01

184 4 0
                                    


“Dad. apa benar kita anak Daddy?” tanya anak perempuan nya yang sedari tadi terus melihat ke arah luar tanpa minat untuk turun dan masuk kedalam sekolah.

Mark menautkan alisnya dengan tiba-tiba anaknya menanyakan pertanyaan bodoh seperti itu, jelaslah mereka anaknya kalau bukan mana mungkin Mark mau mengutamakan apa yang mereka mau.

“Of course” sahut Mark.

“Where is mom?” pertanyaan yang dilontarkan anak laki-lakinya membuat Mark seketika bungkam.

Anak-anaknya pergi tanpa menunggu jawaban dari Mark, mereka sudah tau reaksi seperti apa yang akan Mark tunjukkan.

Brukk

Awwwww” ringgis Leaa sembari menepuk-nepuk tangannya yang kotor “Kalau jalan tuh liat-liat jangan nunduk Mulu!!” bentak Leaa mendongak melihat siapa yang sudah membuatnya terjatuh. Leaa berdiri dibantu Leon, Leaa mendorong bahu perempuan itu sampai menubruk dinding.

“Udah tau gue jalannya nunduk, bukannya minggir malah nabrak gue. Sengaja Lo mau ribut sama gue ha?!” sentak perempuan itu maju selangkah mendekat ke arah Leaa yang menatapnya dengan tajam.

“Gak ada sopan-sopannya ya lo sama kakak kelas, gue tuh lebih tua dari Lo sopan dikit” ujar Leaa tidak mau kalah.

“Bangga Lo jadi tua?” Lea seketika bungkam, Leon memegang tangan Leaa mengelusnya perlahan mencoba meredam amarah Leaa.

“Leaaaa!” teriak seorang perempuan yang sedang berlari ke arah mereka. Keduanya menengok secara bersamaan ke arah perempuan itu, setelah dekat perempuan tersebut terdiam canggung seraya menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

“Maa—af ka, aku manggil Leaa Bianca Manoban” ucapnya sambil menunduk.

Keduanya memiliki nama yang sama Leaa Lee kakaknya Leon Lee, dan perempuan yang tadi berantem dengan Leaa bernama Leaa Bianca Manoban adik kelasnya yang bahkan tidak pernah baik terhadap mereka, seingat Leaa dan Leon mereka tidak pernah membuly adik kelasnya ini tapi kenapa dia malah berbuat seperti itu.

“Lo! Kenapa sih nama Lo harus sama kaya gue?!”

Leaa justru tersenyum miring lalu mengangkat bahunya kemudian pergi menarik lengan temannya yang memanggilnya tadi.

*****

“Yeri, masuk keruangan saya” Mark mematikan panggilan nya lalu memijat pelipisnya pelan.

“Bapak memanggil saya?” tanya sekertaris nya dengan senyum manisnya.

“Apa agenda saya hari ini?”

“Setelah makan siang ada kerja sama yang harus bapak tandatangani” ucap Yeri mempertahankan senyumnya.

“Dimana?”

“Restoran Manoban”

Mark berpikir sejenak merasa familiar dengan nama Manoban “Saya merasa familiar dengan nama Manoban” gumam Mark masih mencoba berpikir.

“Mungkin bapak pernah mendengar gosip dari karyawan yang menggosipkan restoran yang berdiri sejak setahun yang lalu sangat cepat berkembang”

Ahh iya mungkin saja dia pernah mendengar dari karyawan nya, Mark melihat jam tangan yang bertengger dilengan sebelah kiri nya “Jemput anak saya sekarang” titah Mark, Yeri hanya mengangguk lalu pergi ke sekolah untuk menjemput anak atasannya itu.

Yeri menunggu didepan gerbang sekolah SMP yang cukup terkenal di kota ini. Yeri sudah biasa menjemput kedua anak atasannya bahkan kalau dilihat-lihat dia seperti orang tua mereka, ayolah orang tua mereka bukan istri atasannya itu.

Yeri melihat kedua anak atasannya berlari kearah seorang wanita dengan wajah bahagia dan kerinduan.

“Leaaa” teriak seorang wanita yang menunggu tepat disamping gerbang sekolahnya, lagi dan lagi dua orang yang bernama sama menoleh secara bersamaan.

“Mom/mamah” ucapnya bersamaan tak dipungkiri Leon lantas berlari kearah wanita tersebut dan memeluknya kedua Leaa pun menyusul.

Leaa menatap saudara kembar itu dengan wajah datar lalu menarik keduanya dengan kasar “Apa-apaan kalian! Jangan meluk-meluk mamah gue!” sentak Leaa lalu memeluk lengan mamahnya.

“Sayang, gak boleh gitu” ucap wanita itu sembari mengelus puncak kepala Leaa dengan lembut.

“Ibu Megan” panggil Yeri saat mendekati seorang wanita yang diserbu anak atasannya itu.

Megan lantas menarik Leaa dan membawanya kedalam mobil dengan terburu-buru menghiraukan panggilan dari Leaa dan Leon serta Yeri yang menatapnya terkejut.

Leaa melengkungkan bibirnya kebawah mulai menangis keras disana “Aduhh sayang jangan nangis ya” Yeri mencoba menenangkan Leaa tapi tangisannya bukan mereda malah semakin kencang.

Leon hanya menatap kepergian Megan dengan kecewa lalu melangkah kan kakinya masuk kedalam mobil menghiraukan tangisan Leaa, “Mommyyyyy!!” teriak Leaa disela-sela tangisannya.

“Kita ke pak Mark dulu ya Leaa” Leaa mengangguk lalu masuk ke dalam mobil duduk disamping Leon yang berada dibelakang lalu memeluk Leon dengan erat.

Yeri masih tidak percaya dengan kehadiran Megan mantan istri atasannya itu. Ya dia masih hapal wajah istri atasannya, dia bekerja dengan Mark sudah sangat lama bahkan sebelum Mark menikah.

“Lain kali jangan ngomong kasar, mamah gak ngajarin kamu kaya gitu” Leaa menunduk dengan bibir yang mengerucut.

“Maaf mah” Megan tersenyum lalu mengelus puncak kepala Leaa.

Megan dan Leaa memasuki restoran yang mewah, para pelayan yang melihat mereka berdua menunduk memberi hormat. Megan Caitlin Lauren's seorang ibu muda yang memiliki satu orang anak sekaligus pemilik restoran ini. Megan dan Leaa memasuki ruangan yang bersebelahan dengan dapur “Jangan ngelakuin apa-apa” ujar Megan, Leaa hanya membalasnya dengan gumaman.

“Dadddyyyy” teriak Leaa membanting pintu ruangan Mark dengan air mata yang masih mengalir lalu memeluk Mark sedangkan Leon berjalan menuju sofa dan duduk diam tanpa minat untuk berbicara.

“Anak Daddy kenapa?” tanya Mark khawatir menghapus air mata Leaa lalu menatap Yeri yang sedari tadi diam.

“Kenapa?” tanya Mark ke arah Yeri, Yeri mengulum bibirnya tidak tau harus mengatakan bagaimana “I—bu Megan”

Mark terdiam, dadanya berdegup dengan kencang. Terkejut sekaligus senang, dia harus segera menemui Megan dan memilikinya kembali.

Mark mengambil ponsel nya lalu menelpon seseorang untuk mencari kebenaran apakah itu benar Megan atau bukan? Lalu dia Tinggal dimana selama ini?

Tunggu, hati Mark berdenyut nyeri saat mengingatmereka bertemu Megan disekolah, Sedang apa dia? Apakah dia memiliki seorang anak lagi? Dengan siapa? Ahhh masih banyak lagi pertanyaan yang bersarang didalam pikiran Mark membuat kepalanya berdenyut sakit.

Hello Ex-Wife (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang