"Harta yang paling berharga adalah keluarga"
4
3rd August 2020
South Korea
07.45 A.M
Chenle terdiam menatap surat wasiat yang ada di hadapannya sekarang. Jadi, inilah alasan Kun menyuruhnya untuk membawa semua surat-surat penting dan berharga.
Semua surat penting itu menjadi syarat agar pengacara kedua orangtuanya dapat meberikan wasiat dan warisan kepada Chenle.
"K-kenapa gege membawa aku kemari sebelum ke pemakaman orangtuaku?" tanya Chenle lirih.
Bibirnya bergetar menahan tangis. Ia sadar mengapa mereka ke Shanghai.
Orang tuanya meninggal.
Akan tetapi, Chenle masih belum tau alasannya.
"Aku yakin Kun ge tau bahwa harta sama sekali tidak penting bagiku." lanjut Chenle dengan air mata yang secara perlahan menetes.
"TIDAKAH KAU PUNYA HATI?! BAGAIMANA MUNGKIN KAU MEMBAWA KU KEMARI SEBELUM KE PEMAKAMAN ORANG TUAKU?!" kali ini Chenle gagal menahan emosinya.
Ia sudah terisak dengan air mata yang mengalir deras. Ia kecewa dengan Kun.
Dari bandara, Kun membawa Chenle ke kantor pengacara dengan keadaan tidak sadar. Kun membawa Chenle dengan kursi roda, lalu mereka langsung menuju ke kantor pengacara.
Chenle sadar tidak lama setelah mereka sampai di kantor pengacara dan ia dikejutkan dengan situasi ini. Situasi dimana pengacara kedua orang tuanya menyondorkan surat wasiat dan warisan.
Surat warisan dan wasiat ini akan diserahkan kepada Chene hanya jika kedua orang tuanya sudah meninggal.
Chenle berdiri dan menendang kuat kursi yang ada di kantor pengacara kedua orangtuanya hingga terjatuh. Sungguh, perasaannya sangat kacau.
Segera, Chenle beranjak pergi dari sana. Di dalam pikirannya, hanya satu hal yang harus ia lakukan sekarang.
Ia harus pulang ke rumahnya. Memandang wajah kedua orang tuanya untuk yang terakhir kali.
"Chenle! Tunggu" panggil Kun mengejar Chenle.
Kun menahan tangan Chenle yang sudah gemetar karena berusaha untuk menahan isak tangisnya. Ditatapnya Chenle dengan penuh rasa khawatir, lalu membawanya ke dalam pelukan hangat.
"Chenle... tenanglah terlebih dahulu" ucap Kun sambil menepuk-nepuk pelan punggung Chenle yang gemetar karena menahan tangis.
"Kun ge... hiks...kamu keterlaluan. Seharusnya aku bertemu Baba dan Mama dulu. " Chenle menangis pilu dipelukan Kun.
"Aku ada alasan, Chenle" jelas Kun.
"Paman dan tante Zhong... meninggal karena kecelakaan pesawat, Chenle. Jasad mereka tidak ditemukan." ucap Kun.
Detik itu juga, setelah Kun menejelaskan keadaan yang sebenarnya terjadi, tangisan Chenle semakin kencang.
Tidak mungkin.
Ini tidak mungkin terjadi.
"Kun-ge, kamu bohong. Aku tidak mendengar berita apapun" Chenle menolak untuk percaya.
"Mereka jatuh dengan jet pribadi, Lele. Itu sebabnya tidak banyak yang mengekspos berita ini. Terlebih lagi... semua media fokus dengan skandal kamu baik di China maupun di Korea." Kun menjelaskan dengan hati yang sangat tersayat.
Sungguh, melihat Chenle yang sangat terpukul sekarang membuat Kun sangat berhati-hati agar tidak semakin melukai sepupunya itu.
Keadaan apa lagi yang dapat memperburuk situasi Chenle sekarang? Di hari yang sama, ia kehilangan keluarga dan karier.
Bahkan, untuk mengucapkan salam perpisahan kepada orang tuanya pun ia tidak diberi kesempatan. Semesta sedang tidak bercanda, bukan?
4. Joke [Completed]
Vote dong.. ceritanya ngebosenin ya??
KAMU SEDANG MEMBACA
Fate Hate Us | Chenji |
Fanfiction-지천 ‼️ fate hate us... if what?? if we're together? or if we're separate? ⚠slow update ⚠a LOT of violance @Sept,2020 by sunasteroid @today[ongoing]