Chapter VI, The Red Snow

117 12 29
                                    

Author, kenapa gak update?!
Jadi gini… Author lagi banyak kendala di rumah dan keluarga. Dan Author sakit selama 2 minggu (Iya author kena Covid :"D ) . Nah untung sekarang udah sehat lagi. Jadi Author bakal mulai nulis-nulis lagi Yak. Mohon ditunggu kelanjutannya.

Oke, to the story now!

Helsinki, 16 November 1939
Salju berguguran di kota Helsinki, kota yang terletak di Teluk Finlandia. Secangkir kopi hangat terduduk diatas meja, sebuah pasangan sempurna di pagi yang dingin dan bersalju itu.

Finlandia: "Catatan, tanggal 16 November 1939. Perang besar pecah di Eropa Barat dua bulan lalu. Kedua blok sama-sama ambisius untuk mengalahkan satu sama lain"

Ia diam sejenak, memikirkan kata-kata yang cocok untuk catatannya. Ia menoleh kearah jendela yang nyaris tertutup salju tebal.

Finlandia: "Entahlah, aku tak pandai menulis catatan. Si Komunis sialan itu semakin menggila dan mungkin ia akan menyerangku beberapa hari nanti"

Finlandia: "Maksudku ayolah, ia memaksaku menyerahkan bagian di Teluk Finlandia. Itu tepat di sebelah Helsinki, ia pikir aku sebodoh itu?"

Sebuah bingkai foto terduduk didepan kertasnya. Foto tersebut berisi semua saudaranya. Swedia, Denmark, Norwegia, Åland, dan Islandia. Ia terkekeh dan tersenyum tipis mengingat semua hal yang terjadi ratusan tahun lalu.

Finlandia: "Heh… Aku masih ingat betapa beratnya hidup bersama kalian"

Finlandia: "Tapi sungguh, rasanya aku ingin kita semua bersama lagi. Seperti ratusan tahun lalu…"

Ia berhenti menulis sejenak. Setelah diam selama 15 menit menatap langit langit yang kosong, ia beranjak dari kursinya dan mengambil syal yang tergantung di dekat pintu kantornya.

Ia beranjak keluar dari "Presidentinlinna" menuju sebuah danau disebelah bangunan tersebut. Danau itu terlihat membeku. Musim dingin kali ini terasa berbeda untuknya.

Memang terasa berbeda kali ini. Perang Dunia II yang telah pecah di Eropa membuat benua itu menjadi tidak aman lagi. Sementara di Uni Soviet mengancamnya untuk membiarkannya membangun pangkalan di daerah selatannya yang dekat dengan Helsinki, Ibukota negaranya.

Ia membuka telapak tangannya, dan sebutif Kepingan salju jatuh tepat di tangannya.

Finlandia: "Kurasa musim dingin kali ini akan berbeda. Benar-benar berbeda"

Ia menghela nafas sejenak dan menatap ke langit. Sudah mulai gelap. Ia pun segera bergegas kembali ke "Presidentinlinna". Meskipun berlari, ia sempat tersenyum dan bergumam.

Finlandia: "Baiklah Soviet. Kuterima tantanganmu. Pemain ski ku pasti dapat mengalahkan beruangmu"

Dan dengan begitulah, pecah sebuah pertempuran dahsyat antara Finlandia dan Uni Soviet. Negara nordik yang berselimut salju, dan negara Komunis yang terkenal akan kekuatan militernya itu.

Namun siapa sangka, sang negara ribuan danau mampu mengalahkan sang negara beruang merah tersebut. Meskipun kalah jumlah pasukan, Finlandia mampu menahan serangan Soviet. Para tentara merah telah dibuat bingung dengan salju yang bisa berbicara.

Oslo, 9 April 1940
Situasi kian memanas di Ibukota Norwegia, Oslo. Dengan Pasukan Jerman yang mulai berdatangan, perang tak bisa dihindari.

Ia sudah bisa menentukan situasi. Sehari yang lalu adiknya, Denmark dengan mudah ditaklukkan hanya dalam empat jam. Mungkin jika ia bertahan selama sebulan itu sudah menjadi keberuntungan besar baginya.

Second Destruction (Countryhumans World War II) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang