Prolog

222 18 7
                                    

    [Aku salah apa kak?],

    [Udah jelas kan?! Kamu itu anak haram! Pembawa sial! Gara-gara kamu, ayah udah gak sayang aku lagi! Gara-gara pelacur yang kamu panggil ibu itu juga! Ibuku meninggalkanku!!]

Gadis berbaju merah itu mulai melempar benda-benda di sekitarnya ke gadis di hadapannya, terus menerus dilemparnya. Mulai benda yang ringan dan kecil hingga yang besar dan berat. Semua dilemparkannya ke gadis kecil di hadapannya itu.

Kenapa tak ada yang mau menolongnya? Mereka tentu mau menolong, tetapi mereka juga takut dengan dampaknya jika menolong gadis itu. Bagaimana jika setelah menolong gadis itu mereka dipecat dari pekerjaan mereka? Apa yang harus mereka lakukan? Mereka pun lebih memilih untuk diam dan tidak melakukan apa-apa daripada kehilangan pekerjaan.

    [Udah kak, ampun.. sakit… maafin Layla! Layla minta maaf…] gadis bernama Layla itu terus meringkuk dan menangis meminta maaf pada kakaknya.

Pandangannya tertutup oleh rambutnya yang berantakan, menyisakan pemandangan bayangan gadis bergaun merah di hadapannya yang ia sebut 'kakak'. Bayangan gadis bergaun merah itu pun menghilang dan berganti menjadi bayangan sebuah benda yang cukup besar mendekat kearahnya.

BRAK!

Gadis kecil bergaun merah yang melempar benda itu pun terkejut dan menghentikan pergerakannya seketika, melihat kolam darah yang mulai terbentuk dan semakin menyebar dibalik kursi yang ia lempar pada Layla. Merasa terkejut dan takut akan mendapatkan hukuman, gadis bergaun merah itu segera pergi menjauh dari ruangan itu.

Seorang pelayan wanita mulai berani memasuki ruangan itu ketika merasa suasana sudah tenang dan berencana untuk membantu nona mudanya tersebut, namun semua berubah ketika ia melihat ke dalam ruangan dan menemukan gadis lemah tersebut terkapar dengan genangan darah di sekelilingnya, pelayan tersebut spontan berteriak lalu pingsan.

Beberapa pelayan lain yang mendengar suara teriakan itu, segera berkumpul menuju sumber suara. Alangkah terkejutnya mereka ketika memasuki ruangan tersebut, melihat dua orang yang terkulai lemas tak sadarkan diri, salah satunya gadis kecil dengan kondisi mengerikan dimana darah mengucur dari kepalanya. Tak jauh dari gadis tersebut terlihat sebuah kursi kayu yang terbalik.

Dua orang pelayan bergegas berlari keluar untuk memanggil dokter dan melapor pada tuan besar rumah tersebut. Pelayan yang tersisa di tempat kejadian mencoba mengangkat kursi, kemudian membawa gadis tersebut ke tempat tidurnya dan membaringkannya disana sambil mencoba membersihkan lukanya. Kemudian beberapa pelayan lainnya kembali ke ruangan tadi untuk membantu pelayan yang pingsan dan membersihkan darah

Tak lama setelah itu, tuan rumah berserta dokter dan dua pelayan tadi memasuki kamar Layla. Sang tuan rumah begitu terkejut melihat putrinya terbaring lemas dengan luka lebam di sekitar tubuhnya dengan sisa-sisa darah di kepalanya. Sang dokter langsung mengeluarkan peralatannya dan memeriksa keadaan gadis itu.

    [Bagaimana keadaan putri saya, dok?] tanya Ayah dari gadis tersebut. Selang beberapa waktu mengobati pasiennya, akhirnya sang dokter menjawab pertanyaan tuan rumah itu.

    [Keadaan putri anda saat ini cukup mengkhawatirkan, luka di kepalanya cukup parah ditambah disekitar tubuhnya juga ada beberapa luka lebam lama dan yang baru.]

    [Untuk saat ini biarkan putri anda untuk beristirahat, dan setiap hari saya minta untuk sehari dua kali mengganti perban di kepalanya agar tidak lembab dan memicu infeksi. Kalau begitu saya permisi dulu, jika terjadi sesuatu pada putri anda, segera panggil saya. Saya permisi, selamat malam.]

Dokter itu membereskan barang-barangnya dan menunduk hormat sebelum pergi meninggalkan ruangan itu.

Pria yang dianggap semua pelayan itu sebagai tuan besar rumah itu menatap tubuh putrinya yang terbaring lemas, ia mencoba meraih tangan kanan gadis itu.

    [Kamu kenapa nak? Kenapa kamu gak cerita sama ayah tentang ini?]
Pria itu tetap bertanya meski ia tahu takkan ada yang akan menjawab pertanyaannya.

.........

    Astaga, kepalaku sakit banget habis kejedot apa sih? Apa gue jatuh dari kasur lagi? Gila sakit banget.

Gue melihat sekeliling. Wait, ini bukan kamar rumah sakit! Dimana ini?! Wait, wait tenangkan diri lo Rangga. Tenang, stay cool dulu. Pertama, liat sekeliling cari informasi yang bisa lo dapatkan dari tempat ini. Kedua, kalau gue diculik cari tujuan si pelaku buat apaan? Ketiga, cari cara kabur dari sini.
Orang bego mana mau stay di rumah penculik?

Pertama, gue bangun dan liat barang-barang di kamar ini. Kalau diliat sih ini barang-barang yang kayaknya punya orang kaya sih, ngapain juga orang kaya nyulik gue. Tunggu bisa jadi ini cuma kedok, modus penculikan terbaru.

Gue liat lemarinya sih, isinya kayaknya lemari cewek. Gak sengaja gue liat pakaian dalam disitu. Inget, gak sengaja ya! Gak sengaja!

Berarti gue di kamar cewek. Hm? Hmmm?? Siapa ini? Hmmm? Ini gue? Gue?! Gue jadi cewek maksudnya?! Gue jadi cewek kayak di anime-anime gitu?!
Hm? Hm? Aduh, kepala gue sakit lagi. Apa jangan-jangan gue kayak di anime-anime gitu ditabrak truk masuk isekai? Bararti gue udah mati dong?

    [YANG BENER AJA SIALAAAAAN!! SETIDAKNYA GUE DIJADIIN KSATRIA KEK! ATAU PAHLAWAN! KALAU BISA COWOK MASA IYA JADI CEWEK?!]

BRAK!!

Buset! Kaget gue pintu kamar gue di dobrak gitu aja,

    [Layla, akhirnya kamu terbangun juga.]

Siapa nih om-om? Seenak jidatnya meluk-meluk gue?

    [Kepala kamu masih sakit, nak? Mending istirahat lagi, papa panggilkan pelayan buat air minum sama makanan. Kamu istirahat dulu,]

Si om-om tadi langsung ninggalin gue, tunggu bentar... dia tadi nyebut dirinya papa. Berarti itu om-om bapak gue gitu? Dan badan yang gue pakai ini ternyata anaknya? Pusing pala abang,

Mari kita luruskan, gue kemarin habis kecelakaan. Tidur karena kecapean, bangun-bangun kelempar di dunia isekai, jadi cewek, yang bisa jadi cewek ini udah mati tapi dia gak mau mati begitu aja jadinya gue yang di panggil buat gantiin dia.

Yang gue tau nih cewek namanya Layla mengingat si om-om yang ngakunya bapakku tadi manggil nama si punya badan begitu.

Sip, sisanya tinggal bagaimana gue balik ke badan gue. Dan gimana caranya gue bertahan hidup disini, itu aja!

Berlanjut

Halo saya penulisnya karena nama saya kepanjangan panggil aja halu, ini cerita original pertama saya. Bagi yang suka terima kasih, saya pasti bakalan berusaha semaksimal mungkin buat lanjutin ceritanya. Buat yang nanya kenapa gak ada gambar covernya, iya saya memberikan kebebasan buat pembaca ngebayangin sendiri kayak apa tokohnya kalau mau share gambar charanya seperti apa juga boleh. Ingat, jangan purnu purnu. Gak boleh, nanti saya di cegat pak pulisi.

Aku Terlahir Sebagai Tokoh Utama Game RomanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang