𝐏𝐀𝐆𝐄 𝟎𝟏𝟔

22 15 0
                                    

Setiap kali kita bersama, kita hanya diberi waktu selama 1 menit untuk berbahagia dan 1 jam lagi untuk bersedih. ” - Nasya Helvana.

•••

Mobil Hyunjin berjalan dengan kecepatan normal melewati jalan raya yang sudah tidak terlalu ramai ini. Kedua matanya memandang lurus kedepan. Entah karena fokus menatap jalanan atau hanya sekedar menatap kekosongan.

Nasya yang duduk disampingnya, sejak tadi tidak berani membuka suara. Ia menyimpan kekhawatirannya didalam hati. Melihat wajah Hyunjin yang terlihat pucat dan dingin itu, membuat Nasya takut untuk sekedar memandangnya.

Begitu banyak pertanyaan yang muncul di kepala Nasya. Mulai dari Hyunjin yang mengirimkan pesan padanya, meminta Nasya memberitahu dimana gadis itu berada, lalu menjemputnya di rumah Yeji dan berakhir disini.

Hari sudah sore, Nasya tidak tahu Hyunjin akan membawanya kemana. Kemanapun itu, Nasya tidak takut. Hyunjin tidak akan pernah melakukan hal yang tidak-tidak padanya, bukankah begitu?

Mobil Hyunjin tiba-tiba berhenti di pinggir jalan yang kosong. Tidak ada apapun disini selain lampu jalan yang sudah mulai menyala.

"Hyunjin?"

Hyunjin diam untuk beberapa saat, namun setelah itu ia langsung menarik Nasya kedalam pelukannya. Mendekap tubuh mungil gadis itu dengan sangat erat, seakan takut kehilangan.

Sontak Nasya membalas pelukan itu tanpa pikir panjang. Mungkin sekarang Hyunjin membutuhkannya, ia tidak akan menanyakan tentang gadis di mobil Hyunjin kala itu untuk saat ini.

"Ada apa denganmu?" tanya Nasya selembut mungkin.

"... kau marah padaku?" tanya Nasya lagi.

Nasya merasakan kepala Hyunjin menggeleng pelan di pundaknya.

"Akan percuma jika aku memarahimu, kau tidak akan mendengar itu."

Deg...
Apa itu? Sarkas? Ternyata benar, Hyunjin memang marah padanya, tapi Hyunjin memilih diam dan enggan memarahi.

"I'm sorry..." lirih Nasya.

Hyunjin memejamkan matanya, meletakkan dagunya pada pundak mungil sang kekasih.

"Aku tidak tahu apa tujuanmu. Mungkinkah... membuatku cemburu? Hahah." Hyunjin tertawa sinis di akhir kalimatnya.

Baik, Nasya diam sekarang. Lebih baik ia mendengarkan kekesalan Hyunjin padanya, ini memang salahnya.

"Hatiku sudah cukup sakit akhir-akhir ini, dan kau malah menambahnya, hahah."

Nasya mengerjapkan matanya dengan cepat, berusaha menahan air matanya. Nada bicara Hyunjin terdengar kecewa.

"Tanpa kukatakan pun, sepertinya kau sudah tahu bahwa aku mencintaimu. Lalu kenapa kau bersikap seolah-olah aku tidak mencintaimu? Aku menyuruhmu untuk menjauhinya, tapi kau malah mendekatinya lagi."

Tidak bisa, air mata Nasya akhirnya luruh. Hatinya ikut sakit mendengar itu.

"Aku tahu kau setia, aku tahu kau memang mencintaiku. Tapi aku tetap khawatir saat kau tertawa lepas bersama dengannya. Hati manusia bisa berubah dalam sesaat, bukankah begitu?"

Nasya menggeleng cepat.

"Tidak, Hyunjin. Aku tidak memiliki perasaan apapun terhadapnya." lirih Nasya, berusaha mengeluarkan suara meski tenggorokannya tercekat.

"Apakah salah menjadi lelaki yang posesif? Aku merasa bahwa aku tidak seposesif itu. Aku hanya tidak mau kau sedekat itu dengannya, aku merasakan hal berbeda saat melihatmu tertawa dengannya."

TIGA TAHUN ❲ SKZ's HYUNJIN ❳ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang