Noah berjalan menyusuri koridor kampus, nampaknya dia terlihat amat bahagia. Entah apa yang membuat dirinya sebahagia itu, apakah mungkin karena perjalanannya menuju kampus tak se jauh tempo lalu? Ah sudahlah, itu bukan hal yang menarik untuk di ceritakan.
"Woahh... Ada Noah"
'Noah cakep banget hari ini'
'Tumben banget dia datang sepagi ini'
'Dia selalu jadi yang tertampan di kampus'
'Noah..... Aku padamu'
Itulah beberapa capan para gadis yang selalu menjadi Sarapan pagi untuk Noah. Itu bukan hal yang baru, Noah emang dikenal sebagai pria yang paling berkarisma di Universitas Seni Jakarta. Dirinya selalu menjadi pusat perhatian di manapun dan kapanpun. Tapi sayangnya Noah tidak pernah tertarik untuk membalas ketertarikan para gadis itu. ㅠㅠ
Pernah waktu Valentine tahun lalu, Noah berangkat ke kampus agak sedikit terlambat, jadi dia ngga masuk mata kuliah jam pertama. Dia baru kembali masuk pada jam kedua, dan betapa terkejutnya dia saat mengetahui jika kursi yang ia tempati sudah di penuhi oleh berbagai macam coklat dan bunga dari para penggemarnya. Ralat! Lebih tepatnya Mungkin orang yg menyukai Noah.
Noah tak habis fikir akan sikap para Gadis itu, bisa bisanya ia merendahkan diri hanya untuk menarik perhatian lawan jenis? Wanita itu tugasnya hanya menunggu, dan laki-laki yang mengejar. Noah tidak ingin harga dirinya hancur karena dia tidak melakukan tugasnya sebagai seorang lelaki. Maka dari itu, Noah ngga pernah menerima perasaan seorang Wanita. Karena Noah ingin dirinyalah yang menyatakan perasaannya itu, bukan malah sebaliknya.
Kembali ke koridor kampus...
Noah tersenyum ketika mendengar pujian dari para gadis tersebut, hingga pada saat dirinya akan kembali melangkah, tanpa sadar ia melirik kearah taman kampus, posisinya ada di sebelah kanan Koridor. Tempatnya ada di ujung ruangan dan terkesan lebih sepi di banding koridor tadi.
Noah melihat ada seorang gadis yang sedang duduk diatas kursi besi dan di depannya ada tiga orang gadis lainnya yang sedang berdiri menghadap gadis itu. Dari tatapannya, sepertinya ketiga gadis itu sedang memaki gadis yang sedang duduk tersebut. Entah ada angin dari mana, langkah kaki Noah tergerak untuk mendekat kearah mereka. Namun baru saja ia maju Lima langkah, ketiga gadis yang tadi berdiri langsung pergi meninggalkan gadis yang sedang duduk itu sendirian.
Gadis itu menunduk memperhatikan buku tebal yang selalu ia bawa. Dari sudut yang lumayan cukup dekat ini Noah bisa tahu kalau gadis itu sedang menangis. Noah ingin menghampiri gadis itu untuk menanyakan keadaannya tetapi saat dirinya hendak melangkah tiba-tiba ada seorang pria yang menghampiri gadis itu dan membawa sebuah gitar di punggungnya.
Noah diam memperhatika kedua mahluk bumi tersebut, sebelumnya Noah tidak pernah sepenasaran ini akan kehidupan seseorang. Tapi entah mengapa sepertinya dia sangat ingin tahu apa yang terjadi dengan gadis itu dan siapakah laki-laki yg sedang bersamanya?
"Gila ya lo ninggalin gue". Akas yang baru sampai di langsung menhampiri Noah dengan nafas yang tergesa. Sepertinya dia datang kesini dengan berjalan kaki? Atau mungkin berlari?
"Eh? Lo udah dateng?". Noah menyadari kedatangan Akas, namun pandangannya masih ia tunjukan ke arah dua manusia itu.
"Liatin siapa sih?". Tanya Akas penasaran kemudian mengikuti kemana arah pandang Noah.
"Oh? Liatin mereka?". Tanya Akas saat mendapati dua orang yang sedang duduk di kursi besi itu. Akas menunjuk kearah mereka dan memandangnya bergantian antara mereka dan Noah.
"Lo kenal?". Tanya Noah antusias. Sepertinya ia ngga pernah melihat kedua orang itu.
"Dia Alvy, Anak musik. Dan yang cowok itu namanya Malay. Mereka satu jurusan." Tutur Akas dengan sangat Rinci.
KAMU SEDANG MEMBACA
EDELWEISS
FanfictionSeperti julukannya, dia adalah wanita yang sangat sulit untuk di raih. perlu kesungguhan hati dan kerja keras yang lebih agar bisa menaklukan hatinya. Orang bilang aku akan gagal, tapi aku yakin bahwa aku bisa memiliknya. Seutuhnya. Start : 21 Oct 2...