22

311 77 2
                                    

Haruto yang melihat Asahi tergeletak malas di kasurnya dan hanya meliriknya saja tanpa ada niatan untuk bangun sedikitpun pun menghampirinya dengan langkah besar.

Tangan besarnya memegang kedua pundak Asahi dan membangunkannya dari kasur.

Namun wajah Asahi masih terlihat datar membayangkan fans dati adiknya ini mengerubungi storenya, Asahi sudah merasa lemas karenanya.

"Sahi-nii! Apa kamu baik-baik saja?!" tanya Haruto menepuk-nepuk tubuh Asahi dari ujung kepala hingga ujung kaki.

Asahi pun hanya memandangnya datar tanpa ekspresi, ia bahkan terlalu malas untuk merespon adiknya jika mode bro-connya sudah menyala, ia hanya memutar bola matanya malas.

Setelah memastikan tidak ada yang salah dengan kakaknya, Haruto menghela nafas lega.

Ia berjongkok mengusak wajahnya, "That's good, that's good"

"Memangnya kamu pikir apa yang bisa terjadi padaku di dalam game, hmm? Apa kamu lupa ini bukan dunia nyata? Jantungku tidak akan berhenti berdetak tiba-tiba kok, disini amat sangat aman" suara dari atas kepala Haruto berucap dengan nada santai, kepalan kecil Asahi menjitak kepala Haruto lembut.

Haruto pun kembali berdiri, menunduk bertatapan dengan Asahi, "I'm sorry nii-san, tapi jangan katakan itu lagi, aku tidak akan bersikap berlebihan lagi, okay?"

Asahi pun kembali duduk di pinggir kasur, menepuk-nepuk spot disebelahnya, menyuruh Haruto untuk duduk disebelahnya, yang tentu saja dituruti oleh Haruto.

"Hmph, aku tahu betul apa yang kamu khawatirkan! Tenang saja, aku tidak akan berpikiran pendek dan tidak meminum obatku lagi!" ucap Asahi ketus, ia benar-benar lelah dengan adiknya ini.

Inilah mengapa ia memilih untuk mengikuti Mashiho, jika ia berada di rumahnya back in Japan, bahkan jika ia mengeluh sedikit saja maka seluruh keluarganya, termasuk pelayan dan tetangganya akan panik jika tahu, dan mereka akan berputar-putar di sekitarnya seperti lalat mengerubungi makanan, mungkin di rumahnya hanya kucingnya saja yang bersikap acuh tak acuh padanya.

Haruto mengerucutkan mulutnya, membuat wajah dingin dan tampannya terlihat sedikit menggemaskan, "Maaf nii-san, aku hanya takut itu terjadi lagi padamu..."

Ia ingat betul ketika Asahi pada masa adolescentnya yang sering bersedih dengan kondisinya sendiri, dan sering memberontak menjadi anak yang cukup nakal, namun keluarganya mengerti dengan frustasi anak tertua mereka.

Dengan kondisi tubuhnya yang sangat buruk, ia bahkan tidak bisa berlari tanpa memuntahkan seluruh isi perutnya dan kehabisan nafas disertai keringat dingin.

Suatu ketika pernah saking depresinya, Asahi hingga mogok minum obat yang menyebabkan jantungnya berhenti selama hampir 1 menit sebelum dokter keluarganya berhasil menyelamatkannya.

Saat itu, Haruto yang masih SMP tidak berdaya melakukan apapun, hanya melihat kakaknya dengan wajah tanpa warna terjantuh ke lantai, saat ia menghampiri tubuh kakaknya yang semakin kehabisan nafas lalu mata hazel indahnya terpejam, ia merasakan seluruh darahnya berubah menjadi dingin, Haruto menangis tanpa suara dengan tubuh yang terasa sangat berat dan bergetar tanpa henti.

Melihat wajah adiknya yang terlihat tidak baik, Asahi pun mengelus rambut hitam lembutnya, "Okay, okay, maafkan aku juga telah membuatmu khawatir, jangan sedih lagi..."

Haruto pun memeluk tubuh kurus Asahi dan membenamkan wajahnya di pundak kakaknya itu, "Mmm, nii-san, let me hug you for a bit"

Tanpa mereka ketahui, ada seorang Nightshade yang duduk di cafe tidak jauh dari store dimana Asahi berada dan tertarik melihat rivalnya di ranking level, TheMostHandsomeMan, memasuki rumah 'dedek' kesayangannya itu.

Senyum sempurna yang selalu terpampang di wajah tampannya seketika retak melihatnya.

"Who the fuck was that?!" profanity yang jarang sekali keluar dari mulutnya pun dengan lancar tersebut.

Tallhandsomerich yang duduk di seberang mejanya yang sedang membaca proposal di smartwatchnya tentang proyek chain store restaurant terbarunya di negara lain pun menyadari ada yang aneh dengan kawannya itu.

"Jaehyukie? Kau kenapa?" tanya Tallhandsomerich, Technician High-Human yang memiliki rambut hijau dan wajah yang sangat menipu, umurnya sudah memasuki kepala 3 namun wajahnya masih terlihat seperti remaja, sungguh menyeramkan.

Jaehyuk pun memicingkan matanya, "Hyung, aku akan pamit sebentar"

Seketika Jaehyuk mengeluarkan skill Night Formnya yang mengubah tubuhnya menjadi bayangan, terlihat bayangan hitam samar terbang menuju Angellight Store.

Skill ini sangat menghabiskan banyak mana tiap detiknya, namun apa itu semua dibanding dedek manisnya?

Tallhandsomeandrich pun hanya menggelengkan kepalanya dan kembali ke proposalnya.

Jaehyuk bersembunyi dan mengintip dari jendela, dan mendapati TheMostHandsomeMan memeluk Morningsunnya dan mengusap-usapkan wajahnya di pundak Morningsun.

Sedangkan dedek manisnya itu mengelus rambut hitam pendek TheMostHandsomeMan dan tersenyum sangat manis, bahkan dimple yang belum pernah ia lihat sebelumnya terukir jelas di wajah manis itu.

Mungkin jika senyuman itu adalah untuknya, Jaehyuk akan merasa sangat berbunga-bunga, namun senyuman ini adalah untuk orang lain.

Ia seperti mendengar ada bagian hatinya yang retak, dan mulai saat itu, TheMostHandsomeMan merupakan rival no. 1nya.

'I'll be sure to steal him from you' dalam hatinya Jaehyuk sudah membuat berbagai rencana untuk mendekati Morningsun dan merebutnya dari tangan TheMostHandsomeMan.

--------------

Earlylight -JaesahiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang