Prolog

37.6K 2.1K 108
                                    

Pagi ini entah ada angin apa, sang ayah memilih mengantar Ulya menggunakan motor, katanya beliau sedang ingin menikmati angina pagi sekaligus mengenang masa-masa saat Ulya SD dulu, saat perekonomian mereka bisa dibilang tak sebagus sekarang.

Ulya turun dari atas motor lalu menyalami tangan ayahnya.

"Ulya sekolah dulu ya Yah, Assalamualaikum," pamit gadis itu.

Sang ayah tersenyum sembari mendoakan Ulya dalam hati. "Waalaikumsalam," jawabnya.

Ulya mengangguk, gadis itu melepas kepergian ayahnya, dia sendiri selanjutnya melangkah memasuki pekarangan sekolah.

Tangannya memegang kedua tali tas yang tergantung di punggungnya. Ulya berjalan dengan riangnya, dia baru beberapa bulan ini menjadi siswa di SMA, rasanya cukup menyenangkan, setiap pagi Ulya selalu exited saat berangkat ke sekolah.

Saat sedang berjalan Ulya dikagetkan dengan tangan seseorang yang tiba-tiba melingkar di pinggangnya. Sungguh ini gila, Ulya menunduk untuk melihat dan ternyata tangan itu tangan laki-laki, dia sama sekali belum pernah bersentuhan dengan laki-laki sebelumnya.

"Emmm, gimana ya."

Ulya menoleh dan mendapati laki-laki yang lancang memeluk pinggangnya itu sedang salah tingkah.

"Apa..." Ulya langsung tak bisa melanjutkan kata-katanya, jantungnya mencelos seperti pindah tempat ke lambung karena laki-laki di sebelahnya mendekatkan wajah ke telinganya.

"Lo tembus," ujar laki-laki tersebut.

Ulya langsung membelalakkan matanya.

"Tapi nggak usah takut udah gue tutup pake jaket." Sekarang laki-laki itu pindah ke depan Ulya mengikatkan tangan jaketnya ke tubuh gadis itu.

Ulya yang menunduk perlahan mengangkat wajahnya, dia mendapati sebuah wajah tampan sedang tersenyum menatapnya.

"Maaf ya gue lancang pegang-pegang lo," ucap laki-laki di hadapannya setelah melihat penampilan Ulya benar-benar tertutup.

"Eh, nggg, nggak apa-apa, makasih ya," balas Ulya.

"Iya sama-sama, mending lo pulang aja deh, gue anterin mau?" tanya laki-laki di depannya.

"Eungg, tapi baru sampe," keluh Ulya.

"Emangnya lo bawa rok ganti?" tanya laki-laki di depannya.

Ulya menggeleng.

"Ya udah gue temenin izin ke piket, gue yakin pasti nggak masalah, nama gue Rayn, kelas dua belas," ujar laki-laki itu.

Ulya hanya tersenyum kemudian mengikuti langkah gadis itu.

***

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Uhuy tes dulu ya guys, sapa tau banyak yang suka😁😁😁

Aku tuh nggak bisaan banget cuma punya 1 cerita on going. Jadi aku putuskan buat kembali publish cerita ini tapiiii jalan ceritanya beda dari yang awal.

Bukan pernikahan remaja wkwkwk.

Pokoknya seru dah jangan lupa vote & comment!

My Halal BadboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang