Yeo Ra sudah siap dengan pakaiannya dan keluar kamar untuk membuat sarapan. Rumah yang sudah ia tempati sejak kecil bersama keluarganya masih terawat rapi.Setelah membuat sarapan, Yeo Ra membangunkan ayahnya untuk sarapan bersamanya.
"Ayah,, ayo sarapan" Yeo Ra membuka pintu dengan pelan dan masuk ke kamar ayahnya.
"Uhhukh uhhukh"
"Ayah?! Kau tidak apa-apa?!" Yeo Ra mulai khawatir saat melihat ayahnya terbaring lemas sambil memegang dadanya.
"Ayah?!! Apa yang sakit?"
Yeo Ra semakin panik melihat ayahnya."Ay-ah tidak apa apa"
"Apa yang kau katakan?!" Yeo Ra mengambil ponselnya dan menelpon Kyung Soo.
"Kyung Soo! Cepat kemari, ayahku!"
"Hah! Ya, baiklah aku akan segera kesana!"
"Ayah... Tahanlah sedikit.."
**
"Selamat bekerja, semoga kau nyaman" ucap selamat dari direktur utama Rumah Sakit Yoosan Korea lalu pergi meninggalkannya.
"Pasti, aku akan bekerja dengan baik" Balas dokter tampan itu sambil tersenyum.
Dokter itu pun melanjutkan langkahnya ke ruang kerjanya. Tiba tiba seorang perawat memanggil nya.
"Dokter Ji! Ada pasien darurat di UGD, seluruh dokter di sana sedang rapat jad..." Belum sempat ucapannya selesai dokter itu meninggalkannya.
Di UGD..
"Ayah?! Ayah!" Yeo Ra hanya bisa menahan air matanya agar tidak histeris.
"Ayahmu akan baik baik saja!" Ucap Kyung Soo menenangkan Yeo Ra.
"Apakah aku seorang anak yang tidak becus mengurus ayahnya sendiri? Bagaimana bisa ayahku bisa sampai separah itu?!!" Yeo Ra menyesali dirinya, dia merasa gagal menepati janji ibunya.
"Yeo Ra! Apa kau selemah ini?!" Pertanyaan Kyung Soo membuatnya terdiam.
"Keluarga Park Donghae?" Tiba tiba perawat memanggil nama ayahnya.
"Bagaimana dengan ayahku?! Apakah dia baik baik saja? Kenapa dia bisa separah itu?!" Yeo Ra langsung menyambar perawat itu dengan pertanyaan.
"Kau bisa ke ruangan Dokter Ji, dia yang menangani pasiennya"
"Apa kami bisa melihat tuan Park dulu?" Tanya Kyung Soo.
"Sebaiknya jangan dulu,, dia masih kesulitan bernafas"
"Baiklah, dimana ruangan dokter Ji?"
"Ayo ikut saya"
Yeo Ra menguatkan dirinya agar Jika terjadi sesuatu dia tidak ceroboh dan terburu buru memutuskan sesuatu. Rasa ini akhirnya terulang lagi, karena sikap inilah dia meninggalkan orang yang sangat disayanginya.
"Mari masuk" ucap perawat itu sambil membuka pintunya.
"Selamat siang dokter, ini keluarga pasien tadi"
Yeo Ra duduk dihadapan dokter itu menunduk ketakutan sambil menahan air matanya, Kyung Soo yang melihat itu langsung mengelus bahu Yeo Ra mengisyaratkan bahwa semua akan baik baik saja.
"Jadi bagaimana keadaannya sekarang?" Tanya Kyung Soo dingin.
"Jadi, tuan Park ini sudah menunjukkan gejala Arteri koroner, naf..." belum sempat dokter itu melanjutkan perkataannya Yeo Ra sudah menutup mulutnya dan menangis histeris.
Akhirnya Yeo Ra pergi meninggalkan dua orang itu, dia ingin berteriak sekeras kerasnya, dia tak sanggup lagi menghadapi takdir hidupnya.
Sejak ibunya meninggalkannya, Yeo Ra semakin kuat dan teguh jika sesuatu terjadi padanya, tetapi jika terjadi sesuatu pada ayahnya entah mengapa Yeo Ra sangat ketakutan.
"Yeo Ra!"
Yeo Ra menoleh ke sumber suara yang memanggil namanya.
"Apa yang kau lakukan!" Kyung Soo terlihat kesal melihat Yeo Ra selemah ini.
"A-aku aku takut! A-ayah!" Yeo Ra tidak bisa melanjutkan kata katanya lagi dia terlalu takut jika terjadi sesuatu dengan ayahnya.
Akhirnya Kyung Soo memeluk Yeo Ra, dia membiarkan Yeo Ra menangis di pelukannya, karena Yeo Ra akan selalu menahan air matanya jika tak ada yang memeluknya.
"Yeo Ra dengarkan aku! Ayahmu akan baik baik saja, dia akan bersamamu! Selamanya" ucap Kyung Soo selembut mungkin, dia juga merasa sedih melihat hidup sahabatnya sesulit ini.
"Kau perempuan terkuat yang pernah aku temui, dan jadilah seperti itu sampai aku meninggalkanmu"
Yeo Ra meredakan emosinya dan melepas pelukan Kyung Soo. Dia menatap pria didepannya dengan miris lalu meninggalkannya sendirian.
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*Part 3....
SEMOGA KALIAN SUKA!
VOTE DAN KOMEN
OR
STOP HERE!Wkwkkwk candaaa
bye sample part berikutnya ☺️☺️