II

190 24 1
                                    

Cerita ini hanya fiksi, karakter tokoh yang ada didalam cerita ini juga hanyalah ide murni dari kreatifitas penulis. Sebelum membaca cerita ini di harapkan untuk memperhatikan tags agar tidak terjadi kesalahpahaman bagi para pembaca yang budiman.

( warning for 19+ sex, blood and harsh words )

.

.

.

.

.

Johnny tersenyum kecil memandangi kekasihnya yang tengah memakan es krim vanilla kesukaannya. Kini mereka sedang berada di supermarket yang berada dilantai dasar dari gedung apartment tempat Johnny tinggal. Tentu saja bukan tempat tinggal tetap karena jelas, ia sudah memiliki dorm sendiri bersama membernya.

Satu unit di apartment yang berbeda ini sudah dibeli sejak dirinya masih trainee. Ada beberapa alasan kenapa ia membuang-buang uang untuk membeli satu unit pribadi disini. Seperti, ia ingin keluarganya bisa tidur nyenyak tanpa harus mengeluarkan uang lagi jika sedang mengunjungi dirinya di Korea. Dan satu alasan terpenting lainnya ialah, dalam suatu kesempatan yang datang ia ingin memiliki waktu hanya berdua dengan Ten nya saja.

Seperti saat dulu ketika mereka belum di sibukkan dengan jadwal comeback, kerap kali keduanya tidur bersama disini tanpa terkecuali, dengan memanfaatkan waktu yang ada dan menghabiskan malam yang hanya mereka yang tahu. Tentu saja member lain tahu dengan keberadaan apartment ini, karena terkadang mereka juga datang berkunjung kesini jika memiliki waktu yang luang nan penat.

"That's good hm?" tanya Johnny.

Ten mengangguk senang sebagai jawaban.

Tangan Johnny pun terulur untuk membersihkan sisa es krim yang menempel di pinggiran bibir Ten.

Johnny tahu, satu-satunya yang bisa menghibur kekasihnya adalah sebuah es krim berukuran kecil kesukaannya ini, tidak perlu repot-repot hal lain. Hanya ini, dan ia sudah bisa melihat senyuman cantik milik Ten lagi sekarang.

Sebenarnya cukup sulit di mengerti, tapi mereka lebih memilih menghindarkan topik dari masalah yang baru saja terjadi tadi untuk sejenak. Kalut dengan pikiran masing-masing. Johnny memang tahu apa yang sudah terjadi, dan sialnya ia terlalu mencintai Ten. Ia tidak tahu harus berbuat apa, ia hanya ingin Ten selalu bahagia bersamanya. Apapun yang terjadi, ia akan rela berkorban hanya demi lelaki manis berstatus kekasihnya ini.

Johnny memegang tangan Ten lalu mengelusnya dengan lembut.

"Sudah?"

Ten mengangguk. Yang kemudian keduanya langsung beranjak dari tempat. Meninggalkan supermarket itu dan menuju ke lantai atas.

Johnny menaruh satu persatu bahan makanan yang tadi ia beli. Tersenyum melihat isi kulkasnya kini kembali hidup. Iapun mengambil dua buah kaleng bir sebelum menutup kembali kulkasnya. Duduk diatas sofa ruang tengahnya sembari menunggu Ten yang kini sedang mandi. Ia sudah lebih dulu mandi tadi setelah sampai.

Baru saja ia meneguk birnya itu, namun suara mengejutkan yang berasal dari ponselnya membuatnya menghela. Ada satu pesan singkat entah dari siapa.

Dan disaat Johnny membaca nama dari pengirim pesan tersebut, pegangannya pada kaleng bir menjadi semakin erat. Ia hampir saja menghancurkan kaleng yang masih berisi itu.

just you and me | johntenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang