arti perasaan ini

601 60 7
                                    

Dorm

  
   "Hyungg...hyungg!!"

Begitulah antusias seorang Jeon Jungkook saat baru saja masuk ke dorm mereka

   "Heii kau itu sedang memanggil siapa? hyungmu disini banyak, bukan cuma satu" si manusia mager pun mengangkat suara

    "Aku memanggil Jimin-ie hyung, kemana dia?"
    "Ohh dia sedang berada di teras, pergilah kesana"
    "Baiklah terimakasih hyung" ucapnya sambil tersenyum aneh
    "Ada-ada saja dia" ucap Suga dalam hati

...
..
.

    "Jimin hyung.."
    "Hei kenapa?" Ucap Jimin sambil memainkan handphone
    "Hyung.. apakah kau serius dengan Wirda"

Saat mendengar kata Wirda,Jimin langsung menghentikan scroll an jari di layar handphonenya.

Karena jujur dia sangat ingin bertemu dia karena lama tidak bertemu akhir-akhir ini.

    "Kenapa bertanya hal itu?"
    "Entah.. hanya ingin membahas dengan mu hyung,kenapa?"
    "Sebenarnya aku sudah berkata ke Wirda kalau aku tertarik kepada nya"
    "Lalu bagaimana jawabannya?dia menolak atau menerimamu?"
    "Dia belum menjawab dan langsung mengalihkan topik"
    "Aku rasa kau harus bertemu dengan dia dan berbincang tentang hal ini hyung, tapi apa kau yakin dengan perbedaan ini?"
 

Mendengar kata perbedaan, Jimin langsung mengerutkan keningnya

    "Perbedaan?"
    "Iya hyung, kau tau kan agama kita berbeda dengan dia"
    "Ya, aku sudah memikirkan hal itu.Aku sebenarnya juga bingung harus bagaimana"
    "Saranku coba ikuti apa kata hatimu saja, mungkin kau akan menemukan jawaban dari disana"
    "Sebenarnyaaku ingin bersama dengan dia, tapi aku juga memikirkan dampak jika dia diketahui oleh media atau fans yang tidak terima"
    "Backstreet saja kalau begitu"
    "Akan aku pikirkan lagi nanti"
    "Baiklah aku akan kembali ke kamarku hyung, fighting!!"

Cafe

Akhirnya pekerjaan disini selesai,ternyata tidak buruk dan sangat senang untuk mencoba hal-hal baru

    "Sajang-nim.."
    "Aa.. wirda, apakah kau butuh sesuatu?"
    "Kurasa tidak tuan, aku hanya ingin berpamitan ingin pulang"
    "Ohh baiklah aku sampai lupa kalau waktumu telah selesai, karna pekerjaan mu sangat bagus"
    "Ahh khamsahabnida, itu adalah yang seharusnya aku lakukan disini. Semoga kau tidak kecewa dengan kerjaku"
    "Tentu saja tidak, kau juga sangat sopan dengan pelanggan wirda. Semoga kau dipertemukan dengan orang yang baik besok"

Aku tersenyum manis ketika mendengar perkataan sajang-nim, karena perkataan yang baik sama dengan doa dari orang itu

    "Nee semoga saja, baiklah aku pamit dulu"
    "Baiklah kembali lagi besok wirda-ssi"

Sambil melihat-lihat sekeliling kota, ku sempatkan menjepret lingkungan sekitar sebagai bahan rindu besok ketika aku kembali ke Indonesia

Meskipun bukan seorang fotografer profesional setidaknya cukup bagus jepretan fotoku

Foto ini sebagai bahan rindu ataupun dia, dia?bagaimana keadaanya sekarang, semoga dia selalu senang walau aku tidak mengerti keadaan sebenarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Foto ini sebagai bahan rindu ataupun dia, dia?bagaimana keadaanya sekarang, semoga dia selalu senang walau aku tidak mengerti keadaan sebenarnya

Sebenarnya aku dengan dia sempat bertukar nomor telepon,tapi bukankah tidak sopan jika menelfon terlebih dahulu. Mungkin dia juga sibuk dan aku tidak ingin dia terganggu

Kupikir duduk di bangku taman rasanya tidak buruk juga, terkadang kita bosan akan banyak hal. tapi menghilangkan dengan cara seperti ini adalah pilihan yang baik

Dengan melihat rindangnya pohon dan sepoi angin seolah menyapa kehadiranku disini. aku teringat dengan mama, apakah aku harus menelfon? baiklah apa salahnya mencoba

  

     Tutt..tutt..

    "Assalamualaikum maa.."
    "Waalaikumsalam nak.. bagaimana kamu disana?"
    "Alhamdulillah baik ma, papa sama kakak gimana? Sehat?"
    "Alhamdulillah semua disini sehat nak, kenapa menelfon nak? Ada masalah disana?"
    "Enggak ma.. wirda cuma kangen aja di Indonesia"
    "Kenapa waktu liburan semester nggak pulang ke Indonesia aja sebentar"
    "Aku rasa nggak bisa ma, maaf. Soalnya Wirda disini udah ada kerja"
    "Kerja? Kamu kerja apa? Uang mu nggak cukup nak? Kamu nggak perlu kerja, biar mama transfer aja. Nggak perlu capek-capek kerja,toh kamu juga udah kuliah belom lagi kalo dapet tugas"
    "Nggak perlu transfer ma..uang Wirda masih ada kok, dan soal kerja Wirda lakuin itu buat ngisi waktu senggang aja dan nggak bakal ganggu waktu kuliah Wirda mama"
    "Kamu yakin? Kalo udah nggak kuat jangan diterusin,kasihan sama kuliah kamu nanti jadi nggak bener semua malahan"
    "Siap mama, Wirda janji bakal rajin-rajin disini dan nggak bakal sia-siakan mama sama papa"
    "Yaudah nak, jaga kesehatan juga disana.oiya bilang juga ke Amel buat jaga kesehatan nya"
    "Iya mama, nanti wirda sampein pesan mama ke dia.oiya aku mau titip salam juga ke papa sama kakak, wirda matiin dulu telfonnya ya maa.."
    "Iya nak.. nanti mama salamin, assalamualaikum"
    "Makasih ma.. waalaikumsalam"

Legah rasanya bisa mendengar suara mama setelah sekian lama, karena aku jarang menelfon orang rumah karena kesibukan sehari-hari. yaa.. meskipun selalu ku sempatkan minimal 1x seminggu

Baiklah saatnya kembali ke apartemen, mungkin Amel sudah menunggu dan pasti mengomel ketika aku sampai disana

Setelah berdiri dari kursi taman tadi tiba-tiba kurasakan handphone ku bergetar dan aku yakin pasti Amel yang menelfon, segera ku ambil handphone yang sedang bergetar itu

Namun, saat aku melihat nama yang tertera di layar seketika mataku langsung membulat dan masih tidak percaya akan hal ini, segera kuangkat telfon tadi

  "Nee..yeoboseyo"
  "Bisakah kita bertemu besok?"

Seketika badanku lemas mendengar suara dia, ada apa denganmu wirda








To be continue

Thanks for 50k nya 😳🤧

Nggak nyangka banget kalo udh 50k

Maaf kalo update ceritanya lama banget dan harus malem" 😭

Yaudah lah yang penting udh muncul nih.. vote jangan lupa, share juga ke temen" kalian




~LM




 Fangirl MuslimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang