SAK SEDOTAN,KANG!

13 2 1
                                    

'Rokok' dan 'Kopi' adalah teman setia para santri.mengapa demikian?Karena banyak santri yg sering begadang.Namun,begadang di pesantren adalah begadang yg ada manfaatnya,sebagaimana dikatakan oleh Bang Haji Roma Irama.Banyak kegiatan di pesantren yg dilaksanakan pada malam hari,misalnya Bahtsul Masa'il atau musyawarah (istilah diskusi dikalangan pesantren).

Tak jarang kegiatan ini berlangsung hingga dini hari,sehingga banyak yg merokok karena 'diyakini' merokok dapat menghilangkan rasa kantuk. Maka,wajar saja jika banyak santri dan kiai yg menjadi perokok. bahkan,tidak aneh jika ada orang yg 'belajar merokok' di pesantren.

Sebelum masuk pesantren tidak pernah merokok namun keluar dari pesantren justru menjadi perokok. Meskipun begitu,ada juga pesantren yg melarang santrinya untuk merokok,misalnya Pesantren Tebuireng Jombang.

Pada suatu malam,listrik padam di Pesantren Tambakberas dan sekitarnya.Para santri berhamburan untuk mencari tempat yg sedikit terang.Mahmud(bukan nama sebenarnya)adalah salah seorang santri di pesantren yg diasuh Kiai Abdul Wahab Hasbullah ini.

Ketika lampu mati,Mahmud juga ikut berlarian,namun iatak menemukan tempat yg cukup terang.Akhirnya ia duduk di pojok ruangan yg cukup gelap.

Dari kejauhan,Mahmud melihat bara api yg tengah berjalan.Itu adalah sebatang rokok yg dibawa seorang santri,begitu kata si Mahmud dalam hatinya.Karena bibirnya terasa pahit belum merokok,Mahmud berjalan mendekati si pembawa rokok.

Rupanya si Mahmud ingin minta satu hisapan atau join rokok istilah santrinya.satu rokok dihisap bergantian atau satu cangkir kopi untuk tiga orang adalah bukan pemandangan aneh yg di pesantren,apalagi di akhir bulan alias disaat tidak punya uang.

"Kang,sak sedotan!"kata Mahmud sambil menjulurkan tangannya. Kata 'sak sedotan' dalam bahasa Jawa artinga satu hisapan. Sebatang rokok itu pun diberikan oleh pemiknya kepada si Mahmud.

Lalu si Mahmud langsung meletakkan rokok tersebut di bibir dan menghisapnya.Namun Mahmud kaget bukan main.Dari sedikit cahaya yg berasal dari rokok yg dihisap,terlihat bahwa pemilik rokok tersebut adalah Kiai Wahab, sang pengasuh pesantren. Mahmud langsung lari tunggang langgang.

Lalu Kiai Wahab berteriak," Kang,rokokku."



====================

Saya langsung tawa ngakak  guling-guling....

Terima kasih yg udah vote dan komen

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 20, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Tawa PesantrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang