hola gess gua kambek
monmaap itu yg berlima kapan kambeknya yaa? hehe :)
lanjut bang******
Berjalan dengan santainya, namun Aksa benar benar dalam keadaan tidak baik baik saja. Suara cowok salah satu anak Liberios yang berkata, Danu telah tiada berputar bak kaset kusut di kelapanya.
Membuat amarah dan rasa dendam di hatinya semakin memuncak. Ia merasa gagal menjadi ketua Liberios, ia gagal menjalani tugasnya!
Cowok dengan tongkat baseball di tangannya yang ia dapatkan dari basecamp Liberios itu menatap lurus ke depan. Di lihatnya tempat perkumpulan atau biasa di sebut dengan basecamp Canopus yang sedikit ramai oleh para anggotanya.
Bruk!
Aksa memukul salah satu anggota Canopus hingga cowok itu jatuh tersungkur memegangi belakang kepalanya yang sakit.
Semua orang di sana langsung memusatkan pandangannya ke arah Aksa, yang di balas senyum miring darinya tanpa rasa takut sedikitpun.
"Hai." sapa Aksa.
Aksa berlari dan menggila membasmi semua orang tak berguna di sana. Tongkat yang ia pegang menghantam seluruhnya tanpa ada yang tertinggal satu pun.
"Cari mati lo?!" tanya anggota Canopus dengan tidak santainya.
"Lo udah masuk ke kandang macan, Sa. Lo gak akan selamat dan keluar hidup hidup!" bentak Dareen, tentu cowok itu tengah berdiri di hadapannya dengan pelipis yang berdarah.
"Lo yang gak akan selamat kali ini!" Aksa menendang perut sixpack Dareen hingga cowok itu membentur dinding.
"Apa yang udah lo lakuin ke Danu? Kenapa dia di temuin meninggal? Cara main lo yang cemen kaya gini, bener bener bikin gue muak!"
Dareen terkekeh pelan, nafasnya sesak karena Aksa menggunakan tongkal baseball tersebut untuk mengunci lehernya di dinding kokoh yang mengelilingi basecampnya.
"Jadi, gue udah ketauan sekarang?"
"Apa maksud lo! Jangan buang buang waktu gue, jawab-sekarang!" Aksa menekan tongkatnya lebih kuat.
"Kalo gue gak mau?"
Tak tanggung tanggung, Aksa semakin membuat nafas Dareen terhempit. Sampai sampai cowok berambut sedikit pirang itu terbatuk di buatnya. Sial sekali, sekarang Aksa tengah membuatnya mati karena tak bisa bernafas dengan leluasa.
"Oke, oke. Gue yang bunuh Danu." aku Dareen bagai tak bersalah. "Sebenernya sama temen temen gue yang lain juga si." katanya lagi.
"Yoi! Gue yang mukul kepala dia paling kenceng, kalo lo mau tau." ujar Agam tertawa bersama yang lain.
"Danu gak jago berantem. Jadi kurang menantang buat gue, dan akhirnya gue suruh Agam sama yang lainnya aja buat ngabisin tuh bocah." kata Dareen.
Aksa semakin mengeraskan rahangnya. Emosi dan api di tubuhnya semakin memuncak hebat, tak ada yang bisa membuatnya menghentikan kegilaan ini.
"Lo tau sampah? Ya, kalian semua cuman kumpulan sampah!" ujar Aksa memukul kepala Dareen menggunakan tongkatnya.
"Woi! Cari mati lo?!" Agam menarik Aksa menjauhi Dareen yang sudah meringis memegangi kepalanya.
"Lo semua gak lebih dari pecundang! Karena sampah, emang gak cocok buat menjadi berlian!" kata Aksa menggebu gebu.
"Anjing!" Gavin mengambil balok di dekatnya kemudian menghampiri Aksa yang tengah memukul anggotanya yang lain.
Gavin berteriak kuat seraya melayangkan balok besar tepat di belakang tubuh tegap Aksa. Hingga tubuh Aksa bak tersetrum aliran listrik dan tak lama tongkat yang ia pegang jatuh ke tanah.

KAMU SEDANG MEMBACA
AKSARA
Romance[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] Aksara Gunadhya, manusia berparas malaikat. Rupa wajahnya tak seindah perjalanan hidup cowok tersebut. Terlahir untuk bertanya, apa tujuan hidupnya? Kenapa Aksa harus terus bertahan? Untuk apa Tuhan menciptakannya? Di...