"Kenapa lama sekali, kau tak tahu aku benar benar lelah hah!" Katanya dengan nada tinggi.
"A..aku ...maafkan aku kak"
"Aku tak butuh maafmu. Yang kutanya kenapa kau lama sekali"
"Aku takut kak, ku kira kau orang jahat. Em... bukannya kau punya kunci cadangannya?" Tanyaku gugup
"Huh dasar. Apa kau tak tahu aku kelelahan, malas sekali membuang tenagaku hanya untuk mencari kunci". Apa dia benar-benar mabuk, sungguh itu mengerikan. Tunggu yang kutahu dia orang yang sangat menjaga kehormatannya, lantas ada apa dengan penampilan dan kondisinya saat ini. Hah mungkin aku butuh mengenalnya lebih dekat.
"Ah iya apa kau butuh sesuatu"
"Tidak perlu, aku hanya butuh tidur sekarang" sambil berjalan gontai menuju kamarnya.
Kupikir kakakku kelelahan atau terlalu stres jadi dia seperti itu, aku hanya butuh berfikir positif, mau bagaimanapun juga hidupku masih tergantung padanya, meski semua urusan harta aku sudah lebih dari cukup.
Hari minggu kuputuskan membeli baju khusus kerja, dua hari ini aku sudah menggunakan baju asal, itu sungguh tak rapi. Aku memasuki pusat perbelanjaan dibagian baju, aku memilih beberapa yang menurutku cocok, setelah membayar aku pergi kebagian camilan.
Sekilas aku melihat sosok pangeran itu, tapi siapa itu maksudku perempuan yang tengah memeluk tangannya, karna penasaran aku mendekat dan ternyata.
"Hai Laras" Katanya riang
"Oh hai kak" ternyata dia kakakku
"Kau sedang membeli baju Kerjamu, apa kau butuh bantuan ku" kakakku antusias.
"Tidak perlu, lagi pula aku sudah selesai. Ah siapa dia kau tak pernah cerita"
"Kekasihku, namanya Ilham. Dan kenalin ini adikku namanya Laras"
"Hai Laras"
"Hai" ada perasaan aneh waktu dia memanggil namaku, dan itu sangat aneh. Mungkin setelah ku tahu dia kekasih kakakku, aku akan sadar diri meski aku sudah mengaguminya sejak di alam mimpi.
"Kau pulang naik apa" Oh kakakku yang perhatian
"Em naik taksi. Kakak jangan khawatir, bersenang senanglah dengan pacarmu itu"
"Hah kita belum pacaran, masih saling suka, aku tak paham kenapa lelaki selalu tak peka. Dan kau pulang bersama kami saja, hitung hitung ngirit pengeluaran" katanya nada jahil
"Ah tak perlu repot-repot, tapi kalau kau memaksa aku tak masalah"
Aku duduk dibelakang tentu saja sendiri, dan hal yang sedang kusadari adalah lelaki itu selalu melihatku dari sepion dalam mobil dengan tatapan sulit diartikan. Saat lampu merah kakakku menyadari hal tersebut, semenjak kejadian itu terjadi keheningan antara aku dan kakakku, bahkan sampai malam tak ada lebih dari tiga kata yang ia ucapkan.
Aku merasa tak enak, apa itu karnaku. Atau kekasihnya itu.
Aku datang kekantor agak siang, karana sangat sulit mencari taksi online ataupun ojek online ditambah lagi lalu lintas kota jakarta yang selalu padat, aku bisa saja membawa mobil sendiri tapi masalahnya adalah aku belum sempat bikin sim, dan kalau sampai salah satu orang tuaku tau, aku pasti bakal kena marah besar dan tentunya akan panjang urusannya.
Aku sudah menggunakan pakaian kerjaku tentunya, dan aku sangat siap menjadi sekretaris papaku. Aku memasuki lift terburu buru didalamnya aku melihat sesosok lelaki itu yang sebelumnya ku anggap pangeran dan sekarang kekasih kakakku, dia kembali melihatku dengan tatapan yang sama pada saat itu, aku juga tak paham tapi sama persis seperti mimpiku akhir akhir ini.
Aku tenggelam dalam pekerjaanku hingga Karin datang "makan bareng yuk"
"Yuk. Semangat banget, kalo lagi bahagia cerita dong, jangan disimpen sendiri"
"Yaudah ntar aku critain, sekarang makan dulu laper ni"
Sesampainya dikantin Karin memesan makanan dan aku mencari tempat duduk.
Pesanan kami tiba dan kami makan hingga hampir setengah.
"Ih aku mau cerita" Karin memang selalu berbahasa formal padaku. Mungkin karna aku anak dari bos nya.
"Oke oke lanjut"
"Tadi ada anak baru dibagian aku, dia lumayan dan kayaknya baik"
"Lumayan apa maksudmu, dan tidak semua orang yang kau anggap baik tak sepenuhnya seperti itu"
"Hih lumayan tampan lah, sepertinya dugaanku kali ini tidak salah"
"Jadi dia cowok, setampan apa sih, jangan jangan kau naksir ya dan ingat Roy"
"Tidak-tidak dia memang tampan tapi Roy selalu dihati"
"Dasar budak cintak"
"Hai boleh gabung, kantinnya terlalu ramai dan sangat sulit mencari tempat duduk"
"Dia..
TBC
Jangan bosan dulu, perjalanan masih panjang.
Salam Luki's
KAMU SEDANG MEMBACA
MIMPI
FantasyAku berharap hal kecil terjadi antara aku dan dia, namun dia bahkan memberikan yang bahkan diluar akal bawah sadar ku. Mimpi itu terlihat nyata. Aku berharap bertemu dia lagi dimimpiku selanjutnya, namun aku dipertemukan di tempat yang teramat suci...