Endorse - 2

3.3K 57 1
                                    

Novel ini sudah ready, yang mau kekepin bukunya wa aja 083821251476 bisa via shopee ya gaess 🤩

Happy reading

***

"Kiara ... Kakak suka kamu yang seperti ini, memakai rok plisket dengan baju tunik kepanjangan, kamu sangat menawan sekali."

Kiara memutar-mutarkan badannya di depan cermin, menggunakan baju pemberian Sigit, pacarnya. Hari ini, adalah hari ulang tahunnya yang ke 20 tahun, Kiara ternyata mendapatkan kado satu setel baju muslim.

Rok plisket berwarna pink dusty dengan baju berwarna sama dan sebuah pasmina hitam.

"Jangan terlalu memaksakan untuk berubah, Kakak tau kamu memang suka mengikuti zaman, makanya Kakak membelikan kamu baju ini."

Kiara masih memperhatikan penampilannya. Jujur, selama empat bulan berpacaran, memang Sigit membawa perubahan untuk dirinya.

Ia jadi lumayan melupakan pakaian dress-dress di atas lututnya, karena Sigit sering melarangnya secara halus.

"Kakak gak suka, yah aku seksi?"

"Bukannya gak suka, hanya tidak ingin di nikmati oleh orang lain saja, dalam artian hanya boleh untukku," canda Sigit yang membuat Kiara memicingkan mata.

"Dih, pacar possesive!"

"Bukan possesive, lebih tepatnya menjaga, Kia."

Kia mulai melepaskan kerudungnya lalu izin pamit ke kamar untuk berganti baju. Karena sayang jika baju baru harus langsung di pakai.

Sebenarnya yang tadi terlalu ... Em berasa bukan gaya Kiara. Tetapi ini Sigit yang memberikan, Kiara tidak enak.

Sigit memang kakak kelasnya di kampus, saat ini Sigit sudah semester tujuh hampir menyelesaikan pendidikannya, sedangkan Kiara dia baru semester lima hanya selisih satu tahun.

Sigit adalah anak dari jurusan pendidikan agama di kampus, dia mendapat beasiswa di sana, karena memang pintar, keluarganya kurang mampu, tapi karena kecerdasannya Sigit mampu berkuliah, bahkan dia sudah di janjikan S2 geratis di sana.

Berbeda dengan Kiara, Kiara adalah anak jurusan bahasa inggris, dia memang sudah sangat menyukai bahasa asing itu sejak SMP dan dengan persetujuan orang tuanya pun, Kia boleh kuliah di sana.

"Kia, makan dulu, ini keburu dingin," ajak Sigit. Sebelum ke sini, memang Sigit sudah membeli bakso di perjalanan.

Dan Kiara pun mendekatinya. Kiara memperhatikan Sidik dari samping. Entah apa yang membuat Sigit menyukainya. Awal ketemu saja sewaktu ospek dulu, kia memakai rok pendek, sangat jauh sekali dari tipe orang islami seperti Sigit.

"Ngelamun aja, ayo makan!"

Kia tersadar, lalu mulai memotong bakso dan menyuapkan ke mulutnya.

"Kak?"

Sigit menoleh.

"Kakak, 'kan islami, kok suka sama Kia yang emm ...,"

"Apa ...? Seksi?"

Kiara mengangguk gugup. Maksudnya seksi di sini, adalah penampilan keseharian Kiara, kiara memang sudah terbiasa berpakaian dengan bebas, dan sedikit terbuka.

Tetapi akhir-akhir ini, memang Sigit selalu melarangnya, karena itu tidak baik menurutnya.

"Kakak juga normal," ucap Sigit tenang.

"Ih! Jadi suka aku gara-gara itu?"

"Iya."

Kiara cemberut. Ia makan dengan cepat, karena kesal, lalu tak lama kemudian matanya melotot.

Ia berlari ke dapur untuk minum, karena mulutnya kepanasan.

***

Mas Hamzah.

Kiara mendapatkan pesan dari Mas Hamzah lagi malam ini. Dia mengirimi sebuah tutorial menggunakan aplikasi kemarin.

Tadi, Kiara sudah mendownload itu di ponselnya, tetapi belum sepat mendaftar karena keburu Sigit memberi kejutan.

[Oke, sudah daftar, 'kan? Sekarang coba mulai posting.]

Duh, Kiara harus memposting bagaimana, ya. Biar mendapatkan like. Mungkin harus cantik dulu, baru dapat, begitu, 'kan?

Kiara memoles sedikit wajahnya, lalu menggunakan kerudung yang hanya di sampirkan seperti kemarin.

[Asalamualaikum, teman.]

Begitulah isi caption dari postingannya. Melihat-lihat aplikasi itu ke bawah, tetapi tidak mendapati satu pun postingan yang berkerudung.

Tak lama ponselnya berdering.

Ting.

Notifikasi pertama dari aplikasi Player Gold.

[Buka, dong kerudungnya cantik.]

Buka kerudung?

Kiara tidak menurut. Ia memilih menunggu respon lainnya dari postingannya barusan saja.

Setelah menunggu hampir 2 jam, ternyata ia hanya mendapat 10 like, dan hanya satu komentar yang tadi.

Ah kacau.

Kiara menggeser lagi layarnya, mencari postingan yang seperti apa yang sekiranya bisa mendapat like.

Ia melihat wanita sedang berfose bak model di taman, berbaju dress biru tua selutut dengan rambut di gerai. Dan wanita itu mendapat 200 like, serta 10 koin.

Apakah Kiara juga harus seperti itu?

***

Pagi hari Rini sudah menjemputnya ke kosan. Kiara ingat bahwa minggu ini memang jadwal ke kampus memakai motor Rini.

Mereka memang begitu, seminggu sekali supaya lebih mengirit, itu saran dari Arini.

Kiara nurut saja. Karena kadang-kadang suka males juga membawa motor.

"Kiara ... Kamu sudah fikirkan, 'kan tentang pekerjaan tambahanmu itu?"

Rini memecah keheningan di tengah perjalanan mereka. Dan Kiara tidak menjawab, ia hanya diam sambil memain-mainkan ponselnya.

"Kiara!"

"Ish, iya, Rin, aku gak akan terima!" Kiara kesal. Rini bawel sekali, dia tidak merasakan bagaimana Kiara pengen belanja.

Ia terpaksa berbohong kepada Arini, takutnya jika ia bilang, Arini akan melaporkan kepada kedua orang tuanya, dan Kia sedikit takut.

"Aku punya perasaan gak enak sama Mas Hamzah, Ki."

Kiara mencibir, awas saja nanti kalau Kia sudah dapat banyak penghasilan, akan Kiara cocokin mulut bawel Rini dengan makanan.

"Kiara ... Kok diem aja, sih?"

"Iya, Arini ... Aku gak akan terima, udah. Jangan bahas lagi."

'Maaf, Rin, tapi aku tertarik, uangnya lumayan menggiurkan. Aku hanya perlu 300 like untuk membeli sebuah baju atasan. Jika aku mendapat 300 like perharinya, itu sudah sangat-sangat lumayan.'

Kiara terus bergumam dalam hati, sambil membayangkan uang yang akan ia peroleh.

"Kia ... Satu lagi, Kak Sigit pasti akan sangat marah jika kamu sampai menerimanya."

Dan Kia sedikit terkejut, lalu melamun mendengarnya, Kia lupa, bahwa Sigit lebih berkuasa daripada Arini, Sigit seringkali mengecek ponselnya sesekali.

Jika Sigit tau, nanti akan bagaimana jadinya?

============================

EndorseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang