintu, meninggalkan Jessy dan Brian dalam keheningan yang canggung.

Tanpa berkata apa-apa, Brian berjalan ke arah Jessy sambil menyisir rambut hitamnya dari wajahnya.

"Pagi" Dia menyeringai. Tangannya memegang tangan Jessy saat dia mencondongkan badan dan menciumnya.

"Pagi" Jessy tersipu.

Ini benar-benar tidak seperti dirinya. Brian 37 tahun, dan ia 20 tahun. Belum lagi dia adalah pacar ibu nya.

"Tidur yang nyenyak?" Brian bertanya sambil menyelipkan rambut ke belakang telinga Jessy. Jesst memberinya anggukan kecil sebelum menciumnya dengan keras.

"Jadi, apa yang kau rencanakan?"


——————————————————————

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 15, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang