3

24 2 0
                                    

Laras pov

"Kau. Aneh sekali" katanya santai.

"Hah hm apa kau karyawan baru" tanyaku canggung, sungguh dia benar-benar pangeran dimimpiku yang nyata.

"Ah iya aku akan mulai bekerja minggu depan. Ngomong ngomong apa kau mengenalku, sepertinya aku tidak" katanya sinis.

"Namaku Larasati Pramanda kau bisa memanggilku Laras, dan... kau?"

"Oh aku Ilham untuk nama panjang sepertinya kau akan tahu" sungguh benar benar menjengkelkan, kukira dia pangeran tampan dengan hati lembut yang akan menjemput tuan putrinya,  ternyata aku salah dasar sialan.

"Em tentu. Kalau begitu permisi" kataku sambil berjalan menuju lift.

"Kau mau kemana dan kenapa dengan pakaian mu?"

"Aku mau pulang dan itu bukan urusanmu" tuturku sebal, mungkin kalau dia lebih lembut akan terkesan romantis, tapi dia benar-benar menyebalkan.

"Oh yasudah pergilah"

Oke dia manusia dingin yang benar-benar tak punya hati tapi kenapa aku tak bisa membencinya, apa karena mimpi itu, mungkin aku harus mendekatinya, hah tidak mungkin bagaimana dengan harga diriku, tapi kenapa mimpi itu selalu datang jika itu bukan sebuah petunjuk. Memikirkannya saja sudah membuatku tak bersemangat. Bagaimana ini.

Apartemen ku dan kakakku masih sepi, itu artinya kakak belum pulang, jadi kuputuskan membersihkan diri lalu tidur itu akan sangat efektif untuk mengurangi rasa pegal pegal dan stresku.

Aku bosan, ini masih sore dan tidak mungkin aku tidur sampai pagi. Aku mengambil ponsel dinakas, setelah menemukan nama mama keupencet tombol hijau, sampai dering ketiga aku mendengar tanda diterima.

"Hallo sayang"

"Hai ma, apa kabar ma, aku rindu mama" kataku melow.

"Mama baik sayang, mama juga merindukanmu, tapi mama tak bisa janji cepat datang ke Indonesia, kau tau sendirikan bagaimana sibuknya papamu di London. Bagaimana Kerjamu disana, kau betah kan?"

"Tidak masalah ma, asal mama tak melupakanku saja. Em kerjaku baik kok ma, bukan masalah aku akan menikmatinya"

"Kalu kamu ada apa apa disana segera hubungi mama ya, mama merindukanmu, papamu mengajakku bertemu kliennya jadi nanti kita lanjut lagi ya"

"Iya ma" kataku kecewa. Sampai kapan orang tuanku akan benar benar utuh dan memberikan kasih sayang yang sebenarnya padaku.

Tanpa sadar airmataku sudah membasahi pipiku dan akupun tertidur dengan perasaan tak bisa kujelaskan. Aku berharap perasaanku ini tidak mempengaruhi tidurku dengan mimpi buruk.

Mimpi itu kembali lagi, namun dengan senyum menawan diwajahnya. Sangat berbeda dengan pertamakali aku bertemu Ilham dikantor tadi. Tapi aku yakin mereka adalah orang yang sama.

Aku berharap setelah ini akan bertemu dia dengan senyum yang sama seperti dimimpiku saat itu.

Aku bangun dari tidurku karna suara berisik ketukan pintu, aku melihat jam diponselku masih jam satu malam, lalu siapa yang mengetuk pintu malam malam begini.

Aku penasaran sekaligus takut, kira kira siapa yang datang semalam ini, lalu aku pergi kekamar kakakku, hah ternyata dia belum pulang.

Aku harap itu kakak, tapi kenapa tak langsung masuk saja, bukannya dia juga punya kunci cadangan apartemennya. Kenapa perasaanku tidak enak begini.

Dengan keberanian ciut aku membuka kunci pintu perlahan dan sedikit ragu untuk membukanya dan akhirnya "Celkek.. Blam" pintu apartemen terbuka orang itu masuk lalu menutupnya dengan cepat.

Aku masih berdiri mematung melihat kondisi orang itu, dia mabuk dan berjalan gontai menuju sofa lalu membaringkan dirinya dengan keras.

"Kenapa lama sekali, kau tak tahu aku benar benar lelah hah!" Katanya dengan nada tinggi.

"A..aku ...

TBC

Ah aku tahu dipart awal ini belum terlalu menantang tapi aku sudah menyiapkan sesuatu yang spesial untuk kalian yang setia membaca dan menikmati ceritaku😀

Salam Luki's



MIMPI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang