" Seharusnya aku memberikanmu sebuah cincin yang akan aku kenakan di jari manismu. " - Immanuel Hyunjin Demitrius.
•••
Tepat pada pukul 7 malam, pertemuan keluarga Demitrius dan keluarga Fernandez kembali diadakan. Rumah keluarga Demitrius adalah tempat yang diambil untuk pertemuan kali ini."Lusa, kita akan melangsungkan acara pertunangan ini secara tertutup. Tidak akan ada media yang menyorot dan hanya dihadiri oleh kedua keluarga."
Hyunjin langsung menundukkan kepalanya ketika Woobin selesai berbicara. Yeji yang duduk disampingnya pun tidak berani untuk sekedar menoleh, ia hanya melirik dan menatap Hyunjin sedih.
Sama halnya dengan Hyunjin, Yeji juga sudah menolak mati-matian. Namun apa daya, kesuksesan keluarga Fernandez bergantung pada Woobin.
Yeji melihat itu, bagaimana bahagianya wajah Woobin dan juga Suzy. Berbeda dengan wajah kedua orang tuanya, mereka juga sebenarnya tidak menginginkan hal seperti ini.
"Untuk pakaian dan dekorasi sudah ditentukan. Untuk cincin, sudah disiapkan dengan bahan yang paling mahal."
Sungguh, Hyunjin maupun Yeji sama-sama tidak tertarik dengan hal itu. Mau sebanyak apapun pengeluaran, itu tidak akan mengubah kebahagiaan mereka.
"Kalian ingin melihatnya?" tanya Woobin pada Hyunjin dan juga Yeji.
"Cincin seperti apa yang berhasil menghancurkan rumah kebahagiaanku?"
Seluruh insan yang berada didalam ruangan itu terdiam. Yeji sendiri bahkan terkejut.
"Ternyata seperti ini sikap Hyunjin saat di rumah, dia benar-benar menakutkan." batinnya.
"Apa maksudmu menghancurkan?" tanya Woobin.
"Kapan otak Daddy akan berjalan? Apa selama hidupku akan terus-terusan seperti ini? Mengikuti apa kata orang tua dan menjalani hidupku tanpa warna?"
Suzy berdiri dari tempat duduknya, ia menatap Hyunjin nyalang.
"Jangan membuat kami malu, Hyunjin." tegurnya pelan, namun ekspresinya terlihat begitu marah.
Hyunjin tersenyum miring. "Mommy juga seharusnya sadar..."
"... bahkan kalian berdua sudah membuatku malu karena telah menjadikanku sebagai anak broken home."
Setelah mengatakan itu, Hyunjin meninggalkan ruangan besar yang dijaga oleh pelayan di tepinya itu. Melihat ekspresi wajah Hyunjin yang begitu dingin, membuat para pelayan tersebut tidak berani menghalanginya.
Suzy kembali mendudukkan tubuhnya saat Woobin menarik pelan tangannya. Sementara keluarga Fernandez, hanya diam dan tidak mau berkomentar sedikit pun.
Yeji menatap kursi yang ada disampingnya, Hyunjin tidak ada lagi disana.
"Kuharap kau tidak membenciku, Hyunjin. Aku tidak mengharapkan ini."
•••
Bagi mereka, tidak ada obat lain selain bertemu dan tertawa bersama layaknya tidak pernah memiliki masalah hidup.
Itulah yang mereka rasakan setiap kali bertatap muka. Bahkan masalah yang baru terjadi 1 menit lalu, akan terangkat begitu saja kala keduanya bertemu dan mendekap satu sama lain.
Jika sudah seperti ini, bagaimana mereka harus berpisah? Dan bagaimana juga Hyunjin harus menerima kenyataan bahwa lusa adalah hari pertunangannya dengan Yeji?
KAMU SEDANG MEMBACA
TIGA TAHUN ❲ SKZ's HYUNJIN ❳
Fanfiction❨ 𝙎𝙏𝙍𝘼𝙔 𝙆𝙄𝘿𝙎 𝙃𝙔𝙐𝙉𝙅𝙄𝙉 𝙁𝘼𝙉𝙁𝙄𝘾𝙏𝙄𝙊𝙉 ❩ ❗ TRIGGER WARNING ❗ terdapat banyak adegan kekerasan di setiap partnya. Mohon bijak dalam memilih bacaan. • " Tentang aku yang tidak percaya Tuhan dan dia si pemilik kalung salib yang inda...