Hujan

41 2 0
                                    

Malam ini
sepakat kita untuk bertemu melepas sekeping rindu dan untuk ucapkan maaf karena telah menambah deretan sendu dan sekian banyaknya pilu yang sedari dulu kau pikul di balik tegarmu.

Akhirnya kita bertemu.

Di antara jatuhan rintik rinai dan hembusan angin yang mempertegas ruai,
kita habiskan satu per empat malam dengan cerita yang masing-masing darinya berisi luka.

Begitu aku dibuatnya rapuh ketika hujan-hujan itu mendesak jatuh dari kedua kelopak matamu yang memerah kala di tengah kisah kau ucap padaku kesah yang membuatmu resah.

Sayangnya kau terlalu banyak mengecap lara.
Sayangnya aku tak bisa berbuat apa-apa,
begitu fikirku saat itu.
Bahkan untuk menyeka tangismu aku tak mampu.

Malam melarut.

Biasanya aku menuntut, namun hanya malam ini saja rasanya hati ini enggan untuk menyambut.
Sebab singkatnya, kembali ku rela cerita-cerita itu berakhir begitu saja.
Aku mengutuk waktu yang terlalu cepat berlalu untuk ku habiskan bersamamu.

Menuju pulang tangan ini membeku.
Lalu, disambut oleh riuh yang berbisik "genggam tangannya"
Benar saja,
hanya sesaat sebelum akhirnya ku genggam lembut tanganmu, hangat ini benar-benar nyaman ucapku.

Selepas pergimu aku sadar bahwa hadirmu memang tenang yang paling menenangkan,
kembali ku ingat saat-saat dimana aku melepas tawa bahagia.
Benar saja,
langsung di sambut oleh senyum yang jika orang lain yang melihat terlalu aneh rasanya

Jadikan aku tempat untukmu mengadu.
Jadikan aku obat dari setiap sakit yang tak mungkin pulih hanya dengan rehat dan jadikan aku bagian bahagia mu.
Dengan simpuh aku memohon,
terlalu berat jika sendiri,
maka biarkan aku menjadi buku untuk setiap kisah yang kau tulis di dalamnya.

Hingga di kemudian hari,
saat kembali dipertemukan suatu hari nanti,
kau hanya bercerita beserta kan tawa dan makna yang terucap hanya berisi bahagia.

Kau telah mengetahui tempat dimana aku menata rindu,
jadi, jangan ragu untuk singgah disaat harimu kelabu.
Akan ku sambut pilu, merenggut sendu-sendu itu dan memberanikan diri menyeka tangis yang tadi tak sempat ku beranikan untukmu,
untuk seseorang yang mempunyai senyum paling indah menggugah,
dan mata, yang berisikan bintang-bintang di dalamnya.

Akhir Dari Suatu Temu [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang