Prolog

27K 625 14
                                    

"Mulai detik ini lo pacar gue!"

"HAH?!" Mata Cia membola sekaligus terpekik kaget mendengar ucapan lelaki yang ada dihadapannya.

"Ck, biasa aja kali! Kayak gak pernah di tembak cowok aja lo!"

Cia mengerjapkan matanya beberapa kali, "Cia emang gak pernah di tembak cowok. Kalau Cia di tembak mati dong."

Aldrich mengernyit mendengar ucapan Cia. Gadis dihadapannya ini polos apa bego sih?!

"Bego! Maksud gue tuh di tembak pake hati bukan pake pistol! Lo kira ini lagi perang?!"

"Waah! Emangnya bisa ya di tembak pake hati? Ajarin Cia dong gimana caranya." Ujar Cia dengan antusias, matanya kini berbinar seakan itu adalah hal menarik.

Aldrich mengusap rambutnya kasar, ia tidak tau harus menjelaskannya bagaimana. Percuma saja, gadis di depannya ini pasti tidak akan mengerti.

"Di tembak pake hati itu dimana sang cowok mengungkapkankan perasaan cintanya ke sang cewek. Contohnya kayak gue gini, ngungkapin rasa cinta gue ke lo." Jelas Aldrich, kini suaranya melembut dan...tulus.

Cia mengangguk, "Oh... Iya iya..."

"Ngerti 'kan?" Tanya Aldrich memastikan.

"Enggak."

"ANJING!!" Umpat Aldrich keras. Kesabarannya sudah habis, ia benar-benar kesal sekarang. Terbuat dari apa sih otak gadis yang ada didepannya ini? Bego banget heran.

Cia mengelus dadanya karena kaget mendengar umpatan Aldrich, "Ish gak boleh ngomong kasar! Kata Papi Cia ngomong kasar itu dosa tau!"

"Bodo amat! Intinya sekarang lo udah jadi pacar gue!" Ujar Aldrich mutlak.

"Tap—"

Cup!

Ucapan Cia terpotong ketika benda kenyal menyentuh bibirnya. Seketika matanya membulat sempurna, tubuhnya terdiam mencerna apa yang sedang terjadi. Aldrich menciumnya?!

Berbeda dengan Aldrich, ia justru menyeringai senang. Melihat reaksi Cia, Aldrich menebak kalau ciuman ini adalah ciuman pertama gadis imut itu.

Aldrich mulai menggerakkan bibirnya, dengan perlahan ia melumat bibir mungil itu. Manis. Bibir Cia ternyata manis dan Aldrich suka itu.

"Gue gak terima penolakan sayang. Ngerti?" Bisik Aldrich setelah ia melepas ciumannya.

Cia mengangguk pelan tidak berani menatap Aldrich. Cia benar-benar malu dengan kejadian yang baru saja terjadi, bahkan pipinya sudah memerah seperti tomat.

"Ngomong yang jelas!"

"I–ya." Ucap Cia masih dengan kepala menunduk.

Aldrich geram. Ia menarik dagu Cia agar mau menatapnya. Ah ternyata ini alasan Cia tidak mau menatapnya, pipinya memerah. Benar-benar lucu.  "Iya apa?" Tanya Aldrich tidak puas dengan jawaban Cia.

"Iya Cia mau jadi pacarnya kak Al." Ujar Cia setengah gugup. Entah kenapa jantungnya berdetak cepat ketika Aldrich menatapnya dalam jarak sedekat ini. Seperti ada desiran aneh.

Aldrich tersenyum senang, "Good girl!" Ia mengecup singkat kening Cia.

"Tapi Cia gak tau gimana caranya pacaran." Ujar Cia menatap Aldrich polos.

Bolehkah Aldrich membawa Cia pulang, terus di kurung di kamarnya agar tidak orang lain yang bisa merebutnya, bolehkah? Gemes banget tatapannya.

"Nanti gue ajarin caranya."

"Beneran?!"

"Iya sayang!" Aldrich mencubit pelan pipi tembem Cia karena tidak tahan melihat tingkahnya yang menggemaskan.

"Asikkkk!!" Cia terpekik senang membuat Aldrich menggeleng pelan melihatnya. Kata 'pacaran' saja tidak tau apalagi menjalaninya. Benar-benar gadis polos.

.....

Hi teman-teman pembaca cerita ini!

Aku penulis baru di WP hehe

Cerita ini aku buat murni pemikiran aku sendiri, jika ada kesamaan nama tokoh, karakter atau yang lainnya itu tidak disengaja.

Aku harap kalian suka sama cerita ini🙏
Dan aku minta maaf kalau masih banyak kesalahan 🙏

Oh ya, jangan lupa vote, komen dan kalau bisa kalian bagikan cerita ini ke teman kalian biar rame❤️

Sekian dan terima kasih ❤️

ALCIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang