PROLOG

14.1K 888 109
                                    

Dia.
Dia adalah ciptaan Tuhan yang paling aku kagumi, yang berhasil membuat otakku hanya mau bekerja apabila memikirkan tentang dia. Yang membuatku menjadikan "menunggu" sebagai sebuah rutinitas dan mukjizat pertama yang membuatku percaya akan besarnya kekuatan doa.
......................................................................

Matahari masih enggan memancarkan sinarnya.
Waktu menujukan pukul 4:30 pagi. Dengan rambut acak acakan dan mata yang setengah terbuka, aku mengumpulkan tenaga ku untuk berjalan menuju meja kerjaku yang sudah kosong dan hanya tertinggal laptop untuk melihat email masuk. Ya, ini memang salah satu ritual yang selalu aku lakukan sebagai owner dari usaha kecil yang aku bangun beberapa tahun lalu.

Seperti biasa aku duduk dan mencoba untuk menyadarkan diri dari sisa-sisa mimipi indah semalam sambil periksa apakah ada kendala dalam pengirimanan atau masalah lainnya.

Cukup lelah memperhatikan laptop dengan keadaan belum cuci muka, aku mengalihkan pandangan mata ku ke sekeliling sudut sudut kamar dengan warna dominasi pink yang sudah kosong, sambil bangkit dari tempat duduk untuk melihat beberapa kardus yang sudah terbungkus rapih.
Ah! Waktu cepat sekali berjalan, tidak terasa sebentar lagi aku akan hidup bersama pria yang ku cintai semasa SMA dulu, pria yang mengajarkan ku untuk berjuang, pria yang membuatku sadar bahwa tidak semua hal di bumi ini bisa dengan mudah ku dapatkan.

Ya, dia cinta SMA ku. Manusia pertama yang berhasil membuatku akhirnya merasakan jatuh cinta dan juga luka. Dia lelaki yang ku kagumi, yang sangat sulit ku gapai tetapi ternyata sekarang akan menjadi bagian dari hidupku untuk selamanya.

Tiba-tiba, pikiranku kembali ke hari-hari pahit dan manis saat beberapa tahun lalu aku masih mengejarnya..

KEVINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang