Tok tok tok
“Masuk”
Setalah mendapat sahutan dari dalam seorang yang mengetuk pintu tadi lantas masuk lalu memberikan beberapa dokumen di atas meja “Karna kemarin pertemuan dengan restoran Manoban dibatalkan, jadi setelah makan siang mereka sendiri yang akan datang ke perusahaan” ucap Yeri memberikan dokumen yang akan ditandatangani oleh Mark.
Yeri hendak pergi sebelum kata-kata Mark menghentikan langkahnya “Saya masih bingung. Kenapa kamu ngejauhin Jeno, diatas rata-rata Jeno tampan tapi masih lebih tampanan saya sih” Yeri mendengus kesal mendengarnya kepedean sekali pak bos ini ya emang nyata nya benar kalau Mark tampan.
“Dan juga dia mempunyai banyak harta yang bisa menjamin kehidupan kamu” lanjut Mark masih menatap Yeri dengan jari yang bertautan.
“Harta bukan segalanya pak. Maaf kalau saya lancang, bapak bisa tanya sendiri kepada Ibu bos kenapa dia meninggalkan bapak yang tampan dan mempunyai banyak harta” Mark tertohok mendengarnya “Kenap—”
“Waktu pak, apalagi bapak seorang miliarder dan tampan banyak sekali yang mau jadi istri bapak dengan mengusahakan segala cara. Maaf pak sekali lagi kalau saya lancang, itu juga terjadi sama keluarga bapak dan saya tidak mau keluarga kedepannya sama kaya bapak” setelah mengatakan itu Yeri melangkah keluar meninggalkan Mark yang masih menatapnya.
Mark mengusap wajah nya kasar semua yang Yeri katakan tadi semua nya benar tidak ada yang salah. Senyumnya terukir saat handphone nya berdering menandakan ada pesan masuk yang dikirim dari Jeno yang telah memberikan beberapa informasi.
***
“Tak apa kan kalau Leaa ikut kakak dulu kerja?” tanya Momo dengan tangan yang memegang setir, Leaa hanya menganggukkan kepalanya dengan tangan yang sibuk memainkan game di ponselnya.Leaa yang Momo kenal hanya seorang remaja yang ditinggalkan kedua orang tuanya dan diasuh oleh keluarga baru yang tak kalah menyayanginya, tapi sikap Leaa yang terlalu dingin dan susah ditebak membuat Momo selalu kesulitan membuka pembicaraan dengannya.
Mobil Maserati Ghibli milik Momo terparkir sempurna didepan gedung MGN group yang menjulang tinggi, Momo berjalan dengan elegan yang diikuti oleh Leaa yang mematikan game nya lalu memasukannya kedalam saku kemeja sekolahnya.
“Permisi, apa pak Mark ada?” tanya Momo kearah resepsionis yang ada disana “Apa dari restoran Manoban?” tanya sang resepsionis cantik dengan senyumannya. Momo hanya mengangguk lalu diantarkan kelantai paling atas ruangan Mark seorang CEO yang selalu dihindari atasannya itu.
Leaa menunggu diluar dengan melanjutkan game online nya sedangkan Momo masuk setelah mengetuk pintu terlebih dahulu.
Momo dapat dengan jelas setelah masuk kedalam ruangan yang luas yang didominasi dengan warna hitam dan putih dan satu foto besar yang sedari tadi mencuri perhatian Momo sebuah foto 'pernikahan Mark dan Megan' yang digantung sempurna,
“Ehemmm” deheman dari Mark membuyarkan lamunan Momo lalu duduk dihadapan Mark yang menatapnya intens.
“Selamat siang pak, kedatangan saya disini ingin membahas surat kerja sama—”
“Momo Hirai berasal dari jepang lulusan universitas Harvard seorang rantauan yang ditemui oleh Siwon Dirgantara. Kelahiran tahun 1996 berbohong dengan mengaku-ngaku kalau restoran Manoban adalah milik anda” Momo tercekat bagaimana bisa Mark tau tentang dirinya bukannya identitas dirinya sudah ditutupi rapat-rapat.
“Mark Lee seorang CEO dari MGN group yang disingkat dari nama Megan karena ingin mengenang istrinya yang meninggalkannya karena ulahnya sendiri dan sekarang seperti seorang pecundang yang berpura-pura bersedih ditinggalkan istrinya padahal dia sendiri yang membuat istrinya pergi, ahh begitu malangnya istri mu bisa mempunyai pasangan seperti anda, tuan Mark Lee” Leaa menyeringai membalas perkataan Mark yang terdengar tak sengaja saat dirinya membuka pintu ingin masuk.
Memang tak salah Leaa berani berbicara seperti itu berkat didikan tegas seorang Siwon dibelakangnya. “Leaa Bianca Manoban anak dari pasangan Lalisa Manoban dan Kim Hanbin, Tante Lalisa meninggal saat ngelahirin lu” ucap seseorang yang beru saja membuka pintu membuat napas Leaa tercekat “Lima tahun setelah Tante Lalisa meninggal om Hanbin menyusul Dan kau—” tunjuk Leaa kearah Leaa yang menunggu lanjutan dari lawannya “Diangkat jadi anak mommy gue” lanjutnya tersenyum miris.
Momo merinding sendirian melihat secara langsung perang yang dilakukan oleh para atasannya itu. “Ahh Ka seperti nya kontrak kerjasama itu harus dibatalkan” ucap Leaa ke arah Momo yang sedari tadi diam menyaksikan mereka.
“Sudah jelas bahwa mereka bukan untuk menjalin kerjasama melainkan ingin merebut mamah” lanjutnya berbalik ingin membuka pintu namun pintu itu ditutup kembali oleh Leon “Kau tidak bisa pergi begitu saja nona” ucap Leon menyeringai, Leaa berbalik menghadap Leon dengan pandangan dingin lalu mendekat “Tidak mungkin kan kalau aku memberitahukan kepada Daddy mu tentang kau yang selalu bergonta-ganti seorang cewek ahh, apakah aku juga harus memberitahukan Daddy mu bahwa kau sering ke club” bisik Leaa menantang Leon, Leon terdiam sekarang giliran Leaa yang menyeringai.
Leaa pergi keluar diikuti Momo dibelakangnya menuju mobilnya yang masih terparkir didepan gadung itu. Saat diperjalanan Momo masih terdiam seorang gadis remaja dengan segala pengetahuan tentang keluarga seseorang bagaimana mungkin. “Maaf, bagaimana kamu bisa tau tentang mereka” akhirnya Momo menanyakan itu setelah merangkai kata-katanya didalam otak kecilnya.
Leaa menunjukan handphone nya yang berisi tentang identitas mereka, ternyata dugaan Momo salah sedari tadi Leaa bukan bermain game melainkan mencari tau identitas mereka dengan membobol file yang bersifat privasi. Memikirkan itu membuat Momo tersenyym, sifat Leaa sangat mirip dengan ayahnya Kim Hanbin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello Ex-Wife (On Going)
Teen Fiction"Ayo pulang, semakin malam udaranya semakin dingin" ajak Mark bangkit lalu mengulurkan tangannya. "Aku bahkan belum memutuskan kembali" Wajah Mark seketika berubah menjadi datar seperkian detik Mark tersenyum meraih tangan Megan membawanya berdiri. ...