AKHIRNYA SEMUA BAHAGIA

691 45 17
                                    

Ibu petir memeluk cahaya dengan tiba-tiba, tentu ini membuat cahaya terkejut. Tapi ia memeluk ibu petir itu dengan keadaan bingung.

"Terimakasih" Ucap Ibu petir yang mengeluarkan air matanya.

Cahaya tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Ayah petir tersenyum melihat itu dan kemudian memerintahkan para bodyguard untuk menurunkan petir. Disana petir sudah terkulai lemas. Ibu petir yang sudah melepaskan pelukannya dari cahaya langsung lari kearah anaknya itu dan memeluknya. Petir yang sebenarnya tidak ingin disentuh sedikit pun hanya bisa membiarkan ibunya ini memeluknya karena ia tidak memiliki kekuatan untuk melawan lagi. Ayahnya juga ikut berpelukan.

"Maafkan ibu mu ini ya, nak... Ibu salah, maaf ya nak, ibu sudah salah mendidik mu dan malah nyakitin sahabat mu itu, ibu tidak menyadari ini semua karena harta dan kepopuleran, maaf ya nak... " Ucap sang ibu dengan menangis.

"Ayah juga minta maaf ya nak, ayah tidak bisa mengendalikan semuanya dengan baik" Ucap ayahnya yang juga menangis.

Mendengar semua itu petir terdiam dan kembali menangis. Itu pertama kalinya dari sekian lama ia tidak mendengar penyesalan kedua orang tuanya itu. Memang hatinya tidak ingin memaafkan karena perbuatan mereka yang terlalu kejam dan sadis untuk nya. Tapi ia tau, membenci bukanlah keputusan yang tepat, ia sudah diajarin angin supaya selalu berbakti kepada kedua orang tuanya.

"... I. Iya.. " Ucap petir terisak, meski kecil suara yang ia lontarkan tapi kedua orang tua nya merasa lega bahwa anaknya sudah mengampuni mereka.

Cahaya tersenyum dengan lega nya, tapi senyuman nya pudar karena khawatir dengan keadaan angin. Ia memandangi langit.

"Aku harap dia baik-baik saja, bukan begitu daun? " Ucap cahaya, kibasan udara lembut membuat rambutnya terbang sejenak.

Keadaan daun di waktu yang sama


Secepat mungkin daun membawa angin kerumah sakit terdekat. Setelah sampai daun berteriak minta tolong dan disambut oleh para suster disana. Angin kemudian dilarikan ke IGD. Diruang tunggu daun sangat khawatir dengan keadaan angin didalam. Berkali-kali ia mondar-mandir karena gelisah, beberapa lama ia menunggu akhirnya dokter yang berada di dalam ruangan itu pun keluar. Sontak daun berdiri menatap sang dokter.

Dokter itu menghela nafas dalam dan memberikan selembar kertas kepada daun. Dan memberitahu nya bahwa angin harus dibawa ke ruangan operasi karena mengalami luka dalam dibagian otak nya. Daun terkejut dengan yang diucapkan dokter itu dan membuka kertas tersebut dengan kasar. Dokter itu pergi, disana diketahui bahwa angin mengalami benturan yang sangat keras yang mengakibatkan pendarahan dibagian kepalanya. Dengan panik ia menghubungi cahaya dan memberitahukan segalanya.

Kemudian cahaya dan keluarga petir beserta petirnya juga datang, karena petir tidak sanggup berjalan ia dibawa memakai kursi roda.

"Dimana angin?"tanya petir khawatir.

Daun terdiam dan menyerahkan kertas itu kepada petir. Petir yang khawatir membaca kertas itu dan shock melihat itu semua. Tanpa ia sadari, ia meneteskan air matanya lagi. Cahaya yang lihat kertas itu terjatuh kemudian mengambilnya dan membacanya juga. Kemudian ia memberikan kertas itu kepada kedua orang tua petir. Tak beberapa lama dokter kembali datang.

"Permisi, saya hanya ingin mengatakan jika pasien tidak segera diurus maka akan fatal untuknya, sebaiknya segera diurus"ucap sang dokter kemudian pergi.

Suasana menjadi sunyi, tidak ada seorang pun yang bergerak disana.

5 BULAN KEMUDIAN..

PERTEMANAN [✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang