Megan sedang berkutat di dapur menjalankan aktivitas rutin nya setiap pagi membuatkan sarapan untuknya dan putri nya. Suara ketukan pintu terdengar “Leaa. Bukain pintu nya sayang” titah Megan sembari menyiapkan sarapan yang sudah selesai.
Leaa tersenyum saat melihat siapa yang ada dibalik pintu itu, seorang laki-laki paruh baya dengan banyak paper bag ditangan nya “Kakekkkk” teriak Leaa langsung memeluk kakeknya.
“Hahahaa. Miss me?” tanya kakeknya membalas pelukan Leaa, bukannya menyuruh kakeknya itu masuk Leaa malah membawa paper bag nya saja dan meninggalkan kakeknya yang memasang wajah masam.
“Leaa gak boleh gitu” Megan menghampiri mereka lalu mengecup tangan kakeknya “Maaf kakek”
Leaa lantas pergi ke kamar nya dengan banyak paper bag ditangannya. Siwon Dirgantara papahnya Megan sekaligus kakeknya Leaa, Siwon selalu saja kalau datang ke rumahnya pasti membawa banyak hadiah bukan untuknya melainkan untuk anaknya, Leaa.
Megan menyuruh Siwon masuk dan duduk di sofa membuatkannya minuman lalu duduk di hadapan Siwon. “Perusahan MGN grup ingin bekerjasama dengan restoran kamu” ucapnya menatap lekat mata putrinya.
“Bagaimana papah tau?”
“MGN grup perusahaan milik Mark” Megan tersentak, dia tidak tahu kalau mantan suaminya itu mempunyai perusahaan lain. “Kamu tidak merindukannya?” tanya Siwon
“Apa aku merindukan nya?” tanyanya pada diri sendiri, ia pun tidak tahu.
“Kau tidak merindukan anak-anakmu? Papah tau kamu sengaja menjemput Leaa sembari melihat anak kembar mu dari jauh” Siwon menyandarkan punggungnya di sofa mata nya tidak lepas dari Megan. “Mereka menanyakan mu selalu”
Ahh iya, kedua anaknya selama dia pergi dia hanya memantau mereka lewat pesuruh papahnya, melihatnya hanya dari foto atau video yang papahnya kirim setiap bermain dengan mereka. Kemarin saat dia menjemput Leaa itu hanya alasannya saja untuk bertemu langsung dengan kedua anaknya, dia pikir Mark tidak memberitahu mereka tentang wajahnya ternyata salah kedua anaknya mengenalinya ditambah seorang sekertaris Mark yang sudah lama bekerja dengannya otomatis mengetahui kejadian yang menimpa rumah tangganya.
“Aku harus bagaimana”
“Biar Momo yang urus” Momo seorang perempuan berasal dari jepang yang ditemui oleh Siwon dijalanan amerika seorang rantauan yang ingin melanjutkan sekolahnya ke universitas Harvard, Siwon memenuhi kebutuhan Momo sampai membiayai sekolahnya sampai akhirnya dia lulus dengan nilai yang memuaskan. Momo diminta untuk menemani Megan dan menjaga nya sebagai gantinya dan Momo melakukan nya dengan patuh sampai dekat dengan Megan dan anaknya sendiri.
****
“Dad! Cepet Leaa pengen main ditempat nenek Irene” teriakan Leaa menggema di rumah yang megah.“Udah yuk” ajak Mark mengancingkan kancing sebelah kirinya “Leon mana?” tanya Mark saat tak mendapati anak keduanya.
“Im here dad” sahut Leon dari belakang tubuh Mark lalu mendahuluinya.
Saat membuka pintu sosok kakeknya yang sudah berdiri didepan pintu dengan senyumannya, Leaa dan Leon langsung memeluk kakeknya.
“Kakek kapan pulang?” tanya Leon mendongak kearah kakeknya itu “Gak biarin kakek masuk dulu?” tanya kakeknya dengan nada kecewa.
Leaa dan Leon memberikan kakeknya jalan untuk masuk saat melewati Mark kakeknya berhenti sebelah tangannya dipegang oleh Mark. “Aku tau kalau papah tau dimana Megan sekarang” ucap Mark wajah nya berubah datar dia sama sekali tidak takut dengan papah mertuanya, Siwon.
“Bodoh. Saya orang yang nyembunyiin Megan supaya tidak bertemu dengan kamu” ucap Siwon dengan nada sinis.
Mark terdiam, fakta itu sudah Mark ketahui belum lama ini dari adek nya Jeno seorang detektif handal, Mark menunduk percuma saja dia memohon, papah mertua nya ini tidak akan pernah mau memberitahunya tentang keberadaan Megan, istrinya.
Siwon mendudukkan dirinya disamping Leaa yang membuka hadiah dan Mark mengikuti lalu duduk di samping Leon memperhatikan interaksi kedua anaknya dan kakeknya yang begitu akrab. Mark berdiri membuat kedua anaknya mengalihkan pandangannya kearah Mark “Mau kemana dad?” tanya Leaa.
“Daddy kerumah nenek Irene dan kakek Donghae, kalian sama kakek Siwon dulu ya. Kalau mau nyusul ntar diantar mang Joko” ucap Mark lalu berpamitan dengan Siwon kemudian melangkah pergi keluar rumah dan memasuki mobilnya menuju kerumah mamah papahnya.
***
“Jen bagaimana perkembangan nya?” tanya Donghae pemilik keluarga bermarga Lee.“Belum pah” jawab Jeno dengan jari-jari nya yang lincah bermain diatas papan ketik laptop.
“Ahhhh siall!!” Mark tersentak saat membuka pintu mendengar Jeno yang mengumpat dengan suara tinggi lalu menggebrak meja. Mark menghampiri Jeno yang menyandarkan punggungnya di sofa sembari memijat pangkal hidungnya, sedangkan laptopnya sudah berpindah di hadapan Donghae yang mencoba untuk memberi bantuan.
“Ada apa?” tanya wanit cantik yang baru saja masuk dengan nampan berisi minuman dan dessert yang dia buat pagi tadi lalu meletakkan nya dimeja.
“Rekan Jen ilang saat mereka berhasil mengikuti kak Megan dengan seorang anak perempuan seumuran Leaa dan Leon yang memasuki restoran Manoban” Mark kembali termenung saat lagi dan lagi restoran itu terngiang didalam pikirannya.
“Aku merasa tidak asing dengan nama Manoban” sahut Mark mencoba berpikir keras.
“Bukan nya Hanbin menikah dengan perempuan keturunan Thailand dengan nama belakang Manoban?” tanya Irene setelah berpikir yang dimaksud dengan anaknya itu.
“Ahh... Bagaimana aku lupa dengan dia” Hanbin seorang hacker sekaligus orang yang selalu mendampingi Mark kemana-mana. Mark kembali termenung, apakah Megan mengenal istri Hanbin? Apa ada kaitannya dengan keberadaan Megan? Tapi yang menyembunyikan Megan, papah Siwon papah Megan sendiri. Ahh ini membuat Mark semakin pusing.
“Tapi setelah dia menghilang, Megan juga menghilang” sahut Irene mengetuk-ngetuk dagu nya masih ragu dengan apa yang ia katakan barusan.
“Gak mungkin mah, selama Megan bersama denganku. Aku tidak pernah melihat Megan berbicara atau akrab dengan Hanbin” Mark menyangkal itu, tidak mungkin Megan diam-diam akrab dengan orang kepercayaan nya.
“Dapat!” Donghae tersenyum senang, ternyata dia tidak kalah jauh dengan keahlian anaknya mencari tau tentang orang-orang.
Semua yang ada disana menengok kearah Donghae dengan wajah bertanya-tanya “Kim Hanbin asal Korea Selatan menikah dengan Lalisa Manoban asal Thailand. Setelah satu tahun dia menghilang, aku menemukan informasi bahwa dia mempunyai anak tapi naas saat melahirkan Lalisa tiada” Donghae menjeda Kalimat selanjutnya lalu mengerutkan keningnya “Setelah lima tahun Kematian istrinya, Hanbin tiada”.
“Lalu siapa yang mengurus anaknya?” tanya Irene, itu juga yang menjadi pertanyaan Donghae tadi.
“Pah... Kita sedang mencari Megan bukan mengorek informasi tentang Hanbin” ucap Mark melorotkan bahu nya kebawah.
“Sebentar” sahut Jeno mengeluarkan ponsel nya “Apa papah tau bagaimana wajah anaknya?” tanya Jeno dan diangguki oleh Donghae.
Jeno termenung setelah melihat foto yang Donghae dapat dengan foto yang ada di ponselnya yang sempat diambil oleh rekan kerja nya. Mark menatap penasaran kearah adiknya itu “Ada apa?”
Jeno memberikan foto yang ada di ponsel nya dan yang ada di laptop ke arah Mark. Mark memperhatikan foto yang ada di ponsel Jeno seorang wanita yang menggandeng anak remaja seusia anak-anaknya, Mark termenun. Jadi, apa yang ada dipikirannya benar kalau Megan diam-diam akrab dengan orang kepercayaannya.
“Jadi kemungkinan besar... Restoran itu milik Megan” sahut Irene.
“besok aku akan menjalin bekerjasama dengan restoran itu” ucap Mark sembari tersenyum.
“Memang kalau jodoh tidak kemana” ujar Donghae ikut tersenyum. Jeno lantas berdiri dan ingin pergi meninggalkan ruangan itu tapi tertahan dengan perkataan Donghae “Jangan terus bermain-main Jen, papah sudah lelah dengan wanita-wanita jalang kamu yang sering ke rumah mengaku hamil anak kamu” Ahhh Jeno sudah menduga hal itu. Jeno tetap melangkahkan kaki nya, gerakan membuka pintu terhenti saat mendengar perkataan Mark “Aku tau kalau kau ingin membuat Yeri menyesal karena sudah meninggalkanmu” Jeno menatap kesal ke arah Mark lalu membuka pintu dan keluar dengan membanting pintu itu dengan keras.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello Ex-Wife (On Going)
Teen Fiction"Ayo pulang, semakin malam udaranya semakin dingin" ajak Mark bangkit lalu mengulurkan tangannya. "Aku bahkan belum memutuskan kembali" Wajah Mark seketika berubah menjadi datar seperkian detik Mark tersenyum meraih tangan Megan membawanya berdiri. ...