MR. ICE

10.1K 545 101
                                    

"KAAAKKK AYO BANGUN!!"

Suara nyaring ART ku membangunkan ku dari tidur yang sangat nyenyak. Hari ini aku harus bangun lebih pagi dan meninggalkan masa-masa liburan panjang ku karena aku sudah resmi menjadi anak SMA. Ya, belum resmi merasakan SMA sih sebenarnya karena hari ini belum mulai belajar, melainkan di tatar kakak kelas. Yap, Masa Orientasi Siswa.

Name tag sudah, kaos kaki pemain sepak bola sudah, rambut sudah dikuncir dua, ikat pinggang dari tali rapia sudah, tugas-tugas yang disuruh kakak senior untuk dibawa pun sudah. yep! I'm ready!
Hari ini aku diantar oleh supir keluarga kami, Bang Udin. Tapi, diantarnya tidak sampai depan gerbang sekolah karena peraturannya memang semua anak baru tidak boleh diantar. Yaaaa tapi karena Mamaku parnoan banget, jadilah aku dianter sm supir sampai hampir sekolah. Semoga ngga ketahuan, deh!

"Waaah jadi ini sekolah baruku. Adem banget sejuk kalau pagi-pagi begini, banyak pohon" gumam ku dalam hati sambil menikmati suasana sekolah baruku, memang sekolah ku dijuluki dan terkenal sebagai Green school, makanya suasananya enak banget.

"Hey, itu yang kaos kaki nya warna pink buruan ya masuk barisan, lari dong jangan lemes! Kaya gak dikasih makan aja" teriakan salah satu senior yang jelas banget mengarah ke aku, berhasil bikin aku panik dan berhasil banget merusak suasana. Aku yang lagi menikmati sudut sekolah langsung buru-buru lari kearah pintu masuk supaya gak kena omelan lagi.

"Yaampun padahal masih belum mulai ospeknya, bahkan di lapangan masih sepi. Iseng banget sih tuh senior nyuruh2 lari. Baru aja mau berkhayal kalau punya pacar nanti pasti seru banget pulang sekolah dan berangkat bareng sambil ngeliatin pohon-pohon dan bunga-bunga cantik di sisi sekolah. Ngerusak suasana aja tuh orang!"


"WOOOOYYY!!! Celingak celinguk aja lo! Keren juga lo gak telat. Lo dianterin ya tadi?" tanya sosok laki-laki dengan badan yang cukup proposional, alis yang sangat tebal, kulit yang putih, dan salah satu kelebihan yang selalu bikin orang lain inget dia, bibirnya yang plumpy. Oh ya, tidak lupa rambutnya yang selalu bikin aku laper karena keriting persis indomie! dia adalah Raimond, teman 1 SMP ku.

jelas banget aku kenal karena dia satu kelas denganku saat SMP. Siapa lagi kalau bukan Raimond.

"Aduuuh apaansih lo bikin gue kaget aja! Gue lagi kesel nih sama senior yang bikin gue kaget tadi sampe harus lari-lari ke lapangan, ditambah lo lagi muncul-muncul bikin gue kaget!" balasku dengan wajah super jutek.

"Yaelaaah gitu doang, pagi-pagi tuh ceria dong jangan cemberut begitu." Ledek Rai dengan senyumnya yang merekah.

"Iyeeee, nih gue senyum nih!" balasku sambil menggoda Rai dengan senyuman sok imut.

"Sok cantik dehhhh mulai! Eh, kita baris disini aja yuk gausah terlalu depan banget nanti di incer sama kakak kelas lagi kita. Gimana menurut lo?" Tanya Rai sambil celingak-celinguk memastikan posisi barisan yang akan dia ambil adalah posisi yang tepat.
"Woiii! Ih bengong aja ni anak!" Rai memukul lengan ku pelan, seolah emosi karena aku cuekin.

"Aduh ganteng banget" gumam ku. seketika mataku tak bisa berpindah arah dan hanya mau melihat kearah satu pria yang sedang sibuk merapikan kerah bajunya. Terlihat dari samping, punggungnya yang sangat tegak, kulitnya yang putih, rahangnya yang tegas, matanya yang indah serta hidungnya yang mancung seperti perosotan.

"Siape ganteng? Gue?" Raimond menatapku dengan senyum usil, seakan butuh konfirmasi kalau dia memang tampan. Sedangkan, aku masih dengan tatapan mataku yang tidak mau lepas dari satu fokus yang daritadi ku kagumi dalam hati.

"Woooy? Halo????? Lo kesambet ya? Siape yang ganteng????" kali ini Rai menepuk lenganku lebih kencang dari sebelumnya, dan sontak membuatku kaget.

"Aduh, Rai!! Apaansih mukul-mukul gue!" Sontak aku sebal karena Rai berisik banget daritadi mengganggu pemandangan indah yang ada di depan mata ku.

KEVINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang