LIMA

54 8 0
                                    

"Tine! Gua rasa, gua suka lo."

__________________________________

Tine tertawa mendengar penuturan Sarawat di depannya saat ini. Tine juga merasa jika Sarawat sekarang sedang frustasi karena masalah percintaannya yang kini sudah berakhir.

"Wat! Cukup. Gua rasa lo kayaknya sedang kesepian karena putus dari cewe lo."

Sarawat hanya memandang Tine yang berkata dirinya seperti orang gila secara tidak langsung karena masalah percintaannya kemarin kandas.

"Gak Tine. Gua serius. Gua ngerasa beda ke lo. Gua beneran suka sama lo Tine."

Mendengar perkataan Sarawat kini malah membuat Tine semakin tertawa, "sudah lah Wat. Jangan membuat ku tertawa terus. Gini aja, gimana kalo nanti malam kita cari cewe buat lo. Gua tau tempat yang bagus buat nemuin cewe manis dan seksi tentunya."

Sarawat bukannya senang mendengar perkataan Tine, justru malah menggeram karena perkataan ia mengenai perasaan nya diabaikan.

Sarawat pun langsung membawa diri Tine ke dalam kamarnya. Tentu itu membuat Tine terkejut. Sesampainya di sana Sarawat langsung mendorong tubuh Tine dan terjatuh disana.
Sarawat pun menindih tubuh Tine dan kini berada diatasnya

"Wat! Lo gila apa ?" Tine ketakutan melihat Sarawat saat ini. Apalagi orang itu kini beraninya melakukan posisi yang intim begini.

"Iya. Gua gila Tine. Ntah sejak kapan gua tergila-gila dengan lo saat ini."

Sarawat pun langsung menubruk bibir Tine dengan bibirnya. Dengan Tine yang memberontak berusaha menjauhi Sarawat di atasnya, Tine mendorong dada Sarawat.

"Wat! Emh.. ini gak.. mhh be...ner," ucap Tine sudah disela ciuman Sarawat.

Sarawat tak memperdulikan perkataan Tine pada dirinya. Ia terus mencium bibir Tine meskipun Tine sendiri mengelak untuk menghindar.

Namun lama-kelamaan Tine hanyut dalam lumayan yang diberi oleh Sarawat. Tangan yang tadi berontak mendorong tubuh Sarawat kini tanpa instruksi mengelus punggung Sarawat.

Sarawat sedikit tersenyum karena di sela lumatan yang ia lakukan, Sarawat membuka matanya dan melihat jika Tine menikmati ciuman yang dilakukan nya dengan mata terpejam.

Tiga menit Sarawat melumat bibir Tine dan itu membuat Tine kehabisan nafas. Saat Sarawat melepaskan tautan bibir mereka, saat itu juga Tine membuka matanya sayu ke arah Tine.

Shitt!

Sarawat sudah melayang entah kemana saat menatap wajah Tine yang seperti menikmati servisan yang diberikan olehnya.

Entah setan datang dari mana, Tine seperti terlihat tidak rela saat tautan mereka terlepas.

"Mau lagi hmm?" Tanya Sarawat.

Tine mengalihkan pandangannya ke arah lain dan berpikir jika perkataan sebelumnya tidak sesuai dengan apa yang dipikirkannya.

"Wat! Ini salah. Pria dengan pria melakukan hal intim seperti ini salah Wat." Ucap Tine dengan pandangan yang masih enggan menatap Sarawat di atasnya.

"Apa yang salah Tine ? Jika kau menyukainya dan aku juga, tidak ada yang salah disini." Ucap Sarawat sambil mengelus pipi Tine dibawah nya.

"Tidak! Aku tidak menyukainya. Aku masih normal Wat! Dan kau juga." Tolak Tine.

"Tidak menyukainya ? Bahkan aku melihat hal berbeda sebelumnya. Sepertinya aku melihat kau sangat menikmatinya. Bahkan kau seperti tidak rela saat aku melepaskan tautan kita tadi."

Tine membeku. Seakan apa yang dikatakan Sarawat salah. Yang mana saat ini ia yakin, ia merasakan jijik dan benci saat Sarawat melakukannya tadi.

"Tidak Wat! Kau salah. Aku jijik dengan perlakuan mu barusan," ucap Tine dengan mantap. "Aku mohon, lepaskan aku sekarang juga. Aku tidak mau berteman lagi dengan orang gay seperti mu."

Kasar ?

Yahh mungkin itu lebih baik Tine lakukan agar Sarawat sadar akan apa yang dilakukannya tadi. Melihat Sarawat seperti berpikir diatasnya, Tine seperti punya celah untuk pergi dari pemuda itu.

Di dorong nya dada Sarawat dan orang yang didorong tersebut dengan mudahnya menyingkir dan beralih posisi ke samping kanan.

Tine pun bangkit, dari sana dan keluar dari apartemen Sarawat. Sedangkan Sarawat yang masih berada disana hanya menatap kepergian Tine keluar apartemen nya.

Jika ditanya, apakah Sarawat sakit hati akan perkataan kasar Tine barusan ?

Tentu tidak. Malah ia merasa tertantang untuk mendekati anak itu untuk lebih dekat lagi.

"Semakin lo berontak, semakin tertarik gua untuk semakin mendekati lo Tine."















TEBECE!

Gua tau gaje:v huhuhuhu

Suka bagus🙂
Ga suka ya gapapa hehehe

Maafin typo bertebaran!!!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 22, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TOUCH YOU! | BRIGHTWINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang