Setelah sampai di mobil, Castiel kembali menyerahkan Earvin ke dalam gendongan Achazia. Bayi itu pun berhenti menangis dan merasa senang, karena mendapatkan apa yang diinginkannya.
Kemudian mobil itu berjalan menuju rumah Castiel.
~His babies~
"Tolong lupakan apa yang saya lakukan di restoran tadi." Castiel tiba-tiba bersuara.
Achazia memandangnya heran, Castiel menghela napas pelan.
"Saat saya menyentuh bibirmu, saya hanya refleks." Castiel memandangnya dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Tidak apa-apa pak, Bapak juga tidak sengaja." Achazia pura-pura tidak sadar dengan tatapan Castiel dengan berusaha menyibukkan dirinya dengan si kembar.
"Maaf, Pak. Setelah sampai di sana saya langsung pulang ya, Pak. Saya tidak enak sama istri Bapak."
Hening.
'Kok suasananya langsung aneh, ya?' batin Achazia.
Di mobil tersebut hanya ada satu supir di depan, Castiel dan Achazia di bangku tengah serta kedua bayi menggemaskan yang anteng di pangkuan Achazia.
Kedua babysitter tadi mengikuti dengan mobil lain di belakang.
Beberapa menit kemudian~
•Achazia POV•
Setelah perjalanan yang cukup jauh dan lama serta melelahkan karena aku masih harus sambil menggendong kedua anak Castiel walaupun kadang bergantian.
Akhirnya mobil mewah ini sampai di sebuah rumah, sepertinya bukan rumah. Melainkan sebuah mansion yang sangat-sangat mewah. Kayaknya rumahku kalau lihat rumahnya Pak Castiel bergertar deh.
Lalu Pak Castiel keluar dari mobil dengan mengambil Arwin dari gendonganku, bisa kalian tebak bagaimana reaksi Arwin? Yup, bayi tersebut kembali merengek.
Kemudian aku menyusul Pak Castiel keluar mobil.
"Saya pamit pulang ya, Pak," ucapku sambil ingin menyerahkan Arvin ke gendongan Pak Castiel.
Pak Castiel hanya diam, tapi menatapku dengan tatapan yang err... mengerikan.
"KAU INGIN MEMBUAT KEDUA ANAK SAYA MENANGIS?" tanya Pak Castiel sambil menekan tiap kata.
Orang-orang yang mungkin bawahannya? Berada di depan pintu utama melihat Castiel dengan tatapan seperti....ketakutan?
"Tapi-"
"TIDAK USAH MEMBANTAH DAN IKUTI SAYA, ATAU KAU AKAN MENERIMA AKIBATNYA. SAYA TIDAK SUKA JIKA ADA YANG MEMBUAT ANAK SAYA MENANGIS"
Ancam Pak Castiel."Tapi Pak-"
"ACHAZIA!!." teriak Pak Castiel yang ternyata sudah di depan pintu utama, sedangkan aku masih di samping mobil.
Arvin dan Arwin yang mendengar teriakan ayahnya, otomatis kembali menangis.
"Shuush, tenang sayang." aku mencoba menenangkn Arvin dengan mengayun-ayunkannya pelan.
"MASUK ACHAZIA." Tegas Pak Castiel.
"A-ah, iya, Pak." Aku berjalan menyusul Pak Castiel.
Ya ampuun, Pak Castiel menyeramkan banget. Takuut, toloong.
Setelah aku masuk, terpampanglah bagaimana mewahnya interior mansion ini.
"Pak-"
"Ikuti saya," ucap Pak Castiel dengan nada memerintah.
Kemudian sampailah kami, kami? Di depan pintu kamar yang terukir nama twins di lantai dua.
Ceklek!
Luas, mewah, dan imut. Itu kata-kata yang menggambarkan isi kamar si kembar.
"Kamu menginap dan tidur di kamar ini untuk menemani mereka berdua. Kamar saya ada di sebelah jika kamu butuh sesuatu," jelas Pak Castiel sambil menyerahkan Arwin yang masih menangis.
"I-iya, Pak."
Dengan refleks, aku langsung duduk di kasur dan mengambil bantal untuk memangku si kembar, kemudian memberikan susu yang baru saja diberikan sang babysitter.
Haus mereka ternyata, susu dalam botol tersebut langsung habis.
"Satu lagi, jangan panggil saya Bapak. Saya tidak se-tua yang kamu pikirkan, kamu bisa panggil saya Tiel."
"Tidak bisa, Pak. Bapak lebih tua dari saya. Saya-"
"Zia!." Tegas Pak Castiel.
"Maaf, Pak. Saya tidak bisa," ucapku sambil pura-pura sibuk dengan si kembar.
"Hm, baiklah. Maaf sudah memaksamu."
"Tidurlah," ucap Castiel lalu langsung pergi menuju kamar sebelah.
"Aduh, ayah kalian tadi seram banget. Jadi takut kakak." Sebenarnya aku masih bingung, mau tante atau kakak, tapi kalau kakak sepertinya lebih enak didengar. Haha
"Kalian udah ngantuk banget, ya. Sampe nguap-nguap gitu. Bobo, yuk."
Lalu aku berusaha membuat mereka tidur dengan nyaman sambil mengelus-elus kening mereka.
•Author POV•
Setelah si kembar tidur, Achazia langsung memindahkan mereka di tengah-tengah tempat tidur yang luas. Ia tidak menidurkan mereka di baby crib mereka, takut-takut si kembar menangis jika menidurkannya di tempat tidur mereka karena berjauhan dari Achazia dan kemudian akan membuat ayahnya marah.
Lalu Achazia berbaring di samping mereka dan memasuki alam mimpi.
T
B
C
.Pendek banget, hehe.
KAMU SEDANG MEMBACA
His Babies • r e v i s i •
RandomKisah seorang gadis setelah bertemu dengan dua bayi kembar menggemaskan dan ayah mereka yang tampan tapi (?) Penasaran? Cek kisah mereka setelah yang satu ini eh... di sini. •All the pictures are from pinterest• ▪︎Slow update▪︎